Thursday, December 07, 2006

dari belut sampai beasiswa

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.30 wib / 1 Desember 2006
Story of my dream :

Bersama-sama dengan ponakanku memanen belut. kalau ini memang di tunggu-tunggu.
Ada om mimin juga yang ikutan manen.

Comment :
Kalau yang ini obsesi, kandangnya aja baru di buat heheh.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.30 wib / 03 Desember 2006
Story of my dream :

Extreme close up shots: monitor dengan kursor lagi tarnsfer data dari folder ke folder yang lain, sehingga mata hatiku agak pusing mengikutinya, antara sadar dan tidak sadar, masuk keluar berungkali. Apakah karena recalling memori semalam.

Malam ini aku kena diare ngga seperti biasanya padahal cuma indimie 2 bungkus, seperti biasanya ingin aku mencari penyebabnya, hmm..apakah karena makan di hajatan selapanan tadi?

Paginya bolak balik ke toilet dan diantaranya aku mimpi di sebuah toilet dimana jiwaku dibawa ke jaman baheula banget, entah kenapa selalu di toilet dan dibawa ke jadul. Cerita di antara hilir mudikku ke toilet tersebut sebagai berikut :

Aku barusan selesai banget buang hajat belum juga di cuci sudah ada yang masuk, terpaksa aku cuci di ruang sebelahnya. Cewek lagi yang masuk, lalu datang mbah kakungku yang ngomong bahwa barusan ada yang datang.

Sayangnya beliau juga pengen buang air, jadi yah begitulah, mata hati dipaksa melihat barang orang lain. Bisa di bayangkan : sudah bau masih diperlihatkan seperti itu, walaupun sekejap tetap saja menoreh di hati.

Comment :
Mimpi yang kurang sedap. Padahal kakekku khan ngga tinggal di sini lagi.

Sekejap datanglah seseorang dengan aroma parfum dan menutup bagian mukanya sebagian dengan sweaternya. Mungkin dia tahu tentang problemaku saat itu, sontag saja langsng kupeluk dia sambil kucium aroma parfumnya. Lalu kami berdua ke rumahnya (heran settingnya masih jadul) kemudian di atas sebuah meja besar kami melihat foto-foto saat acara nikahan tetangga kemarin bareng. Heheh kok klise nya aneh yah, ukurannya berbeda-beda. Yang biasanya kulihat di alam nyata ngga begini. Mataku pun dengan mendeteksi satu persatu klsie mencari wajahku, hmm tapi kok ngga ada yah ?@Lho kok malah ada wajah ade rahadian, bisa juga ikut nimbrung ke frekwensi gelombang mimpi kami. Jangan-jangan dia kenal sama temanku ini. Sejenak aku angkat mukaku dan aku lihat kakaknya dia lagi memperhatikan kami berdua heheh. Tenang aja mbak kami ngga macam-macam kok.

Gara-gara cemalam cerita mau ambil pupuk kompos di kandang sapi itu jiwaku pun dibawa ke sana dan swasana bias dengan sanak saudaraku yang tahu tentang apa yang akan aku lakukan. Yang aneh setibanya di sana aku melihat kandang itu banyak penunggunya di antaranya ular berkepala manusia, anehnya terbuat dari tokai sapi. Ih jorok amat ya ! karena ingin tahu kawan di sebelahku bilang :" pernah ada seniman yang mau melukisnya tapi ngga kuat lalu celaka".

Kemudian berangsur-angur aku lihat sosok makhluk itu dengan make up tubuh berwarna seperti komik silat. Ternyata tidak hanya satu tapi beberapa penunggunya. Itulah yang menjadikan pertanyaanku kenapa di kota masih ada kandang sapi di depan rumah penduduk.

Comment :
Mimpi ini juga kurang sedap, malas bicara yang mistis-mistis begitu.

Location : Damaran
Time/date : 04 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku berada di ban berjalan seluas jalan dan beberapa potongan mesin-mesin siap dinaikkan.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-11.00 wib/ 05 Desember 2006
Story of my dream :

Frekwensi gelombang radio IC menghantarkanku ke jadul semasa masih SMA, cuman bangkunya kok seperti banku kuliah panjang begitu. Aku datang agak terlambat dan kebetulan pak Ridwan yang lagi mengajar dengan gaya menyanyi seperti sound of musik di dubbing swara radio.Aku pun menikmati alur ceritanya, ceritanya masih ada mata kuliah yang belum aku ambil semesater lalu. Yang begini yang membuatku mengingat dalam mimpi.Padahal aku sudah lulus kok dibawa ke sekolah lagi.

Satu persatu anak diminta jawab pertanyaan satu persatu. Tadinya aku sih agak grogi sebab aku masuk kelas adik kelas, bukan kelasku. Alhamduillah karena beliau kenal baik aku jadi tidak ditanya. Kami bersalaman saja. Kelas pun berakhir dan swasana hujan deras, extiror seperti bukan SMA ku dulu ini agak di perbukitan. Aku ambil tasku dulu yang aku titipkan di perpustakaan, sekilas ada pak ETB di situ, dan tasku tas koper kain biru. Swara radio masih terdengar kencang di telingaku, seiring dengan itu aku lihat seseorang ce lagi memakai kaos kaki panjang sampai ke dengkul, hmm..seperti anak'91

Semua kelas pada bubaran, perut terasa lapar aku ingin mencari warug tapi karena hujan deras aku batalin. Aku lihat masing-masing kelas bawa makan sendiri-sendiri di tumpeng, mengingatkanku waktu di griyo kulo dulu. Sekilas nampaklah wajahnya dhimas adiknya arif'91. Sambil menunggu hujan reda kadang extreme close up shots mataku melihat jari jemari yang memetik gitar mengikuti lagu yang sedang diputar diradio.

Jiwaku melihat seorang teman SMA ku pada masuk ke jalan kampungku. Dia membesikkan sesuatu tentang HH. Mimpukupun berakhir oleh ketukan pintu ibuku yang mau pergi. Rumahku pun kosong, akupun tidur lagi di temani radio.

Tahap kedua mimpi terkuat sinyalnya ketika saat radioku mati dan ada bapakku di rumah. Jiwaku berada di sebuah rumah kost-kostan agak besar.
Ada Beberapa teman hadir tapi entah siapa aku kurang perhatikan sebab perhatianku tersita pada monitor tablet. Aku memasang moniot itu sengaja di kamar tamu
sebab sepertinya pada ingin lihat juga monitor baru. Lalu channel pun aku cari, aneh ada channel PTFI padahal itu khan channel khusus untuk karyawan PTFI hehe.
Bapak yang punya kost datang dan meminta untuk memasang lagi pakai TV yang lama. Monitor ku pun aku cabut dan aku bawa ke kamar lagi.
Datanglah ponakanku dan iparku, sepertinya bapakku kurang suka tuh kalau di lihat sendiri TV nya, swasana hati jadi ingi marah untung di depanku ada aca ponakanku yang memaksaku untuk bersikap manis, jadi aku ajak saja dia masuk kamar nonton dikamar dan kukunci.

Swasana hatiku pun jadi senang dengan hadirnya aca. Hmm...dikamar siapa ya aku ini kok luas amat ?


Location : Damaran
Time/date : 20.00-22.00 wib/ 08 Desember 2006
Story of my dream :

Seperti biasanya aku tune in radio dan mengalirlah mimpiku bersama gelombangnya.
Jiwaku di berada di sebuah lokasi mirip lokasi pembuatan film, ada kolam besar yang airnya berputar.
Swasana agak gelap, orang-orangnya pakai kostum hitam, di kapling-kapling kadang ada yang saling tertarik
dan ngobrol di atas tembok pemisah. Sementara aku berjalan sambil berjalan santai di antara mereka yang lagi main film perang-perangan.
Kami berkostum terang melintasi tubuh-tubuh yang pada tiarap.

Jiwaku ketemu dengan si MS teman sekantorku dulu ketika di PTFI, ceritanya dia pulang dari jpg dan dapat beasiswa melanjutkan kuliah.
Membuatku pengen juga dapat beasiswa, aku tahan rasa itu dan dia malah mau belajar ke aku tentang islam, sambil menirukan nasyid dari radio di kamarku. Kami di lantai dua sebuah rumah, muncul mas NBK di situ mendorong untuk memperdalam lagi.
Kemudian masuklah mas H yang di jepang, ruang atas cukup luas menurutku, kami sambil sambil tiduran di karpet membaca buku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home