Friday, December 29, 2006

dari caroq sampai kolam renang

Location : Damaran
Time/date : 05.00-07.00 wib / 28 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku seperti jalan di ikuti caroq seperti komik itu, dijalan aku berpapasan denagn seorang SR angkatan 91 chinese dan ramah, kenal wajah tapi ngga kenal nama.
Jadi ingat jadul deh, ketika di lapangan basket itu, aku berdiri di bersandar ke pohon dan dia naymperin, sambil mengatakan...oh yang itu ya yang lo kecengin.
Tak tahunya yang aku kecengin itu pacar temanku sendiri dari kampus lain..heheh. Menuju sebuah saung dan masuk ke ruang masih di ikuti mas caroq tadi, melewati orang-orang gondrong yang sangar-sangar hiii di dalam mimpi masih ada rasa bagaimana begitu. Sedang setelah aku lihat mas caroq, agak ngeri juga tapi untung wajahnya tertutup rambutnya yang panjang, juga dadanya yang kokoh dan sedikit ada bulu-bulunya. Namun swaranya ramah ketika mempersilahkan masuk.


Jiwaku berlari dari kejaran orang-orang yang menginginkan benda itu, di kantong celana kiri ada kepingan uang bukan rupiah dan di kanan ada benda itu.
Akhirnya satu persatu orang yang mengejarku berkurang, tinggal satu orang lagi yang mengikutiku sambil menawar benda itu. Malah sempat aku menakut-nakuti akan mendekat pada polisi yang sedang santai di depan kantornya. Swasana kota ngga begitu ramai dan jalannya belum aspal. Aku menghindari orang tadai, tapi sepertinya orang tadi butuh sekali, maka aku naik ke atas sebuah bangunan lewat tiang besi.
Eh dia mengikuti terus lalu masuklah aku ke bangunan itu dan ternyata itu adalah kolam renang. Agak grogi juga sebab tinggi sekali untuk terjun langsung ke bawah. Untung ada sebuah karet hitam yang lentur sekali dikaitkan pada sebuah paku.
Kemudian aku beranikan diri untuk banji jumping...byurr!!! akhirnya aku berhasil mendarat ke air dengan mulus di ikuti oleh orang itu. Aku renang ke ujung tepi kolam, di situ sudah ada seseorang wanita yang duduk membelakangi banyak pria. Mungkin malu karena ngga topless.
Pria-pria sipit-sipit seperti orang-orang Indon yang di LN, wanita tadi ternyata sudah kenal dengan kami. Mereka hanya duduk-duduk saja di tepi kolam yang nampak gelap sedikit menakutkan. Salah seorang dari mereka meminta wanita tadi untuk menengok ke mereka. Sambil saling memuji
kesuksesan masing-masing punya anak buah. Aku melanjutkan perjalanan permisi mau keluar dari kolam renang itu. Kami harus melewati sebuah sungai yang deras namu tidak dalam, swasana jadi agak ramai walau hari mendung. Orang yang mengejarku jadi teman dan kami lupa tenatng barang itu.
Mereka menyeberang sungai meniti sebuah tambang dari semen yang menyilang sungai itu menuju ke bawah, licin sekali sepertinya. Tapi yang biasa seperti main skate board saja meluncur kencang sampai sebearang sungai. Kami menunggu sambil melihat para pengunjung yang lewat, ternyata banyak ibu-ibu dan anak kecil juga.
Giliran anak kecil ce itu mau meluncur, setelah ancang-ancang kirain meluncur ke bawah melewati titian licin tadi, eh ternyata lari menyeberangi sungai setinggi perut. Oh ternyata dangkal, dan perasaan takut ketinggian itu. Aku coba berpikir tentang kemungkinan ada alat penyeberang seperti misalnya kapal.
Eh tiba-tiba ada beberapa perahu jasa penyeberangan, anehnya dinyalakan dengan obor mesinnya dan memang bunyi mesinnya alias thats worked. Perahu-perahu bermunculan di awali dengan sebuah persaingan kecil, saling pepet pepetan, sehingga paerahu yang kecil kalah menyingkir.
Aku pun berpikir tentang kemungkinan desain-desain kapal yang futuristik, tukang bikin mimpinya seperti agak kewalahan dan berpikir agak lama untuk menghadirkan di depan kami heheh. Ya sudah yang aku pernah lihat saja, tiba-tiba menepi sebuah kapal speed boat segede gokart.

Location : Damaran
Time/date : 01.00-05.00 wib / 29 Desember 2006
Story of my dream :

Swara radio ic mengiringi tidurku, mimpikupun terbuat saat radio siaran ceramahnya mas gufron, aku lihat RP teman SMP ku ikut menyimak dan beberapa lagi yang lain, seperti di kelas namun seragamnya putih-putih.
Rupanya dia sedang belajar agama. Agak pedih juga sih mengikuti gelombang radio itu, tapi aku ingin melihat siapa yang terkumpulkan di dalam mimpiku, maka aku kuat-kuatkan saja. Maka hadirlah sosok-sosok teman ngajiku di bandung, dan anehnya mereka mengambil peran masing-masing hehehe.
Yang ngajar di dubbing sama swara radio, aku sambil duduk bersender terkantuk-kantuk memangku Qur`an. RP tengkurap sambil menyimak Qur`an, dan yang lainnya duduk di kursi. Tahu kalau aku hampir tertidur dalam mimpi, tentor itu mendataniku. Maka aku pasang kuda-kuda telapak tangan kiriku memagari dengan sigap.
Hanya sedikit tenaga saja untuk menahan sang tentor. Sangar juga dia rupanya badannya gempal. Kok jadi nyesel tadi kenapa mesti ngikuti gelombang radio, harusnya tidurkan saja.

Setelah radio habis batreinya giliran jiwaku yang bercerita, aku ceritakan saja pada salik-salik bahwa tadi itu bukan swara asli dia tapi di dubbing oleh radio yang aku putar. Apakah ngga malu tuh.
Kemudian munculah salik-salik yang lain seperti IB, Dosal, dll. Ada juga teman-temanku ebdesk jadi pada membahas ayat di tafsir Qur`an di sebuah kamar, heran juga lembaran kertasnya jadi sebesar kamar.

Setelah radio mati juga bermunculanlah ide-ide kreatif, jiwaku berada di sebuah toko yang belum di buka, melintas sebuah mobil mewah yang sudah usang, dimodikikasi dengan kontainer menjadi mirip becak heheh. Kirain itu guruku, tapi ketika dipanggil ngga nengok.
Aku menitipkan tikar kayu pada seseorang kernet dan menyebaranglah aku ke toko depan di situ ada tukangnya yang lagi bersih-bersih. Aku membawa oranamen 3 dimensi atau lebih mirip hiasan ukiran untuk ujung kuas/senjata tombak, tinggal finishing saja jadi murah bayarnya.

Swasana berubah sepertinya seorang ce yang lembut hatinya yang mengkhayal sebab nuansa warnanya merah jambu begitu walaupun ceritanya mimpinya bodor, ada teman SMP ku endah di situ yang panik setelah melihat seseorang memboncengkan HH yang berpakaian pink tapi kepalanya besar dan ada jam bekernya nempel.
ce itu khawatir kalau-kalau terjatuh nanti sebab oleng begitu jalannya. Kemarin siang aku ketemu HH lagi belanja bunga di plasa. Semangat sekali ceritanya dan bakat sekali jadi pedagang bunga, nama-nama latinnya hapal bo.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home