Sunday, January 04, 2009

Masih tentang mimpi

Happy a New Year 2009
06.30 wib
Hari pertama

Sejuk sekali swasana hatiku, tidak ada swara TV atau radio dikamarku
entah darimana swara musik hati itu, seperti smooth jazz begitu.
Aku ikuti saja cerita dan peran dan posisi apa yang diberikan kepadaku. Mungkin seseorang akan dapat solusi dengan caraku.
Jiwaku berada di sebuah rumah dimana teman-temanku SMA ku yang kuliiah bandung menjemputku untuk mempresentasikan tugas yang diberikan dosen kepadaku.
Yang berhubungan dengan departemennya. Karya itu sebenarnya aku comot-comot dari literatur orang lain, malah belum sempat aku ketik lagi.
Hadir hadir ACI'90 dan ZS'91 memarkir mobil sedan warna biru. Kemudian memintaku segera berangkat memenuhi panggilan menteri itu.
Karena hanya mencomot saja dari karya orang lain maka aku jadi tidak enak hati, maka aku bilang baru di print di rental tapi sebenarnya sudah berserah diri.
Akhirnya aku meminta yang lainnya dulu presentasi, aku giliran nanti. Tak lama kemudian mereka datang lagi, terpaksa aku bilangi kalau malau karena bukan karya sendiri.
Jadi solusinya jujur saja, khan malah di hargai, aku lihat ACI tidak bereaksi, netah apa itu jawaban yang di harapkan teman-temaku atau bukan, aku cuma melihat jiwanya mereka tetap bisa mengerti.
Eh tiba-tiba cerita berganti datang perempuan yang dulu pernah aku comblangi dengan ACI, datang dan membuka sepatunya melemparkan di depanku dengan pelan-pelan, aku kasih kode padanya untuk tidak menangis
sebab jiwanya ACI sedang di sini, gara-gara pakai high hill itu mungkin dia nampak tinggi. Karena itukah mereka dulu tidak jadi ? hihih.
Kemudian aku ubah konsentrasi mencari sumber swara musik dalam mimpi, kulihat seorang anak kecil lari menyusuri dinding penuh lukisan..kok seperti di sebuah galeri.
Aku tunggu dan tetap mengamati terus anak kecil itu hingga ibunya muncul yang tidak lain adalah temanku kuliaku sendiri. Kami tinggal bertiga di ruangan yang luas, tapi tidak terdeteksi siapa mereka itu.
Swasana masih sejuk sampai pada suatu saat yang perempuan memakai daster mendekatiku seolah sudah kenal akrab denganku, pikiranku tetap jernih dan seolah di tunjukkan telapak kakiku. Karena aku ngga mau tahu sebab memang sudah dari sejak kecil begitu.
Maka suhupun mulai meninggi seiring dengan itu aku terbangun, kudapatkan panas tubuhku kembali.

Hari Kedua
03.00-03.20 wib
Ketika nonton film di indosiar akupun tengkurap di jeda iklannya.Jiwaku berada disebuah ruangan yang cukup luas bersama orang-orang yang tidak kukenal.
Seluruh badannya tertutup selimut, tiba-tiba jiwaku terbang bersama seseorang dalam selimut tadi.
Aku kira tadinya cuma tiduran lunglai sambil menikmati desiran angin saja, tetapi kemudian aku buka mataku dan kulihat
pemandangan mengikuti jalan beraspal kadang berpapasan dengan mobil putih sesekali. Padahal kalau terbang khan bisa mengambil jalan pintas
tidak harus mengikuti jalan. Akhirnya sampailah aku di sebuah danau dnegan airnya yang nampak biru dikejauhan. Sekejap aku sudah di berada di ruangan melihat
anak-anak tiduran. Mereka dibungkus rapat selimut warna merah jambu. Beberapa orang sahabatku datang dan duduk mendengarkan wejangan seorang kakek guru.
Aku pun kemudian cerita pada mereka bahwa sebelum ke sini aku sudah mimpi dahulu, seperti biasa ZM salik bdg langsung menyahut bahwa itu temanku di ruang sebelah yang menerbangkanku.
Pikirannya kok ke jin selalu, apakah tidak ada penjelasan yang bias di nalar, bukankah kita sedang di alam jiwa begitu. Akupun langsung diam dan menyaksikan para korban yang di gotong guru.
Semakin lama semakin penuh ruangan dan akupun jadi penasaran siapa sih sebenarnya yang ada di dalam ? Selimutnya di tutup tegang sehingga meruang. Kok ketika kutarik mereka seperti bergerak menjauh
seperti ketakutan. Ketika kubuka eh ada celana dalam....karena baunya yang tidak enak, akupun jijik dan akupun bangun beneran, tidak ingin tahu lagi siapa mereka paling juga malu karena ketahuan. Sepertinya mereka memang para korban
Aku bangun tidur dan kuliat indosiar filmnya maih yang tadi juga, nonton TV mendingan. Sampai akhirnya aku tidur lagi dan mimpi yang kedua kali, tapi sayang lupa lagi hihihi.

Hari ketiga
10.00 wib
Seperti biasa masih terdengar swara Tv di telingaku yang kemudian membuat visualisasi di kelopak mataku yang menutup, cuman tulisan 3 option yang tidak ada maknanya buat ku karena selalu di pilih satu.
Tak lama kemudian jiwakupun lepas di antah berantah aku jalan kaki di tanjakan kecil dari semen jadi harus hati-hati. Beberapa orang yang kutemuitidak ada yang kukenali. Kalau melihat swasananya seperti di atas bukit yang sangat asri.
Waktunya rombongan turun kemudian aku tertinggal, lupa jalannya lagi-lagi. tetapi karena aku bisa lihat orang-orang dari atas bukit maka akupun santai menuruni. Di tengah jalan turunan berpaasan dengan seorang wanita dengan baju panjang mengatakan bahwa
bahwa yang kirim surat bausan seorang dokter, titip slam ya..katanya lagi. Akupun mengerutkan dahi, hmm itu siapaa..lagi. Sampailah di sebuah toko buku dimana aku menitipkan buku-bukuku di situ, seperti biasa aku membawa kamera memakai remote untuk kenang-kenanganku.
Sekejap aku meraskan bahwa toko ini dulu bekas toko elektro bukan toko buku. Ada 2 orang bapak-bapak yang satunya penjaga toko itu. Aku minta ijin untuk memotret dan beliau memperbolehkan aku. Begitu aku letakkan kamera, eh lupa lagi dimana tadi aku menaruh remote aku.
Tandanya memang tidak boleh memotret di dalam hati kali begitu. Tetapi ngomong-ngomong tadi itu bukan kameraku, jadi dibawa siaa ya hatiku ? Aku melihat buku-buku yang kutitipkan di toko itu, masih terbungkus rapi begitu, kemudian sebuah tangan membuka salah satu.
Oh begitu, hatiku lega sebab tadinya kukira kamus saku, habis warna-warni begitu. Kesan yang kutangkap aku sedang berada di sebuah outlet pariwisata candi borobudur, kemudian jiwaku kemabli ke tubuhku yang sedang tidur. Telingaku mendengar TV dan hatikupun bersyukur.
Mata dalamku masih melihat 3 pilihan berganda itu dan sebuah tangan memilih satu, entah apa maksudnya aku ngga tahu. Akupun membuka mataku dan kulihat channel TV ku pas trans-7, mbak sahnaz sedang wawancara dengan mbak helvy salah satu teman friendsterku. Tak lama kemudian sms dari rezho berbunyi menanyakan
kenapa caranya tidak nyari di google saja, sebab petunjuknya sudah ada di situ lagi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home