Sunday, December 31, 2006

di Semarang

Dear blogger,
perjalanan jiwaku semalam sempat terhenti sejenak karena keseringan dengar bayinya adikku bangun. Sudah biasa buatku swaranya tangisnya samapi ke gendang telingaku walaupun tidurnya di lantai atas. Sejenak aku sempatkan untuk berkhayal jika seandainya
para freshgraduated jadi PNS lalu di tempatkan di Papua nun jauh di sana, apa jadinya...eh masuk juga aku. Aku lihat 2 orang wajahnya mirip bob marle berdiri, mungkin juga kembar tapi sebenarnya dia berasal dari suku yang beda. Mungkin satu mirip arab dan satu mirip aceh, tapi bertemu di Irian. Yang aneh di mimpi ini adalah berkumpulnya tikus-tikus gorong-gorong segedhe marmut. Aku melihat seorang teman membersihkan sepatu yang kotor dengan bulu-bulu rambut berserakan di di tanah. Masih swasana papua dengan orang-orangnya yang mau lagi latihan, sambil memakai sepatuku seorang berdiri dengan pongahnya berkata padaku," masa kamu ngga kasihan adiknya ...."
dalam posisi tertunduk aku tahan untuk tidak melihat dengan seksama orang itu.
Wassalam,

eh ada si Roy

Location : Damaran
Time/date : 02.00-05.00 wib / 30 Desember 2006
Story of my dream :

Sengaja aku tune in gelombang radio yang lagu-lagu bukan radio ic, kemudian jiwaku lepas di sebuah tempat sekolah SD ku jaman dulu, aku main dengan teman yang kebetulan tinggal di depan sekolah itu.
Swasana lembali seperti ketika aku masih SD tapi jiwa kami sudah dewasa seperti sekarang, seiring dengan nyanyian lagu-lagu dari radio maka aku lihat para wanita pada menari-nari berkelompok ssalah satunya aku kenal,
adalah istrinya koko teman SMA dan anak perempuannya yang masih kecil. Jangan-jangan ada yang mlesetkan teh rossele dengan rosi hihih ada-ada saja, wanita yang lainnya sudah tidak kenal lagi. Roselle itu bunga merah yang bisa di seduh jadi teh manis.

Hadir si Roy temanku ketika di PTFI, dan menanyakan tentang pekerjaanku. Karena seperti di PTFI maka aku tanyakan dia kapan datang lagi ke TPRA, lalu dia rebahan di sofa yang sering buat ngobrol dulu.
Kemudian kami keluar di rumah teman yang di depan SD itu menuju halaman SD. Heran si Roy meludahi celana jean aku tepat dikaki kiriku. Ngga tahu apa yang membuat dia meludah seperti itu. Apakah tidak suka celana yang ujuung dilipat sampai lutut.
Ternyata di dalam lipatab itu ada plastik bekas kue, emang bak sampah apa ? Sekejap lapangan sekolah SD berubah jadi sebuah tempat asing yang belum pernah aku pijak sebelumnya.
Kemudian dia menanyakan kok bisa sampai ke sini, siapa yang janjikan pekerjaan ? Karena belum ada kerjakan lalu seseorang memberikan pekerjaan kepada saya, mengukur sebuah tong. Saya yakin itu bukan sebuah penghinaan tapi pertolongan.
Mungkin tong itu akan di buat tong sampah. Rasa-rasanya aku di bawa ke Papua lagi, sebab swasananya hitam putih saja, tapi mengapa sekilas ada RY. ceritanya mungkin harus diluruskan.
Bangun tidur aku mengingat lagi si Roy dan bisikan masuk ke benakku bahwa aku dicari RS, extreme close up : sepotong baju pramuka.

Friday, December 29, 2006

dari caroq sampai kolam renang

Location : Damaran
Time/date : 05.00-07.00 wib / 28 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku seperti jalan di ikuti caroq seperti komik itu, dijalan aku berpapasan denagn seorang SR angkatan 91 chinese dan ramah, kenal wajah tapi ngga kenal nama.
Jadi ingat jadul deh, ketika di lapangan basket itu, aku berdiri di bersandar ke pohon dan dia naymperin, sambil mengatakan...oh yang itu ya yang lo kecengin.
Tak tahunya yang aku kecengin itu pacar temanku sendiri dari kampus lain..heheh. Menuju sebuah saung dan masuk ke ruang masih di ikuti mas caroq tadi, melewati orang-orang gondrong yang sangar-sangar hiii di dalam mimpi masih ada rasa bagaimana begitu. Sedang setelah aku lihat mas caroq, agak ngeri juga tapi untung wajahnya tertutup rambutnya yang panjang, juga dadanya yang kokoh dan sedikit ada bulu-bulunya. Namun swaranya ramah ketika mempersilahkan masuk.


Jiwaku berlari dari kejaran orang-orang yang menginginkan benda itu, di kantong celana kiri ada kepingan uang bukan rupiah dan di kanan ada benda itu.
Akhirnya satu persatu orang yang mengejarku berkurang, tinggal satu orang lagi yang mengikutiku sambil menawar benda itu. Malah sempat aku menakut-nakuti akan mendekat pada polisi yang sedang santai di depan kantornya. Swasana kota ngga begitu ramai dan jalannya belum aspal. Aku menghindari orang tadai, tapi sepertinya orang tadi butuh sekali, maka aku naik ke atas sebuah bangunan lewat tiang besi.
Eh dia mengikuti terus lalu masuklah aku ke bangunan itu dan ternyata itu adalah kolam renang. Agak grogi juga sebab tinggi sekali untuk terjun langsung ke bawah. Untung ada sebuah karet hitam yang lentur sekali dikaitkan pada sebuah paku.
Kemudian aku beranikan diri untuk banji jumping...byurr!!! akhirnya aku berhasil mendarat ke air dengan mulus di ikuti oleh orang itu. Aku renang ke ujung tepi kolam, di situ sudah ada seseorang wanita yang duduk membelakangi banyak pria. Mungkin malu karena ngga topless.
Pria-pria sipit-sipit seperti orang-orang Indon yang di LN, wanita tadi ternyata sudah kenal dengan kami. Mereka hanya duduk-duduk saja di tepi kolam yang nampak gelap sedikit menakutkan. Salah seorang dari mereka meminta wanita tadi untuk menengok ke mereka. Sambil saling memuji
kesuksesan masing-masing punya anak buah. Aku melanjutkan perjalanan permisi mau keluar dari kolam renang itu. Kami harus melewati sebuah sungai yang deras namu tidak dalam, swasana jadi agak ramai walau hari mendung. Orang yang mengejarku jadi teman dan kami lupa tenatng barang itu.
Mereka menyeberang sungai meniti sebuah tambang dari semen yang menyilang sungai itu menuju ke bawah, licin sekali sepertinya. Tapi yang biasa seperti main skate board saja meluncur kencang sampai sebearang sungai. Kami menunggu sambil melihat para pengunjung yang lewat, ternyata banyak ibu-ibu dan anak kecil juga.
Giliran anak kecil ce itu mau meluncur, setelah ancang-ancang kirain meluncur ke bawah melewati titian licin tadi, eh ternyata lari menyeberangi sungai setinggi perut. Oh ternyata dangkal, dan perasaan takut ketinggian itu. Aku coba berpikir tentang kemungkinan ada alat penyeberang seperti misalnya kapal.
Eh tiba-tiba ada beberapa perahu jasa penyeberangan, anehnya dinyalakan dengan obor mesinnya dan memang bunyi mesinnya alias thats worked. Perahu-perahu bermunculan di awali dengan sebuah persaingan kecil, saling pepet pepetan, sehingga paerahu yang kecil kalah menyingkir.
Aku pun berpikir tentang kemungkinan desain-desain kapal yang futuristik, tukang bikin mimpinya seperti agak kewalahan dan berpikir agak lama untuk menghadirkan di depan kami heheh. Ya sudah yang aku pernah lihat saja, tiba-tiba menepi sebuah kapal speed boat segede gokart.

Location : Damaran
Time/date : 01.00-05.00 wib / 29 Desember 2006
Story of my dream :

Swara radio ic mengiringi tidurku, mimpikupun terbuat saat radio siaran ceramahnya mas gufron, aku lihat RP teman SMP ku ikut menyimak dan beberapa lagi yang lain, seperti di kelas namun seragamnya putih-putih.
Rupanya dia sedang belajar agama. Agak pedih juga sih mengikuti gelombang radio itu, tapi aku ingin melihat siapa yang terkumpulkan di dalam mimpiku, maka aku kuat-kuatkan saja. Maka hadirlah sosok-sosok teman ngajiku di bandung, dan anehnya mereka mengambil peran masing-masing hehehe.
Yang ngajar di dubbing sama swara radio, aku sambil duduk bersender terkantuk-kantuk memangku Qur`an. RP tengkurap sambil menyimak Qur`an, dan yang lainnya duduk di kursi. Tahu kalau aku hampir tertidur dalam mimpi, tentor itu mendataniku. Maka aku pasang kuda-kuda telapak tangan kiriku memagari dengan sigap.
Hanya sedikit tenaga saja untuk menahan sang tentor. Sangar juga dia rupanya badannya gempal. Kok jadi nyesel tadi kenapa mesti ngikuti gelombang radio, harusnya tidurkan saja.

Setelah radio habis batreinya giliran jiwaku yang bercerita, aku ceritakan saja pada salik-salik bahwa tadi itu bukan swara asli dia tapi di dubbing oleh radio yang aku putar. Apakah ngga malu tuh.
Kemudian munculah salik-salik yang lain seperti IB, Dosal, dll. Ada juga teman-temanku ebdesk jadi pada membahas ayat di tafsir Qur`an di sebuah kamar, heran juga lembaran kertasnya jadi sebesar kamar.

Setelah radio mati juga bermunculanlah ide-ide kreatif, jiwaku berada di sebuah toko yang belum di buka, melintas sebuah mobil mewah yang sudah usang, dimodikikasi dengan kontainer menjadi mirip becak heheh. Kirain itu guruku, tapi ketika dipanggil ngga nengok.
Aku menitipkan tikar kayu pada seseorang kernet dan menyebaranglah aku ke toko depan di situ ada tukangnya yang lagi bersih-bersih. Aku membawa oranamen 3 dimensi atau lebih mirip hiasan ukiran untuk ujung kuas/senjata tombak, tinggal finishing saja jadi murah bayarnya.

Swasana berubah sepertinya seorang ce yang lembut hatinya yang mengkhayal sebab nuansa warnanya merah jambu begitu walaupun ceritanya mimpinya bodor, ada teman SMP ku endah di situ yang panik setelah melihat seseorang memboncengkan HH yang berpakaian pink tapi kepalanya besar dan ada jam bekernya nempel.
ce itu khawatir kalau-kalau terjatuh nanti sebab oleng begitu jalannya. Kemarin siang aku ketemu HH lagi belanja bunga di plasa. Semangat sekali ceritanya dan bakat sekali jadi pedagang bunga, nama-nama latinnya hapal bo.

Wednesday, December 27, 2006

burung pemakan mangga tetangga

Location : Damaran
Time/date : 03.00-04.00 wib / 26 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di sebuah gedung pertunjukan karena malam jadi nampak gelap ruangannya. Hadir sepupu-sepupuku bersama anak dan istri mereka. Seseorang menanyakan yang mana must donk, lalu aku tunjukkan orangnya. Kebetulan di memakai pakaian ala jadul juga, dengan melipat lengannya sampai tinggi. Sementara itu masing-masing menerima snack. Lagu pun mengalir dari TV d kamarku. Bersamaan itu pula kesadaranku dibawa ke sebuah panggung pertunjukkan belum jadi dimana aku dan seseorang, sedang berada lokasi calon tempat operator. Dibuat mejanya pemanen dari semen, telihat kawat-kawat betonnya belum dirapikan. Seseorang membuat kaset-kaset sendiri dan membagikannya.

Kami duduk-duduk di bawah lorong bangunan belum jadi itu. Mendadak ada yang bau kentutku, alamak dia langsung pergi menghirup udara busuk itu. Aku pun ikutan pergi biar ngga disangka kentut hehe. Kok pakai sarung ya aku, sambil ku kibaskan-kibaskan aku merapat lagi.

Puspa tajamnya :
Ibuku terbaring dikerumuni cucu-cucunya dengan kostumnya seperti nenekku sambil berkata bahwa saya sudah baikan dengan adik iparku. Padahal memang dari dulu ngga ada apa-apa. cuma aku jarang ngobrol saja, karena kasihan saja melihat wajahnya yang sedih. Atau orang-orang tidak tahu kalau kami sudah damai.

snap shops :
Terakhir aku lihat seorang wanita pakai cutbray kakinya cuma satu duduk di kursi, siapakah dia ?

Realty :
Aca juga sudah bermain-main lagi dengan bapaknya ketika aku mengunjunginya. Jangan-jangan pikiran saya sendiri yang membuat sedih hati atau swara-swara mengikutiku ?
Sebenarnya memang di awali sebuah kesenangan. Dan maksud bapaknya juga ingin menyenangkan anaknya. Aca suka sekali melihat api, tapi dia baru tahu kalau api itu menyakitkan.

08.00-10.00 wib

Jiwaku melihat landscape sebuah kota masa depan, yang kadang bias dengan kotaku Klaten, namun yang ini lebih futuristic bangunannya.
Kami berjajar antri enyah mau apa, ada chuson di situ juga.

Jiwaku berada di sebuah tempat dimana ada lampu bohlam yang sedang menyala (sebenarnya lampu kamar) tapi yang ini banyak sekali, mendadak berubah jadi buah mangga dan pohonnya.
Seperti pohon mangga di rumah Tommy tetangga depan rumahku. Susah sekali meraih mangga itu sampai harus berebut dengan kalong, dan burung. Buah mangga sudah robek-robek disekelilingnya sampai aromanya menyengat hidung.
"Ngga dapat mangganya, dapat burungnya deh," pikirku. Benar juga akhirnya aku dapat menangkap 2 macam burung, satu sriti dan satu lagi emprit pakai alat pengambil buah itu. Nah yang emprit ini gerakan masih kuat hampir lepas dari genggaman tanganku.
Sementara itu sekilas seorang wanita tinggi langsing berkostum blus melihat kegiatanku. diam menyarankan mengandangkan dalam sebuah kotak. Kecil begitu aku buka eh sudah ada seorang aktor namun setinggi sejengkal tangan saya.
Kalau ngga salah spiderman dah.Khawatir juga kalau bisa lepas nanti, spiderman khan pinter, sementara kandangnya cuma kotak kaca begitu. Akhirnya aku urungkan niatku memasukkan burung-burung kecil itu.

Burung sritinya nampak lemas tapi begitu aku lengah langsung deh lepas dan masuk ke celana dalamku heheh.Tahu deh kenapa jadi enak begini, seiring dengan itu rasa hatiku memberitahu itu sriti pelantun jiran itu. Aku pun merogohnya dan bangun heheh. kok bisa-bisanya plesetan dalam mimpi. Anehnya wanita tadi tidak cemburu. AKu pun bangun lalu membersihkan diri.

Radio IC mengarahkan jalan penalaran dalam mimpiku, swasana bisa hening dan hanya mendengarkan lagu dari radio.
Jiwaku di zaki saudaraku dia tiduran saja kalau habis mengantarkan ibunya ke sebuah bangunan mirip mall@belum jadi.
Kemudian jiwaku di sebuah kolam besar mirip bangunan yang dipasang kamera di mana-mana seseorang berpakaian putih-putih sedang acting sendirian
muncul dari sebuah tempat seperti tempatnya orang yang disegani, anehnya orang itu di seberang tembok tidak mau mendekatiku, tapi sibuk saja dengan akatingnya.
Akhirnya swara lagu slow menghentikannya dan kami dapat juga ngobrol di atas gedung memandang langit sore.

Jiwaku berada di sebuah ruang mirip garasi kosong tua kami sedang rapat namanya ........bahasa inggris lupa lagi hehe. pokoknya bisa diplesetkan ke bahasa jawa (nama buah).
Kami rapat kumpul di situ, seseorang memberiku benih yang bisa membuat tanaman buah itu. Butir-butiran kecil itu di tebarkan di dalam ruangan yang berubah sekejap jadi kebun.
dan tumbuhlah pohon-pohon kecil itu, hadir ari adiiku yang menghitung keuntungan benih yang jadi dan tidak. Di dalam ruang itu ada seorang wanita dari jurusan biologi.
Katanya di tulis di kantong plasti itu. Sejenak aku berpikir darimana mereka tahu ya ? aku kemarin sempat menawar sebuah bibit tanaman dengan membandingkan dengan se sachet biji-bijinya ?
Satu sachet harganya Rp.10.000,- dapat sekitar 20 butir sedangkan satu benih tanaman siap berbuah satunya Rp.15.000,- Manis sih teh roselle.

Balik lagi ke garasi papan itu, rupanya tegep masuk, dan ikut juga rapat. Kapan-kapan dia mau memakai juga untuk rapat dan menanyakan kuncinya yang bawa siapa.
Dia ikut-ikutan membuat plesetannya. Singkat cerita rapat selesai kami pun pulang, dari belakang aku bisa mendeteksi siapa-siapa mereka ternyata teman-temanku SMP
yang suka budidaya tanaman. Ada ali yang rambutnya keriting, sekejap juga ridwan. Mungkin pada lihat pameran bunga di plasa kemarin. Biasanya kalau pulang kampung pada belanja ke situ deh.
Kami melewati sebuah gedung tua, di atas ada lampu spot light yang bisa gerak manggut-manggut, lalu lampu itu di ganti kepala manusia bule, jadi seolah dia sudah datang pagi-pagi sekalai padahal itu cuma duplikat wajahnya saja.
Kalau dilihat dari jauh memang mirip sekali dengan kepalanya yang plonthos. Kemudian kami melihatnya dia cipika cipiku dengan patungnya sendiri tanda terimakasih sudah di jagakan.

Tiba-tiba frekeunsi hatiku terkontaminasi dengan swara wanita yang komplain tentang pulsa telepon, seperti bulikku yang di kalsel. Tapi kok bias dengan pak tonga yang di TPRA.
Mungkin dia cuti natalan. Ada ibunya bagyo yang bawakan surat lamaran, mungkin bagyonya pulang kampung.

Location : Damaran
Time/date : 04.00-06.00 wib / 26 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di basin ketika masih belum di pugar rumahnya berarti jadul lagi, swasana agak remang-remang di situ tapi memang
berkesan banyak tamunya. Salah satunya seperti mirip MM SR'91 bersama suaminya sedang menerima tamu entah darimana. Anaknya masih balita walaupun keriting tapi manis heheh.

note :
jadi ingat catatan mimpi jadul. Yang jadi pertanyaanku kenapa kalau mimpi dia lokasinya di rumah nenek ?

Jiwaku meloncat lagi ke jaman lebih dulu lagi, ketika masih SMP, kami di kelas, tiba-tiba datang seorang tentara mirip guru sejarah SMA ku menodongkan brem-nya ke arahku, sampai nyentuh bagian tubuhku alias menyodok.
Sakit juga rasanya pak, aku pun beranjak dari tempat duduk dan mencoba bertanya kenapa ? Ternyata di belakang bajuku, di tempeli kertas bertuliskan : bla bla ...audit bla bla, kalau di plesetkan swaranya kedengaran seperti tokoh itu.
aku tahu bukan tentang keuangan. Sambil menahan kekesalan. Tiba-tiba sekolah swasananya berubah berada di sebuah perkebunan kami siaga menempati barisan di balik pepohonan yang baru tumbuh.
Aku berkostum hitam putih seperti orang kantoran dan yang lain pakaian tentara jadul heheh. Datanglah seorang bule yang mencariku. Heran juga bule itu kenapa pada siap siaga begitu seperti mau perang saja, sementara tidak merasakan hal itu, sebuah pistol di masukkan plastik di centelkan di sebuah pohon dan aku meraihnya, seolah memang akan ada bahaya.

comment :
Seingatku saudaraku di LN pernah cerita tentang bisnis keluarga aidit di sana.
Cukup sering merasakan sodokan-sodokan itu tapi waktu itu memang ngga melihat hanya merasakannya. Terimakasih pada yang telah membukakan mata batinku.

Monday, December 25, 2006

guling blue jeans

Dear Blogger,

Tadi pagi setelah semua senyap termasuk radioku, jiwaku berada di sebuah ruang dengan langit-langit yang tinggi, hadir banyak orang tapi aku ngga kenal semua, putus nyambung dan melompat-lompat dari frekuensi gelombang mimpi satu ke yang lain. heheh

nah ketika berkumpul bersama-sama dengan orang-orang yang berseragam tk aku baru tahu, bahwa aku diposisikan sebagai aca ponakanku. walaupun tubuh kami dah besar-besar tapi masih bertingkah seperti anak tk. cuma yang aku ngga enak adalah pandangan mereka seolah biangnya. Aku tahan saja emosi jiwaku biar agak lama.

note :
Memang ponakanku di sekolahnya dulu ( karena sudah keluar ) sangat menonjol. apalagi kalau bukan karena komentar/celetuk-celetukannya. Masa bilang "bu guru cantik" terus diminta pindah sekolah. Sekarang dia belajar sendiri komputer tutor dam main game, usianya belum juga 5 tahun ini. Ternyata juga ngga enak sekolah dengan guru dan temannya yang seperti itu. mending belajar sama pak dhenya aja hehe, hobinya main-mainan haul truck itu mendorong dia untuk tahu banyak, terpaksa deh bapaknya mengantarkan ke lokasinya dan diapun bergaya di situ seperti aku dulu. Tapi kasihan dia lagi dapat musibah kecil, bukan salahnya sebenarnya tapi ortunya, mudah-mudahan bisa di ambil hikmahnya. kagum rasanya aku melihat dia bisa mengajari bapaknya untuk hati-hati dengan swara seperti layaknya ortu, apalagi di depanku. aku saja berhati-hati kalau ngomong dengan bapaknya itu, sebab sering di debat. juga mendadak menangis kepadaku walaupun lukanya sudah agak sembuh, " sakiiiiiiiit pakdhe begitu berungkali seolah aku diminta untuk merasakan pula" Menatap atanya adalah mata guruku, mata nenekku yang sudah meninggal, mata adikku nun jauh di sana, mata-mata yang faham dan merindu.

Sekejap jiwaku slip di sebuah toko hard off sambil menggandeng anak balita lebih kecil dari ponakanku namun pikiranku di ponakanku, sementara mereka menunggu di luar. Aku membawa teropong bintang mainan dan menanyakan pada pejaga toko dimana bisa menjual teropong ini. Lalu penjaganyapun menoleh dan menunjukkan tempatnya.

Kepalaku masih penat karena itu hatiku harus di netralkan lagi sebelum bangun dari tidur. Jiwaku berada di sebuah dipan dimana ada 2 orang ce yang sedang rebah berpakaian lengkap satunya pakai celana blue jeans. Aku tertidur enak memeluk guling blue jeans itu, entah sapa aku ngga tahu heheh.

Friday, December 22, 2006

buku tamu

Kemarin pagi jiwaku di mana yah, kok seperti ada si kris.
Extreme close up shots : mengisi buku tamu, tapi isinya simbol-simbol begitu.

Thursday, December 21, 2006

putih seperti kapas

Location : Damaran
Time/date : 02.00-03.00 wib/ 21 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di sebuah rumah dimana seorang wanita gemuk sedang menggendong bayinya.
Kemudian suaminya meminta aku untuk menimang-nimang bayi itu. Agak sedikit dipaksa sih jadi ngga enakan swasananya. Kemudian orang naik tangga membawa sepeda warna putih mirip sebuah kantor, sementara ada orang yang minta downline padahal aku sudah tidak main MLM lagi.

Begitu lepas seluruhnya aku berada di ruang tamu yang gelap dan mendadak berubah menjadi bercahaya yang tidak menyilaukan mata putih seperti kapas. Sepasang manusia lari masuk menuju kamarku dan yan lelaki melindungi/menutupi wanitanya. Ternyata adikku sendiri : ari. Keindahan itu hanya berlangsung hanya sekejap dan aku hanya bisa ngonangi saja kemudian digelapka lagi. kamrku menjadi gelap seperti adanya. Sedang jiwaku masih lepas hanya indera perabaku yang bisa menangkap bentuk. Kemudian aku gunakan energi pikiranku untuk kembali ke alam fenomena, maksudnya ingin terbang tapi kok ngga bisa-bisa. Malah dikasih kendaraan untuk terbang, kirain burung rajawali ternyata ayam sayur...heheh.

Kira-kira pukul pagi jiwaku berasa di tetangga sebelah duduk-duduk sambil minum kopi berpayung awan. datang 2 orang wanita entah siapa, dan menanyakan apakah kriteria tua itu. Dan apakah kalau jiwanya tua sama dengan orang pinter. Serta merta aku beranjak dari tempat duduk dan memnujukkan alat indikator tua/blm pada dia. Alangakh kecewanya dia setelah dia belum tua jiwanya, sambil ngomel lalu pergi saja.

Swara tangisan bayi di balik tembok membuatku telingaku sakit, kemudian ponakanku aca lari sambil membawa bayi itu ke aku supaya diam. Aku raih lau kusenandungkan lagu, eh mendadak diam dan bangunlah aku dengan perasaan lega.

Tuesday, December 19, 2006

lesehan di bandung

Location : Damaran
Time/date : 07.00-10 wib/ 18 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berjalan di sebuah sekolah antah berantah yang gedung-gedungnya belum pernah aku lihat sebelumnya tapi perasaanku ada di kampus SMA ku dulu. Aku berjalan dengan seseorang seperti SS yang sekarang di beacukai. Saat memilih untk kegiatan ekskul aku dihadapkan beberapa pilihan. Siapa yang bawa hatiku ?

Di sini aku di uji, mana yang membuat hatiku terasa ringan. Nah ini dia ada sebuah ekskul yang berbau arab, di situ kami di ajari bahasa Arab. Dari kejauhan aku kihat serang mirip AA dan mas docan sebangku. Namun AA tidak pakai jubah putih tapi hijau tua mengkilap. Lalu aku dekati, belum smpat sampai AA nya sudah bernajak pergi.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-06.00 wib/ 19 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di sekitar rumah mendengar swara di kumandangkan padahal langit sudah keadaan terang begini, om mimin menyilhakan untuk sembahyang.
Sementara kedua telingaku terus mengarah ke radio yang lagi berita dari BBC. Frekuensi itu menggelombangkan jiwaku ke sebuah daerah mungkin di gantiwarno dimana di situ aku pernah mengambil gambar diriku di depan korban gempa.
Seseorang teman SMA yang berbadan agak gelap agak sedikit iri melihatku yang banyak disukai walau juga berkulit gelap. Di sebuah rumah aku temui seseorang malay yang cerita tentang dimana kuliahnya, dll. nama kampusnya saja lucu.
Entahlah aku lupa lagi namanya.

Sekejap aku berada di bandung di sebuah keramaian di lesehan di trotoar, aku bersama hendri kawanku di Tipos dulu dan seseorang lagi entah siapa. Di sepanjang trotoar kaki lima kami temui permainan-permainan unik yang di permainkan beberapa orang.
Aku baru sekali melihat permainan-permainan itu. Akhirnya kami ikut main dan aku kira si hendri juga sama bodohnya seperti aku. Ternyata dia sangatlah lihat, tidak di duga-duga dia bisa menjelaskan tentang kondisi keuangan di sebuah negara, sambil tangannya meremas tabung keramik.
Anehnya keramik itu masih seperti basah saja. Dia remas sehingga lobangnya bisa dimasuki uang receh. Aku terharu karena ternyata dia pintar. Wajahnya masih seperti dulu namun sekaranga agak gelap. Aku baru sadar swara itu di dubbing radio,jadi bukan dia dong yang pinter tadi heheh.
Giliran yang lainnya memainkannya tapi swara radio menjadikan mimpi ini tetap berlanjut.

Kami duduk ngobrol di sebuah trotoar dan atmosfir BIP nya kerasa banget, di samping kananku duduk hendri tadi ( kalau di jogja dipanggilnya mas pur hehe ). Dan wajahnya sekarang kok agak putih dengan rambut seperti bule. Anehnya dia sekarang nampak putih dan ganteng rambutnya juga putih.
Apakah bias dengan iwan fals heheh. Aku lihat AD dan MI jalan sambil menggendong anaknya nampak kebingungan habis nyanyi di sebuah gedung. Kok nampak seperti ngga ada yang mengenali dia yah ? Emang ngga ada yang ngefans ke mereka apa ? Dia kebingungan tengok kanan kiri mencari kendaraan,
Mirip bang iwan fals. DA kemudian melihat Hendri yang lagi duduk lesehan dia menyapa kecil dari kejauhan seolah bicara : he kemana aja kamu ? Lalu dia berlalu dan mnghilang diantara hiruk pikuk manusia. Aku lihat dia mengejar istrinya yang sudah menyeberang jalan.

Kami berganti swasana di sebuah pegunungan, aku membawa sebuah tempat pembakaran dupa dari bambu tapi dupanya tidak bau. Seperti piknik saja dengan anak SR. Piknik kok ke kuburan hehe, tapi makam yang swasananya tidak seperti makan lebih mirip seperti ranjang terbuka.
Di sepanjang perjalanan kami membawa dupa itu. Kami beristirahat sebentar dan berfoto-foto ria. Masing-masing punya kamera digital sendiri. Kami saling minta tolong di foto. Eh ada aminudin siregar hehe, giliran aku mau foto kameraku rusak, kok jadi kendor semua sekrupnya.
Aku pikir apakah tandi kedudukan sewaktu di taruh di tas.

Singkat cerita sampailah lokasi peristirahatan anak-anak jepang. Aku lihat mereka di selimuti wool kubiran. Nampak kakaknya yang masih hidup mengeloninya.
Tidur dengan damai, aku mendekati salah satunya dan memanjatkan doa untknya dalam hati. Eh ada jawaban dari dalam nisannya dalam bahasa jepang, swara anak kecil bergema.
Berarti kalau aku berdoa dalam mimpi dalam hati malah di jawab dong heheh. Kakaknya tadi kemudian pergi dan tidak nampak kesedihannya. Juga orang-orang di sekitarku mereka hanya melihat-lihat saja.
Akhirnya sudah selesai perjalanan kami menyusuri makam dan dupa di buang begitu saja di atas selimut bagus kembang-kembang itu. "Ah sayang sekali, jadi kotor selimutnya" gumamku. Sedang aku jadi tertarik
dengan tempat dupa nya yang unik, baru kali ini aku melihatnya, itu pun dalam mimpi. Maka aku bawa saja pulang, aku masukkan T-shirt sambil kupengangi.
Dalam perjalanan menuruni makam aku lihat sekilas AD tadi sudah dapat kendaraan dan menunggu diperempatan. Setelah pintu keluar makam di luar sudah menunggu para penjaja souvenir.

Sekilas ada chuson teman SMP ku di situ, " lho ngapain dia di sini?" pikirku. Oh ternyata dia lagi mengawasi anak buahnya yang lagi jualan saouvenir. Sementara anak buahnya itu mirip randy, dia mengejarku menawarkan barang dagangannya.
Ah beli apa ngga yah ? Kalau ngga, nanti ngga enak sama chuson. Randy memperragakan mainannya itu, dilemparkannya ke atas hehe bisa terbang seperti bunga brotowali, tapi dari rotan. Sepertinya dia melihat ketidaktertarikanku, lalu dia mengeluarkan mainan yang lainnya.
Nah ini bikinan bu retno ( istri chuson ) sambil senyam senyum, aku semakin tidak enakan kalau ngga beli. Sementara tangan masih menggenggam wadah dupa tadi. Sengaja aku perlihatkan sedikit supaya tidak dikira bawa sesuatu yang mencurigakan.

09.00-13.00 wib

Jiwaku berada di rumah tapi jaman dulu belum direnovasi, masa di dalam rumahku ada seorang penyamun yang lagi@mabuk.
Sementara orang bubaran dari sembahyang masjid. Swasana agak gelap jadi aku ngga bisa kenali orang yang mabuk itu
Kemudian kami seret saja keluar, beberapa yang hadir dalam mimpi siang blongki itu yaitu must donk (sebenarnya ngga dikehendaki masuk hati).
Anto adikku juga di situ. Rupanya dia tahu siapa orang-orang yang pada minum bir itu. Aku terpaksa menangani sendiri si pemabuk itu.
Aku bacakan ayat kursi hingga terbakar dadanya. Habis mabuk ngga tahu tempat, di rumah orang begitu, ngga lihat apa deket masjid. Aromanya juga kemana-mana.

comment :
Ceritanya juga sangat jauh dari kenyataan hidupku. Hanya menguras energi saja. Pikirannya kok ngelantur keamana-mana, aku tidak menuduh siapa yang khawatir.
Di rumah cuma ada bapakku saja. Padahal khan cuma berpikir bagaimana kalau botol-botol itu di buat vas bunga. Baru berpikir saja belum berbuat sudah di adili. Tega benar ya, mending sandar saja.
Mungkin cara menalarku dihadapkan pada posisi tersangka yang yang akan dihakimi oleh nalar,dibela oleh nalar, dengan saksi dan juri nalar pula.

Cerita kedua mengalir saja, seorang saudara ingin nikah datang dari luar jawa, tapi naas di tengah jalan ada musibah. Aku naik bus di depan, kadang naik bobil.
Karena konvoi malah menimbulkan kemacetan di jalan, dan banyak para pelajar ikut meloncat naik dibelakang mobil, ada salah satunya yang jatuh.
Kami ternyata malah wisata mampir semarang lihat pantai. Atau bias dengan yamashita koen ? Di cerita kedua ini mimpiku agak terang, jadi aku santai saja mengikuti jalan ceritanya.
Aku lihat Aca ponakanku pulang sendiri, padahal masih kecil naik kereta kuda, kemudian sampai stasiun naik kereta. Aku ngga punya ongkos pulang ke Klaten. Kirain dibayarin Aca hehe. Dia mengacungkan tangannya yang membawa lemabaran dan ternyata bukan duit rupiah. Jadi dimana aku ini ?

comment :
Persepsi yang mengendalikan panca indera jelas memiliki kelemahan, sebab pancaindera manusia memiliki kekurangan pun pancaindera hati. Demikian juga dengan ingatan, karena ingatan dapat hilang atau hanya akan
menanggapi hal-hal yang menjadi kertarikannya saja dan melupakan detailnya yang mungkin malah itu sebenarnya yang penting. Kadang ingatan kita juga bercampur dengan persepsi emosi sehingga kurang dipercaya untuk
mencapai suatu kebenaran.

Sunday, December 17, 2006

Minggu pagi yang seru

Location : Damaran
Time/date : 04.00-06.53 wib/ 17 Desember 2006
Story of my dream :

Radioku habis baterenya dan bawah sadarku mengingatkan itu, namum aku sengaja ingin menikmati tanpa gelombang radio...malam minggu ini heheh.
Artinya siap menghadapi apapun di alam mimpi. Benar juga ceritanya surprising me dan aku hanya menyaksikan saja. Tidak semua aku ceritakan sebab bisa
menjadikan polemik keluarga nanti. Apakah ini namanya su`udzon atau hasil dari sebuah mawas diri, entahah hanya mengalir seperti main film saja.

Jiwaku di sebuah rumah entah rumah siapa, rasanya aku belum ke situ sebelumnya. Ada para pemainnya antok adikku, ada seorang mirip DH presesnter itu dan beberapa orang yang aku lupa lagi namanya. Rupanya di alam mimpi ini rasa ibaku muncul dan ingin menghadirkan aca ponakanku dan ibunya, tapi kok ngga bisa ya ? Setiap lintasan batin memvisual spontanitas tak terhijab lagi.Mungkin harus di konfirmasi ke anto-nya, daripada menduga-duga. Aku lihat anto jalan sama wanita itu, padahal kenal saja tidak. Atau itu wajah mirip anto ?

Kesadaranku kembali ketempat tidur dan kain sarungkan tersingkap sampai paha, seorang ibu-ibu datang memberitahu tentang hal itu, tapi aku cuek saja.Khan dikamar cuma sendirian. Hmm..tapi sepertinya ada banyak yang hadir.

Jiwaku berada di rumah kost sangkuriang jadul ketika kuliah, aku mendengarkan swara cekikikan AWR,Yuono dan Keju. Rupanya lagi pada nyetel kaset hasil shootingkanku.
Aku baru saja datang dan mereka tidak tahu, terutama yuono ketawanya terlalu khas. Aku jaga sikapku supaya biasa-biasa saja, akhirnya mereka tahu kedatanganku lalu, keju keluar kamar aris menuju kamarnya sendiri.
Aris keluar dan sikapnya berubah serius. Swasana pun senyap, padahal dalam hati aku ingin ketawa-ketawa juga. emang barusan nyetel apaan sih ?

Jiwaku berada di sebuah tempat penambangan di lereng gunung, mungkin deles. Aku heran kenpa pasir segunung itu menutupi jalan, kapan longsornya ? Kata andi sih dalam mimpi ini karena must donk dan ari yang mendaki bukit bagian sana tadi.
Kemudian mendadak sudah di buat jalan tembus ke klaten melewati bukit pasir tadi. Karena di tambang rakyat jadi tempat penginapan kami kumuh, aku bolak balik mau cari tempat untuk sholat. Kemudian kami berjalan keluar kemah dan aku sempat bertanya apakah perbedaan anggota DPR dengan MPR itu.

Sesaat aku melihat celana yang kupakai. Hmm ini celana siapa ya ?
Kadang kami sudah ada di kamar jadul damaran dan masih must donk nya yang kelihatan sibuk sama ari, sedang akunya nyantai saja mencari pakaian yang bersih untuk sholat, hmm ini ada sarung warna hiaju muda cerah sekali, aku pinjem saja.

Jiwaku di di sebuah sungai yang besar dan alirannya deras di pinggirnya kali ada restauran, kami berdiri di atas bebatuan dan melemparkan umpan dengan kail. Ada Sabtono yang semangat sekali melemparkan umpannya sampai jauh sekali.
Ada caca yang tiba-tiba muncul dan ikut melemparkan kail kemudian dia lari melihat apakah sudah dapat ikan dalam sekejap, tapi bukan dengan kain melainkan dengan raket tenis, mungkin jaring dari raket tenis. Mendadak ari muncul, biasanya mimggu pagi dia tenis sih.

Tapi kok bisa melintas dalam mimpiku begini ? Akhirnya aku sudah berada di restaurant dan di sampingku sabtono. Caca lari-lari kegirangan menuju teman-teman SR yang juga menyaksikan. Entah kenapa Caca copot pelapis BH nya, yang cuma ditempelin di dalam baju.

Lepas keluar melalui lengannya hahaha kami pun tertawa terbahak-bahak. Lalu dia minta tolong kepada temannya untuk membetulkannya. Ya ampun...mungkin biar kelihatan gedhe pakai pelapis segala, mana ngga pakai tali lagi. Jadi meluncur ke lengan dong hehe.
Tahu ngga waktu dibetulin teteknya jadi distorsi gitu, karena itu BH nya jadi ngga muat, tawa pun pecah dalam sesaat. Entah hasil pikiran siapa ini, aku ngga tahu.

Saturday, December 16, 2006

3 lokasi satu dimensi

Location : Damaran
Time/date : 06.00-11.20 wib/ 16 Desember 2006
Story of my dream :

Swara ic radio yang cukup kencang membawa kesadaranku ke sebuah daerah antah berantah. Di padang rumput di perbukitan yang di selimuti hutan kami serombongan berjalan dari kejauhan seperti ada panggilan untk segera pulang.
Seseorang berbisik kita sedang di Perancis sambil meletakkan kotak-kotak bekal kami. Panggilan itu ternyata berasal dari sebuah tempat pertunjukkan.
Sebagian dari pulang dan kami menyusulnya. Sebenarnya sih agak malas karena harus berunjuk kemampuan dipanggung. Aku berpikir keras kira-kira mau ngapain ya di atas panggung tadi.Bentuk panggungnya mirip coloseum dan anehnya hanya topeng-topeng saja yang unjuk gigi. "Kok jadi mistis gini," gumamku. Aku lihat sebuah topeng bergerak-gerak dan memakan topeng yang lain. heheh kami lari melewati belakang panggung. Giliranku untuk maju ke pentas karena ngga ada ide lagi spontan aku berpuisi saja, membolak balikkan kata.
Seperti ada seorang ce bule yang ikut rombongan kami, entah karena tingginya atau memang bule.

Ceritanya habis pulang sekolah masih pakai seragam dan harus antri dempet-dempetan entah mau ngapain, salah seorang kawan putri kami antri di barisan kelas lain, langsung aku tarik masuk ke barisan kami. Ngga tega melihat kawan kami di gencet, tapi sepertinya dia senang-senang saja heheh. Sekilas sih seperti di warungnya pak wito gayamprit situ. Di bawa siapa ya hatiku..?

Akhirnya jiwaku dalam sekejap sudah berada di sebuah rumah putih besar, ada AWR teman SMA ku dulu, berarti sedang di TPRA dong jiwaku.
Lho kok ada adik kelas mgt UP berkostum hitam, ah mungkin dia adiknya, kok nampak akrab begitu.

Friday, December 15, 2006

arwen indon

Location : Damaran
Time/date : 14 Desember 2006
Story of my dream :

Swasana gelap namun karena kami pakaiannya putih jadi kelihatan juga aktivitas yang sedang dilakukan.


Location : Damaran
Time/date : 04.00-05.20 wib/ 15 Desember 2006
Story of my dream :

snapshots : ika mgt`90 memakai sweater. Kok bawa pedang seperti mau anggar ?

Jiwaku berada di halaman rumahku ketika masih belum direnovasi, hadir HP teman SMA-ku memberikan hadiah sepeda tua warna hitam.
Satu lagi sapa yah ? ( Kemarin sore habis chatt dengan Greg ) Ceritanya kami ngga punya kendaraan, aku sih senang saja dikasih sepeda.
Kemudian bapakku keluar rumah sambil membawa sepeda tanpa sedel. Aku lihat bodi sepeda yang habis di potong sedelnya yang keliahatn masih tajam.
"Nah sepeda tua itu buat bapakku saja aku yang ini,"kataku.

Jiwaku melihat artis sinetron AS berkostum putih anehnya kupingnya lancip seperti arwen LOTR.Heheh ada-ada saja lho. Lokasinya seperti di bengkel mobil di kampungnku itu sih. Kami duduk-duduk santai di sebuah meja panjang, seseorang ingin pulang ke rumah dan takut sendiri maka aku antarkan.

Bersama-sama aca ponakanku berbaris seperti mau ikutan game. Singkat cerita kami menang. Kemudian swasana berubah jadi di TPRA pegunungan dengan lalu lalang bus orange. Segar rasanya karena memang seperti betulan.
Ponakanku masih ikut dan pemandu kami menerangkan satu persatu nama-namanya. Di atas ada sebuah masjid, aca kira itu rumah makan.
Hmm..kok seperti baru pertama kali di sini ya ?

Wednesday, December 13, 2006

Lha bule mana tuh ?

Location : Damaran
Time/date : 08.00-11.00 wib/ 13 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku di sebuah kelas bangkunya masih seperti bangku SD, tapi orangnya sudah gedhe heheh, duduk disamping kiriku ce. Di sebelahnya ce HS primadona waktu SD. Ceritanya kami mengerjakan soal latihan, semua anak mengeluh mengerjakan karena memang soalnya susah sekali. Saya nyantai saja sebab aku pakai buku yang ada jawaban latihan di balik lembaran soal itu. heheh ce di sebelahku cemburu ketika menatap sang primadona kelas.

Sekejap aku di rumah tetapi seperti bias dengan di hotel lantai bawah, aku mencari sandal, ah akhirnya ada juga entah sandal siapa.
Joko adikku memberitahu biasanya kalau sudah acara ini, bagyo ngajak renang. Hmm..terkenang masa kecilku dulu. Karena Joko sedikit maksa aku ngga enak juga kalau menolak. Apalagi di tunggu must donk di luar.

Jiwaku di sebuah tempat seperti ruang bawah, kumpul beberapa bule laki wanita di situ. Ceritanya aku mendapat penghargaan dari sebuah acara.
Sementara teman-temanya menunggu sambil hanya bisa membayangkan temannya yang sedang senang-senang di ruang atas. Untuk menjaga perasaan kawan-kawan di bawah aku
bawa hadiah coklat itu ke bawah dan kami makan bareng. Aku menghilang sebentar dan begitu balik coklat sudah didesain dan di ukir sedemikian rupa menjadi pigura cermin bertema matahari.

Tiba-tiba aku di sebuah stand ada kawan-kawan alumnni SR seperti udang yang meilih tinggal di kamar hotel dari pada menemui pengunjung, padahal dia yang setting standnya. Hadir pak NB housekeeping manager hotel Q yang ikut nimbrung makan-makan di situ.

eh ada ceu kokom

Location : Damaran
Time/date : 06.00-11.00 wib/ 12 Desember 2006
Story of my dream :

Entah jiwaku sudah kemana saja tadi lupa lagi, yang kuingat ada mobil sedan hitam. Kalau habis posting email ya beginilah.
Yang paling kena di akhir tidur saya. Sekilas aku lihat seorang ce pakai seragam batik warna biru putih, sambil berkata :"dia ke aceh".
Siapa yang dimaksud ya ? Kemudian dalam waktu sekejap dua orang ibu berseragam PNS cipika cipiku sambil terharu.

Keberisikan swara di hatiku aku gunakan untuk mengalihkan hati ke salah satu gelombangnya.
Kemudian sekejap lepaslah jiwaku ke sebuah rumah lantai dua. Banyak orang-orang papua setengah telanjang di situ ceritanya mau main sepakbola.
Tapi karena ngantuk banget akupun tidur hanya dengan celana pendek warna kuning. Infact : aku tidur pakai celana panjang. Ye, salah nebak ya ?
Salah beberapa orang melihatku dan seseorang memotretku, aku cuek saja, kenapa harus malu ?
Kalau lihat gambarnya mengundang pertanyaan dan bisa berkembang menjadi gosip.

Bangun tidur di alam bawah sadar membuatku haus sekali dan aku pun mencari minum, segelas coca colaku sudah di embat orang. Barangkali karena pada haus sehabis main bola. Mereka pada duduk-duduk di kamar, orang-orang papua itu pada telanjang dada saja.
Sekilas ada pri saudaraku yang di Cipete, yang sering keliling kota mendekor panggung pertunjukan musik, tumben bisa masuk mimpiku heheh. Ada segelas coca cola yang sangat dingin masih utuh, tapi ngga aku minum sebab punyaku.
Karena berada di antara mereka akupun berlagak menyerupai mereka supaya tidak kelihatan menonjol, yaitu dengan agak membungkukkan badanku heheh. Aku ke kamar sebelah aku lihat om dul juga om om yang lainnya pada di situ, aneh kok om om korban gempa itu
pada kumpul yah ? Aku lihat sepiring ketela rebus warna-warni, ada kuning, putih, ungu, biru. Sementara mereka ngobrol aku sambar yang warna biru lalu pergi. Dalam hatiku : Hmm...Tidur ternyata bisa lapar juga heheh. Om dul akhirnya menegurku dan minta mencari must donk,
istilah om dul sih "menembus" karena dia belum pernah ketemu di alam seperti ini. Jangan-jangan ini khayalan orang yang dicari itu, sontak aku bangun tanpa mengiyakan, ternyata haus beneran.

Analisa :
campur aduk antara beberapa frekuensi yang pengen bercerita sendiri-sendiri menghasilkan cerita baru.
ninogoba Allah nen nimbirak niniki ambit lambunogo pinanegerak ti, alindak ekolorak meya oo...artinya tanyakan pada wanimbo.

Location : Damaran
Time/date : 02.15-02.30.00 wib/ 13 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di sebuah kelas kecil di situ kami sibuk mengerjakan soal-soal ujian. sekilas hadir teman SMP/SMA ku SA,SS,WW. Kita saling kerjasama. entah siapa yang menghayal aku tidak tahu. Waktunya sangat singkat padahal soal-soalnya harus di selesaikan semua.
Pak gurup un datang, teman-teman sudah pada selesai sedang aku belum, semua dikumpulkan tapi aku tidak daripada nilainya jelek mending tidak, maksudku mau aku kasihkan nanti sendiri setelah aku perbagus.
Kami pun akhirnya pulang sambil ngobrol santai saja seolah tak terjadi suatu apa. Eh di tengah jalan ketemu sama pak guru tadi. Aku pun mempersiapkan mental untuk ditanya tentang pekerjaan tadi. SS muncul dengan wajah agak takut mengambilkan hasil pekerjaanku. Rupanya pada segan ya ? Aku pun menjelaskan secara gamblang kenapa itu aku lakukan.
Akhirnya aku ambil dan aku serahkan hasil pekerjaanku tanpa kuubah sedikitpun, dan langsung di koreksi ditempat. Hmm..kok kertas jadi segedhe tembok begini ya heheh...satu persatu jawaban soal ujian dibahas dan di kasih nilai, satu soal skala 10. Pas ngasih nilai satu guru itu sambil melihatku dengan mimik wajah kecewa begitu.
Tapi aku tetap tegar, sebab sudah biasa dapat nilai segitu heheh pas giliran nilai 9 guru itu ngga menengok ke arahku sedikit pun. Diam-diam datang seorang wanita asisten dosen itu, hmm..perasaan pernah lihat deh, tapi dimana yah ? Pertanyaan itu aku simpan dulu sementara dosen itu masih sibuk mengoreksi. Lho kok jadi berubah soal seni rupa.
Pakai di coret-coret lagi koreksinya. Gambar sungai dengan 2 kapal di kiri kanan tepinya disilang dia ganti gambar satu kapal yang besar. It`s Ok. Aku pun menjelaskan jawabanku dengan swara wanita. Biarlah di dubbing sama wanita sebab sebenarnya swaraku gandem. Biasanya luluh tuh dosen heheh. Nah mungkin karena pengaruh dari wanita tadi ya ?
Aku mencoba mengingat-ingat siapa ya wanita itu, tapi seperti buntu saja tidak ada jawaban visual dalam hatiku. Akhirnya koreksi selesai waktunya menjumlah setiap nomornya. Detik-detik menegangkan itu ternyata tidak boleh aku saksikan, mendadak swara bisikan menyebutkan sebuah nama wanita, tapi bukan yang dalam mimpi ini, lain lagi. tetap saja menimbulkan pertanyaan
pada diriku......yang mana ? Yang ada dalam benakku masa SMA bukan masa di hotel itu.

comment :
Bangun tidur badanku serasa segar tidak seperti biasanya, aku mencoba mengingat wajah wanita lembut itu. Album foto kuliah aku buka-buka....nah ini dia orangnya.
namanya ceu kokom teman KKN dulu ketika di ganeas. Dulu ngga pakai ceu kalee...kokom doang dan belom ada kokom dotkom heheh.

Tuesday, December 12, 2006

motor-motoran di alam mimpi

Jiwaku naik lantai dua dan clingukan mana ruang kuliahku.
Aku longok satu persatu tapi semua wajah ngga ada yang kukenali.

Location : Damaran
Time/date : 21.00-23.00 wib/ 11 Desember 2006
Story of my dream :

Berisiknya swara TV acara om Frahan membawaku swasana gelap dimana aku diboncengkan desta mengendarai motor menyusuri jalan raya di tengah jalan ketemu aci. Motor-motoran nih ceritanya heheh.

Sunday, December 10, 2006

dibawa kemana-mana

Location : Damaran
Time/date : 08.00-11.00 wib/ 09 Desember 2006
Story of my dream :

Aku turun dari colt butut di anatar oleh saudara. Memakai sandal kuning. Segera menuju sebuah masjid besar, swasana kampus sangat terasa di hatiku.
Jiwaku di bawa ke sebuah bangunan besar dan kami di lantai bawah, berderet berjajar orang-orang berpakaian hitam putih, salah satunya ku kenal sebagai aat, seorang wanita nyamperin dia tapi idanya cuek. Aku dekatin dia dan aku tanya namanya apakah betul dia aat. Dia malah bingung dan jawabannya bernada konfirmasi lagi. Ceritanya dia mau naik kapal segera. Aku tanyakan nama kapalnya malah dia jawab "Seiko" mana ada nama kapal itu ? Hmm..Rasa-rasanya kok seperti di Salman ITB tapi kok lebih luas. Ada yang membawa anak-anaknya, ada 3 orang yang sedang main kartu hmm..seperti swara pidi baiq heheh. Swara TPI sedikit mengganggu konsentrasiku.
Aku mengambil air wudlu dari genangan air hujan, belum selesai wudlunya aku segera ingat kenapa tidak ke tempat wudlu saja, bukannya airnya melimpah.
Pas lewat di dekat anak-anak yang main kartu tadi, TPI sedang nyanyi lagu madu dan racun, sontak saja mereka ikut di dubbing dan main kartunya selesai.

Aku melihat sesosok orang tua bernuansa putih, katanya masih saudara jauh dari mbah kidul sana, aku sedang membawa skop mengerjakan sesuatu. Swasana jadul lagi,
aku pun minta dia keluar dari rumah mendekatiku, heran kenapa tiba-tiba di dalam rumah ? Saatnya harus tegas, lama-lama ortu itu jadi mengecil seperti anak-anak.
Kemudian aku lihat ciduk air kamar mandi kok melayang sendiri, seseorang anak kecil duduk di kursi sedang makan mirip masa Joko kecil. Kok banyak hantu begini ya ?

Location : Damaran
Time/date : 05.00-7.00 wib/ 10 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku tidur rebahan di sebuah rumah dimana di langit-langitnya banyak dipasang speaker. Ada yang memanggil-manggil lewat spekaer itu kepadaku untuk segera datang ke lokasi.
Tapi aku masih ngantuk sekali, sementara swara radio tetap bersarang di telingaku. Seperti tadi sudah berada di lokasi tapi artisnya ngga mau bayar setelah di potret.

Ada bapakku dan seseorang yang lagi mengerjakan sesuatu, akirnya aku berkhayal juga mendatangi undangannya. Entah dimana aku nampak luas sekali, artis jiran itu akhirnya memberikan sebuah kembaran lewat teman saya. Itu tadi gambaran sekilas selanjutnya dilanjutkan obrolan dengan speaker di atas eternit tadi. Tiba-tiba aku dibawa ke jadul ketika masjid disamping rumahku belum dipugar, hadir dina istri Joko adikku dan artis itu. Kami bermain di beranda masjid, dia memberikan segelas plastik air kepadaku untuk membasuh kakiku yang dekil karena itu batas suci. Karena bahasanya malay jadi rada belibet tiket. Dibilangnya bahwa kalau nak naik tangga harus dibasuh kakiknya haha. Aku pun meraih gelas itu dan ku siramkan pada kakiku.
Dalam hatiku, "Heran kenapa kakiku jadi dekil begini ya ? Padahal dulu kakiku ngga begini". Sesekali aku melirik ke pelantun tadi, hmm "Kok tubuhnya kecil padahal khan kalau di TV, pinggangnya nampak besar haha," gumamku dalam hati.
Akhirnya dia di ajak main-main ke kuburan sebelah masjid, ada-ada saja hehe. Beberapa perempuan rombongan dia berhambur datang dengan kostum ingu muda. salah satunya aku tanyakan kemana tudungnya. Lalu sekejap seperti sulapan saja dia sudah memakai tudung. Pertanyaanku kenapa ke jadul lagi sih, apa yang berkhayal orang jaman itu juga dan belum tahu kalau sudah berubah semua. Mbok bayangin tuh jaman yad, gunakan imajinasi kalian. ya paling ngga seperti starwars la ya. Sepertinya aku lebih bisa menikmatinya.

Terakhir aku lihat snapshots mirip AW sedang dansa dengan artis itu karena telinga hatiku kuarahakan ke radio. nampak luluh artis itu.
Benar-benar dibuat-buat deh, entah siapa aku ngga tahu. Akhirnya cerita aku di undang ke jogja untuk makan-makan dengan artis itu, sekejap aku mengajak uki teman SMP ku ke sana. Kata dia "Walaupun habis makan, dia masih kuat untuk makan lagi."
Kami pun melaju ke jogja dengan motor udhuk. Aku sih senang saja di boncengkan sambil ajrut-ajrutan kalau ada polisi tidur, walah perutnya kok ndut begini. Yang pernah boncengin sih zaki yang sedang di Jakarta. Hari ini dia ngga bisa hadir di pertemuan.

Friday, December 08, 2006

Location : Damaran
Time/date : 04.00-500 wib/ 08 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di sebuah rumah jadul, nuansa hijau tua. Ada dua rumah yang berdekatan tempat kost para mahasiswa.
Seperti mau ada sesuatu, aku sibuk menutup pintu-pintu rumah. Hadir RP teman SMP ku dia sekarang nampak tinggi, padahal sewaktu SMP tidak begitu. Betul-betul lepas jiwaku dan ringan sekali rasanya. Tapi sedang dimanakah aku ? Rumah Burhankah ?

10.00-11.30 wib

Jiwaku di bawa ke sebuah warnet di sebuah pertokoan kota antah berantah. Ibuku mau rental internet sebentar, padahal kenyataannya tidak pernah tertarik sama sekali dengan internet.
Di situ ketemu Ari adikku yang di smg, sekelebat berpapasan. Ceritanya di mimpi itu ia mau berlayar lagi. In Fact : dia bukan seaman tapi dosen Undip. Ternyata yang jemput adalah kapal adikku Joko, dia turun dan berniat untuk ke warnet. Dia membawa beberapa print out komik berwarna
hasil mimpinya setiap hari. Sementara aku sibuk memilih lokasi warnetnya, Joko menunggu di luar toko. Lalu kami ngobrol tentang komik itu. Kalau aku lihat fisik dia di mimpi dengan kenyataan nampak jauh lebih muda di mimpi.
Ternyata kapalnya bersandar hanya beberapa jam untuk menjemput Ari. ( in fact di tengah laut menuju Thailand ). Aku menyayangkan tentang komik itu karena di print padahal full colour begitu, pasti habis deh tintanya.
Sambil nonton TV aku menyakan beberapa pertanyaan ke adikku yang paling bungsu itu. Dia menjawab satu persatu, tapi kalau aku tatap wajahnya agak lama, dia jadi salting dan pindah duduknya mendekatiku dan mengarahkan pandangannya pada TV.
Sedang di rumah siapakah aku ?

Sementara pendengaranku lambat lain kembali ke kamar tidurku dan mendengar berisiknya swara vj MTV : R dan D yang sedang pura-pura nangis. Setengah kesadaranku ada di alam jiwa dengan nuansa putih dengan kostum serba putih. Tiba-tiba satu lemparan potongan kayu kecil mengenai tubuhku membuat aku terbangun.

comment :
Malam harinya Ari pulang ke Klaten menyerahkan titipan Joko buat anaknya tct yang dititipkan pada temannya yang kebetulan pulang. Lalu aku buka kotak kardus warna merah jambu itu, aku jadi terharu, kalau dulu dia suka bawa oleh-oleh T-shirt sekarang kaos kaki dan baju-baju bayi. Kalau yang mau berangkat berlayar lagi itu agung suceng. Kapalnya walrus akan berandar di smg katanya.

Thursday, December 07, 2006

dari belut sampai beasiswa

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.30 wib / 1 Desember 2006
Story of my dream :

Bersama-sama dengan ponakanku memanen belut. kalau ini memang di tunggu-tunggu.
Ada om mimin juga yang ikutan manen.

Comment :
Kalau yang ini obsesi, kandangnya aja baru di buat heheh.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.30 wib / 03 Desember 2006
Story of my dream :

Extreme close up shots: monitor dengan kursor lagi tarnsfer data dari folder ke folder yang lain, sehingga mata hatiku agak pusing mengikutinya, antara sadar dan tidak sadar, masuk keluar berungkali. Apakah karena recalling memori semalam.

Malam ini aku kena diare ngga seperti biasanya padahal cuma indimie 2 bungkus, seperti biasanya ingin aku mencari penyebabnya, hmm..apakah karena makan di hajatan selapanan tadi?

Paginya bolak balik ke toilet dan diantaranya aku mimpi di sebuah toilet dimana jiwaku dibawa ke jaman baheula banget, entah kenapa selalu di toilet dan dibawa ke jadul. Cerita di antara hilir mudikku ke toilet tersebut sebagai berikut :

Aku barusan selesai banget buang hajat belum juga di cuci sudah ada yang masuk, terpaksa aku cuci di ruang sebelahnya. Cewek lagi yang masuk, lalu datang mbah kakungku yang ngomong bahwa barusan ada yang datang.

Sayangnya beliau juga pengen buang air, jadi yah begitulah, mata hati dipaksa melihat barang orang lain. Bisa di bayangkan : sudah bau masih diperlihatkan seperti itu, walaupun sekejap tetap saja menoreh di hati.

Comment :
Mimpi yang kurang sedap. Padahal kakekku khan ngga tinggal di sini lagi.

Sekejap datanglah seseorang dengan aroma parfum dan menutup bagian mukanya sebagian dengan sweaternya. Mungkin dia tahu tentang problemaku saat itu, sontag saja langsng kupeluk dia sambil kucium aroma parfumnya. Lalu kami berdua ke rumahnya (heran settingnya masih jadul) kemudian di atas sebuah meja besar kami melihat foto-foto saat acara nikahan tetangga kemarin bareng. Heheh kok klise nya aneh yah, ukurannya berbeda-beda. Yang biasanya kulihat di alam nyata ngga begini. Mataku pun dengan mendeteksi satu persatu klsie mencari wajahku, hmm tapi kok ngga ada yah ?@Lho kok malah ada wajah ade rahadian, bisa juga ikut nimbrung ke frekwensi gelombang mimpi kami. Jangan-jangan dia kenal sama temanku ini. Sejenak aku angkat mukaku dan aku lihat kakaknya dia lagi memperhatikan kami berdua heheh. Tenang aja mbak kami ngga macam-macam kok.

Gara-gara cemalam cerita mau ambil pupuk kompos di kandang sapi itu jiwaku pun dibawa ke sana dan swasana bias dengan sanak saudaraku yang tahu tentang apa yang akan aku lakukan. Yang aneh setibanya di sana aku melihat kandang itu banyak penunggunya di antaranya ular berkepala manusia, anehnya terbuat dari tokai sapi. Ih jorok amat ya ! karena ingin tahu kawan di sebelahku bilang :" pernah ada seniman yang mau melukisnya tapi ngga kuat lalu celaka".

Kemudian berangsur-angur aku lihat sosok makhluk itu dengan make up tubuh berwarna seperti komik silat. Ternyata tidak hanya satu tapi beberapa penunggunya. Itulah yang menjadikan pertanyaanku kenapa di kota masih ada kandang sapi di depan rumah penduduk.

Comment :
Mimpi ini juga kurang sedap, malas bicara yang mistis-mistis begitu.

Location : Damaran
Time/date : 04 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di ban berjalan seluas jalan dan beberapa potongan mesin-mesin siap dinaikkan.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.00 wib/ 05 Desember 2006
Story of my dream :

Frekwensi gelombang radio IC menghantarkanku ke jadul semasa masih SMA, cuman bangkunya kok seperti banku kuliah panjang begitu. Aku datang agak terlambat dan kebetulan pak Ridwan yang lagi mengajar dengan gaya menyanyi seperti sound of musik di dubbing swara radio.Aku pun menikmati alur ceritanya, ceritanya masih ada mata kuliah yang belum aku ambil semesater lalu. Yang begini yang membuatku mengingat dalam mimpi.Padahal aku sudah lulus kok dibawa ke sekolah lagi.

Satu persatu anak diminta jawab pertanyaan satu persatu. Tadinya aku sih agak grogi sebab aku masuk kelas adik kelas, bukan kelasku. Alhamduillah karena beliau kenal baik aku jadi tidak ditanya. Kami bersalaman saja. Kelas pun berakhir dan swasana hujan deras, extiror seperti bukan SMA ku dulu ini agak di perbukitan. Aku ambil tasku dulu yang aku titipkan di perpustakaan, sekilas ada pak ETB di situ, dan tasku tas koper kain biru. Swara radio masih terdengar kencang di telingaku, seiring dengan itu aku lihat seseorang ce lagi memakai kaos kaki panjang sampai ke dengkul, hmm..seperti anak'91

Semua kelas pada bubaran, perut terasa lapar aku ingin mencari warug tapi karena hujan deras aku batalin. Aku lihat masing-masing kelas bawa makan sendiri-sendiri di tumpeng, mengingatkanku waktu di griyo kulo dulu. Sekilas nampaklah wajahnya dhimas adiknya arif'91. Sambil menunggu hujan reda kadang extreme close up shots mataku melihat jari jemari yang memetik gitar mengikuti lagu yang sedang diputar diradio.

Jiwaku melihat seorang teman SMA ku pada masuk ke jalan kampungku. Dia membesikkan sesuatu tentang HH. Mimpukupun berakhir oleh ketukan pintu ibuku yang mau pergi. Rumahku pun kosong, akupun tidur lagi di temani radio.

Tahap kedua mimpi terkuat sinyalnya ketika saat radioku mati dan ada bapakku di rumah. Jiwaku berada di sebuah rumah kost-kostan agak besar.
Ada Beberapa teman hadir tapi entah siapa aku kurang perhatikan sebab perhatianku tersita pada monitor tablet. Aku memasang moniot itu sengaja di kamar tamu
sebab sepertinya pada ingin lihat juga monitor baru. Lalu channel pun aku cari, aneh ada channel PTFI padahal itu khan channel khusus untuk karyawan PTFI hehe.
Bapak yang punya kost datang dan meminta untuk memasang lagi pakai TV yang lama. Monitor ku pun aku cabut dan aku bawa ke kamar lagi.
Datanglah ponakanku dan iparku, sepertinya bapakku kurang suka tuh kalau di lihat sendiri TV nya, swasana hati jadi ingi marah untung di depanku ada aca ponakanku yang memaksaku untuk bersikap manis, jadi aku ajak saja dia masuk kamar nonton dikamar dan kukunci.

Swasana hatiku pun jadi senang dengan hadirnya aca. Hmm...dikamar siapa ya aku ini kok luas amat ?


Location : Damaran
Time/date : 20.00-22.00 wib/ 08 Desember 2006
Story of my dream :

Seperti biasanya aku tune in radio dan mengalirlah mimpiku bersama gelombangnya.
Jiwaku di berada di sebuah lokasi mirip lokasi pembuatan film, ada kolam besar yang airnya berputar.
Swasana agak gelap, orang-orangnya pakai kostum hitam, di kapling-kapling kadang ada yang saling tertarik
dan ngobrol di atas tembok pemisah. Sementara aku berjalan sambil berjalan santai di antara mereka yang lagi main film perang-perangan.
Kami berkostum terang melintasi tubuh-tubuh yang pada tiarap.

Jiwaku ketemu dengan si MS teman sekantorku dulu ketika di PTFI, ceritanya dia pulang dari jpg dan dapat beasiswa melanjutkan kuliah.
Membuatku pengen juga dapat beasiswa, aku tahan rasa itu dan dia malah mau belajar ke aku tentang islam, sambil menirukan nasyid dari radio di kamarku. Kami di lantai dua sebuah rumah, muncul mas NBK di situ mendorong untuk memperdalam lagi.
Kemudian masuklah mas H yang di jepang, ruang atas cukup luas menurutku, kami sambil sambil tiduran di karpet membaca buku.

Friday, December 01, 2006

gratis kok utang budi

Location : Damaran
Time/date : 04.00-12.30 wib / 30 Nopember 2006
Story of my dream :

Snapshots : figur rizky mgt89 mungkin mau ngajak bikin band heheh

Jiwaku melihat aca ponankanku ketawa pakai kaos ronaldo, aku senang saja melihat giginya yang masih ompong itu.

Jiwaku berada sebuah tempat antah berantah waktu malam hari di sebuah ruangan dimana aku mau mau menyetel VCD filmnya LD, aku kira cuma satu cd tapi ternyata beberapa CD.
Sekilas ada bowo tetanggaku juga teman waktu kecilku.

Comment :
Tiba-tiba ponakanku datang membangunkanku.


MTV pas acara close up, aku dengarkan swara seorang co, dalam benakku bertanya," swara bule siapa ini ?" Ternyata pas aku buka mataku adalah CS, dan setelah aku merem lagi extreme close up shot : sebuah kertas dengan ketikan.

Siang hari aku di sebuah rumah bambu yang sederhana, di situ ada sebuah kompetisi menggambar, seseorang ce berkebaya minta aku membantu memilihkan pemenang wakil co dan ce, karena yang co cuma ponanakanku sendiri yang ikut, ya udah cuma dia satu-satunya.
extreme close up shots : catatan soal-soal ujian/lomba gambar itu diketik diatas kertas hvs.

Sekejap jiwkau berada di depan rumah papan dimana di situ ada etalase sederhana di dalamnya terdapat hasil karya berupa mainan-mainan kecil.
Satu kotak sudah di bongkar dan dicuri mainannya.

Aku berjalan di menyusuri tembok tinggi, di dinding itu ada beberapa alat tulis di cantelkan dan boelh diambil, tapi setelah aku ambil satu seseorang meminta mengembalikan sebab nanti kita akan merasa hutang budi.
Sementara acara angkat-angkat balikin kursi dan meja sudah selesai. Entah habis ada acara apa tadi.

mimpi ini akhirnya diakhiri dengan seseorang ce yang datang sambil mengayuh sepeda sambil tangan kanannya memegang dadanya.