Tuesday, January 06, 2009

siapa yang membawa jiwaku

tambahan hari kelima kemarin

10.15 wib
Mataku menukik melihat seseorang anak di angkat dari sebuah kanal, rupanya mereka main-main dan terjatuh.
Satunya lagi hanya di temukan potongan tangannya, rupanya mataku zoom in terus tidak bisa menghentikan sampai pecahlah tangis seorang anak dari belakangku
karena tidak tega melihat mayat anak itu. Akupun bangun dan waktu menunjukkan jam sholat Ashar.

Hari keenam
14.00 wib

Jiwaku berada di sebuah rumah antah berantah dengan nuansa dominan putih, saat aku mau duduk dimeja makan itulah sebuah kata-kata kudengar dari mulut seorang wanita setengah tua
yang juga duduk makan siang. Kostum dan badannya putih bersih ketika melihat serasa grantes dan mengeluarkan kata-kata seolah mengarahkan kamerahatiku ke interior ruangan, karena nada swaranya agak
bagaimana begitu jadi seolah sebuah sindiran, apalagi melihat roman mukanya tanpa senyum. tetapi aku cuman diam saja santai. Ketika dia sudah tidak kuat menahan dada, maka wanita itu beranjak keluar dari ruang makan,
langsung akupun beranjak dan mengatakan kenapa aku bisa seperti ini. kemudian aku menarik nafas untuk menikmati sensasi keluar masuknya udara. Itu rupanya yang jarang ia lakukan sebab pikirannya cuma membaca.
Kalau dulu untuk meredam swara hati aku juga sempat dzikir qolbi, tetapi capai juga selalu memberi rekasi, padahal semua itu tidak kekal makanya aku harus mensyukuri masih ada nafas yang diberikan Ilahi Robbi.
Sekarang dengarkan saja tanpa rekasi nanti juga hilang sendiri. Kemudian aku mencari sendok yang bersih rupanya harus cuci sendiri, papasan dengan seseorang yang baru datang dan langsung memberikan mengeluarkan kata-kata
yang pernah kudengar dalam hati sebelumnya ketika bertemu dia, cuma di alam jiwa swara sangat jelas, yaitu " marah ya ?". Aku pun tidak memberikan reaksi apapun kecuali senyuman saja, karena yang kulihat di alam nyata laki-laki kok yang ini perempuan ?
Kakaknya kali, pikirku dalam hati. Setelah dapatkan senduk itu akupun cuci dulu dan seperti biasa bersikap ramah selalu di dalam qolbu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home