Tuesday, February 03, 2009

Self titled

Hari ke duabelas 2009
07.00 wib

Jiwaku berjalan di sebuah jalan yang lebar di antah berantah, swasana seperti dipinggir hutan.
Tibalah aku di sebuah pertigaan dimana kutemui, sebuah kendaraan dari kayu warna plitur bergerak dengan
puluhan kuda dibawahnya. Merayap seperti rumah tingkat berjalan, kemudian aku berhenti sejenak ketika muncul dua orang, salah satunya mendekati saya.
bersenjata laras panjang dan menutupi muka dengan selendangnya. Swasana cukup tegang ada rasa takut kalau-kalau aku di cederainya.
Kemudian kulirik tangan kirikku, alhamdulillah bukan senjata yang kubawa tapi qur'an kecil saja. Kalau misalnya senjata mungkin reaksiku
seperti di duga. Melihat diriku berhenti dan menahan emosi jiwa, maka dia menundukkan kepala seolah mempersilahkan aku lewat. Sejenak aku mau melihat sensasi swara
derap kuda, kasihan juga melihat kaki-kaki itu terseok-seok jalannya sebab tertalalu berjubel hingga tidak bisa cepat jalannya. Tetapi apa yang kuinginkan mendengar
swara derap kuda itu membangkitkan semangat patriot saya. Perjalanan kemudian dilanjutkan sambil membawa buku harta satu-satunya.
Seseorang duduk jongkok dipinggir jalanan yang penuh dedaunan,
membuat hatiku agak sedikit tegang, gelagatnya seperti mau merampok sudah kelihatan.
Dari wajah dan rambutnya sudah dapat kusimpulkan bahwa aku berada di Irian

Pada saat jiwaku merasakan sedikit ketakutan maka maka muncullah seseorang menemani, entah siapa aku tidak sempat mendeteksi.
Yang jelas kedatangannya membuatku jadi lebih berani, ketika anak keriting mulai menarik-narik dan merebut bukuku maka akupun cepat bereaksi.
Ternyata itu sambutan buat kami yang datang ke Irian dan singkat cerita kami bertiga sudah berada di atas kasur di sebuah garasi.

Hmm... sejenak aku santai sambil merasakan enaknya di Jayapura dalam sekejap, ketika kami beruda duduk di ayunan, tiba-tiba pak BK pemred Lacak muncul. Aku pikir ngapain juga nyusul.
Akhirnya temanku itu ngobrol berdua, kemudian kutinggalkan mereka. Ketika kulihat lagi temanku sudah di pangku BK.
Sekejap aku merasa berada di dimensi lainnya tiduran dilantai, aku tawarkan untuk ke Timika sebab temanku banyak di sana.
Tapi pak BK nya ngga mau sebab cuma punya uang 500 rb, kulihat temanku timika pos yang rumahnya di Jayapura nongol dari sebuah jendela,
disusul Hendrikus P. Sebuah kerinduan setelah ketemu di mimpi terobati juga.

Swasana berubah seperti di sebuah majelis taklim belajar baca qur'an Surat Al Baqarah, HM salik Jkt mendapat giliran membaca.
Ternyata tidak dilagukan, kemudian ketika aku mendapat giliran baca otomatis saja swara yang terdengar sudah di lagukan...sungguh aneh tapi nyata.
Ada sedikit rasa gugup saat memulainya, tapi seterusnya sudah biasa, anehnya tulisannya kok bukan arab, tapi sepotong-potong kata saja.
Sungguh susah disambungkannya, kayaknya ada yang ngga beres nih hehe ? coba kutengok di samping ku ada must donk yang belajar ngaji juga.
Lama-lama kulihat sebuah wadah berisi kuah sari buah dan kuning-kuning entah apa, bercabang pikiraannya dan memvisual dengan seseorang yang berada di closet putih ada yang mengambang diatasnya.
Entah closet siapa aku ngga tahu, sebab closetku maroon warnanya. Tapi apa boleh buat tidak bisa kubiarkan lama-lama penglihatanku dibawa ke toilet seenaknya.
Dengan kekuatan pikiranku kuubah lagi menjadi jernih airnya dalam seketika, lain kali akakn kuubah menajdi warna biru muda saja heheh...
Tak lama kemudian swara salam membangunkan tidurku dan aku langsung melihat HP ku dapat sms undangan diskusi sambil makan pagi.
Edigyol yang baru duduk di kursi langsung kuceritai, apalagi kalau bukan tentang mimpi itu tadi.
Dia cuman bertanya siapa yang menemani tadi ??? Jangan-jangan dia lagi.

21.00-22.00 wib
Jiwaku melesat dan terseret kemana-mana, meloncat dari satu lokasi ke lokasi lainnya, berakhir di dalam bus dimana di situ seseorang wanita yang sudah tua yang rambutnya sebahu beruban tapi diperebutkan,
ketika kugenggam telapak tangannya juga sudah keriput semua, kulihat sehelai rambutnya kecoklatan tembaga. Kemudian mataku di perlihatakan tulisan pernyataan yang kalau di baca cuma balik balik kata,
intinya perjodohan di langit dan di bumi kadang berbeda...terus apa urusannya dengan saya ? :)))

Hari ketigabelas 2009
05.00 wib-11.00 wib

Pagi ini banyak sekali jiwaku berpindah pindah keseret mainan batin.
Jam 2 pagi aku pulang makan lewat perempatan masih ada orang, setelah saling sapa terus pada gosipin
Sekejap saja jiwaku berada di sebuah warung melihat 2 tetanggaku belakangku memijit tetangga depanku, aku diamin
Kenapa aku di lihatin ?

Hm..aroma apa yang aku cium itu ? Kok ada swara orang bahasa Arabnya seperti mengaji.
Dimensi swara dengan dimensi rupa dan dimensi raba seperti tidak nyambung lagi.
Kadang jiwaku berada di sebuah majlis taklim seorang ibu sedang berkotbah namun tak kuat menahan hati.
Seperti swara ibuku tapi beliau khan sedang di kamar tamu sedang nonton TV.
Jaket tebalku kulepas satu persatu dan jiwaku menundukkan diri.
Kudengar alarm HP berbunyi, aku bangun kemudian sembahyang pagi

Habis sarapan bubur kuhidupkan metro TV dan aku pun tidur lagi
Sekitar jam 11 swara TV sudah merasuk dalam diri
Cuman untuk memperkuat telepati
kalau ceritanya lain sama sekali

Jiwaku berada di sebuah ruang besar dimana di situ banyak baju-baju dominan putih.
Kalau konveksi kok ngga ada mesin jahit, ah mungkin di sebuah mall atau hotel nih.
Seperti rancu dengan laboraturium begitu, sebab aku diperlihatkan juga syaraf tubuh
Menyala dalam neon box dan kami sedang mempelajarinya karena butuh

Tiba-tiba ujian negara tiba, jiwaku ketemu teman-teman SMA ada khalim juga
Kalau mimpi ujian begini paling ngga suka sebab otakku seperti di pegang tidak bisa membaca
Bagaimana bisa mengingat ? Akupun menemukan caranya, seperti mereview kaset saja.
Tapi susah juga sih, ratusan begini soalnya. Singkat cerita sudah pada selesai semua
Tinggal aku yang saja yang masih berkutat dengan angka-angka
Kemudian kulihat kembali petunjuk cara menjawabnya

Ternyata salah bukan di centang tapi disilang
Akupun panik pusing ngga kepalang karena harus aku ulang
Mana tumpukan soal itu sudah bercampur dengan punya orang
Untung sahabatku khalim datang

Aku dengar bisikan seseorang dari balik kamar
Sepertinya kang KY yang ingin hidup sejahtera di hari kemudian
kata-kata pun di jawab dengan kata-kata oleh seseorang
Artinya harus sendiri berjuang

Mendingan aku review lagi penglihatanku ke laboratorium baju tadi
Ketemu lagi dengan AZ yang menyenangkan hati
Tapi pura-pura ngga kenal saja lagi sebab sudah tahu arahnya kemana nanti
Begitu aku masuk sudah bersih dan tertata rapi
Akupun masuk kamar ganti dan cabut lagi

Jam 03.00 wib
Jiwaku melihat jiwanya agung zuceng menyalami tamu-tamu pada acara pernikahannya kelak.
2 hari ini dia selalu muncul di penglihatanku.


Awalnya aku kira cuma visualisasi pendengaran

14 Januari 2009
09.00-11.20 wib

Jiwaku berada di antah berantah tapi kalau dipetakan di kampungku di makam sebelah rumah,
berkumpul di situ tetanggaku, kulihat widodo kakaknya bang_bang_asyk. Entah siapa yang sedang rebha di sana.
Swara-swara jeritan menyebutkan nama, entah siapa yang meninggal,toh setiap hari ada. Tapi aku hikmat menyaksikan apa yang diperbuatnya.
Kadang dadaku merasa panas dan kulihat api membara, aku membuka cakra mahkota dan kulihat seorang wanita bule yang di salib entah dimana.
Kalau visualisernya mungkin kurang kreatif jadi setiap kata yang masuk kehati di terjemahkan secara leterleg apa adanya.
Ada yang suka memakai kata bakar untuk mengganti menyemangati, sehingga kulihat jiwaku terbakar api. Panas sih hihih.
Muncullah wajah Agus Puryanto sahabat lama, berpakaian merah mengacungkan jempolnya.
Proses teater of mind terjadi karena kurang menikmati sensasi udara di hidung kami.
Swara metrotv masih terdengar di telinga, ketika kubuka mataku ternyata acara bakar batu di Papua.
Kututup mataku lagi dan sekejap kemudian sudah sampai di sebuah rumah dimana seorang adikku membawa seorang sahabat salik
datang langsung bersembah, jadi ngga enakan maka aku minta duduk saja di atas kursi. Aroma keringatnya sampai ke hati, mungkin habis jalan jauh.
Kupertemukan dengan yang lainnya, hmm..aku ngga tahu sedang ada dimana, kok ada seorang nenek-nenek berkebaya hitam tinginya cuma setengah badan ?
Sepertinya DS mgt'90 ingin berpamitan pulang dan aku pun mengantarkannya sampai kendaraan motornya.

Mendingan aku mendengar swara nama wanita nanti muncul juga wajahnya hehe...seperti kemarin ketika tiba-tibanya lagunya rihanna di dipakai buat iklan sebuah produk.
Kok tiba-tiba wajahnya nongol melihatku lama begitu, kuarahkan saja dengan pikiranku, ternyata dia tahu.

Suatu ketika seseorang menyebut nama pahlawan pecipta lagu, imajinasikupun melayang pada cucunya namun belum pernah ketemu.
Walau kusebut nama itu dalam jiwa, kadang yang muncul dipenglihatan wanita yang lainnya.
Wajah yang kulihat bukan si dia tapi orang lain yang tidak terduga-duga, tapi memang namanya sama, itu juga.
Jadi siapa yang mengatur penglihatan, Maha Aneh dan Maha Ganjil. Dalam wujud maupun rasa, kaulah Yang Maha Segalanya.
Ah, aku jadi malu ternyata ada yang mengingkatkanku akan senyumnya...akupun merepeat-nya, kadang extrem close up juga.

16 Januari 2009
Jum'at 05.00 wib
Jiwaku di rumah tetangga depan seperti menjadi anggota keluarganya, aku tahu ini kerjaan siapa.
Setelah aku buka mata maka sudah berganti cerita, jiwaku berada di antah berantah, seorang perempuan dan laki-laki keluar dari sebuah tempat wisata
Baru saja keluar dari situ ketemu teman lainnya, Kemudian oleh siperempuan laki-laki itu dinaikan sepeda,
Si perempuan kemudian bernostalgia dengan laki-laki yang baru ditemuinya. Warna kulit kecoklatan sebagai ciri khasnya.
Kemudian mereka "encon" atau "jandutjleng" jawanya, dengan gaya metal melipat jarinya, dalam sekejap aku sudah dirumahnya Dananjaya.
kami memang sudah lama tidak bersua, kabar miring itu sempat juga di hembuskan ketelinga saya.
Pohon-pohon cemara yang tinggi itu dari mana asalnya ? Aku cuek saja kemudian masuk rumah putih itu, aku ingin sholat Subuh kulihat ada kamar di sebelah,
tetapi begitu aku masuk dua orang tua berpakaian putih-putih tiduran di kasur lusuh di atas tanah.
Orang tua itu bertubuh kekar itu seperti tetangga saya.Mereka sungguh tanggap dan cekatan langsung berdiri mempersilakan aku sholat di atas tikarnya.
Setelah melakukan gerakan sholat itu di alam jiwa alangkah afdolnya jika aku segera bangun dan menyolatkan fisik saya.
Akhirnya aku bangun sholat lalu tidur seperti semula.

Sekitar jam 08.00 wib
Jiwaku berada di antah berantah seperti di lingkungan candi yang sudah bubrah,
para pedagang kakilimanya sudah pada pulang ke negaranyah, kenapa entah...?
Jiwaku ketemu Lana, tapi sayang tidak boleh di pinjem kameranya katanya sih sudah penuh isinya.
Kesal aku tinggalin dia dan pindah dimensi saja.

Sekejap jiwaku sudah berada di halaman luas gedung tua
Aku dan temanku berjalan masuk meliahat swasana perasaan seperti di sebuah hotel di jogja.
Di tengah jalan sebuah mobil sedan berhenti, dan temanku minta aku nebeng ke dia.
Bapak itu lalu mempersilahkan masuk sambil cerita tentang tes barusan yang dikerjakannya.

Jiwaku naik motor di jalan raya, diboncengkan adikku anto tidak memakai helm rupanya
Seperti biasa kalau ada polisi takut di tilang saja, maka aku sembunyikan kepala
Peristiwa diulang-ulang sehinga aku capai untuk merasakannya, tapi sebenarnya cuma sugesti sajah
Kami turun di pinggir trotoar ada sebuah bantal kecil kemudian adikku menyangga kepalanya rebah

Jiwaku ketemu SM akt'91 sedang menjaga sebuah stand, anehnya kenapa aku merasa kecilan.
Di situ aku di sarankan melihat peta bandara Jepang dengan sahabatku Imam.
Kudengar swara lembut itu yang membicarakan kami, cuma sayangnya tidak kelihatan.
Kami disuruh mendekat MH akt'91 yang sedang menjelaskan sebuah produk dengan semangat sampai ototnya kelihatan
Kamipun agak menyingkir sebab takut kena bentakan heheh. Tapi kemudian oleh SM kami agak dipaksa kemudian.

Akhirnya aku beranikan diri untuk mendekat dan memang, swaranya sangat kencang.
Kemudian aku diberi cermin supaya mengaca, kulihat wajahku sudah tuaan
Lho kok mirip Bung Arswendo, kemudian kami cekakaan...
Ibuku akhirnya membangunkan

17 Januari 2009
Sabtu

Pagi-pagi jiwaku berada di sebuah rumah antah berantah,
sedang sholat tapi kemudian di interupsi dan di tanya dari fraksi apa?
Saya bilang saya bukan PDP mas, kemudian aku lanjutkan lagi sholatnya.
Aku berusaha mengingat siapa tadi yang mengintrogasi tapi tetap saja lupa,
yang kulihat orang Klaten semua seperti Sri Nurcahya, Farid Fanani, dan Heri TK'90.
Akhirnya aku di bawa ke toilet yang hampir mampet, walaupun bukan cara yang baik untuk membangunkanku
Tapi aku tahu yang suka khawatir tentang itu, aku tahu. Cara berfikir yang extreme tapi sebenarnya tidak tahu.

Kalau mau makan pikirkan zat-zat kandungan
Kalau tidak suka wujudnya tempe, ya di buat indah seperti lukisan
Kalau ingin tahu nikmatnya makanan, ya rasakan
Kalau hanya butuh zat-zat saja, infus saja sudah

Jiwaku berada di antah berantah terbungkus kain yang kumuh, disampingku banyak juga yang pada tiduran berjubel.
Karena merasa sumpek dan seperti terjerat kain maka akupun meronta dan ternyata aku telanjang...heheh.
Ditanganku sudah ada kamera entah pnuya siapa, berarti jiwaku dibawa sama orang yang punya kamera itu.
Cuman sayangnya ketika aku jepretkan kok susah amat yah, ngga keluar blitznya...aku terus jeprat jepret saja.
Kulihat banyak seragam SMA di situ, beberapa temanku yang punya kamera saling memotret juga, kemudian saatnya dipamerkan fotonya.
Kulihat wajahku saat masih SMA. Senang rasanya. Tak lama kemudian kemudian aku merasa telanjang lagi, tapi anehnya kenapa mereka
seperti ngga melihat saya ? Aku coba tanyakan pada temanku siapa yang berbuat ini ? Akupun menahan emosi supaya tetap berada di jalur frekwensi.
Akupun bersikap biasa, kemudian memakai daya imajinasiku untuk menutupi. Apa bedanya dengan mendholimi ?

Kemudian sampailah kami di sebuah pinggir sungai dimana banyak teman-teman senirupa yang sedang melakukan kegiatan seperti kerjabakti.
mungkin karena komentar aku di facebook divisualisasi. Cuma karena orang seni pandai berimajinasi jadi tidak sampai meyakiti hati
Beberapa orang memegang botol dan memasukkan rokok di dalam nya ? Mereka tahu kalau aku ngga merokok, cuma diciumi. Kadang kok seperti sulap di TV.
Namun swasana hati yang paling tenang ketika jiwaku di bawa ke potrait di tengah para bule, mungkin karena kosakataku hanya terbatas dan tidak provokasi
Duduk lesehan sambil mengomentari hasil karya grafiti, kadang kuajak ngomong sesekali

Sekejap aku sudah berada di sebuah forum beberapa orang duduk menurut kemampuan bahasa, ada Agung Zuceng yang kutemui juga barusan di mimpi.
Dan teman-teman SMA alumni, kami ngerumpi sambil tiduran dan makan cemilan sesekali. Maaf kalau semua makan kuhabisi, untuk mengalihkan konsentrasi
Sebab pada gegoleran begini...bisa-bisa horni hihih

19 Januari 2009

Minggu malam menjadi malam panjang gara-gara menunggu jemputan belum datang.
Waktu sudah menunjukkan jam 3 fajarpun menjelang aku lepaskan saja perasaanku rebah di ranjang.
Sayup swara jeritan hati : gambate...gambate mengingatkanku akan saudara yang tinggal di Jepang.
Gelombang TV berbaur dengan gelombang ESP kemudian terdengarlah swara jeritan
Kulihat sesosok laki-laki dari kegelapan lari ke arahku sambil menangis kencang
Setengah takut dan pedih juga sebab seolah aku ingin di peluk atau diterkam
Tapi sebenarnya haru sih, kok bisa ya ketemuan walau jarak membentang
Sayangnya kulihat juga selain saudaraku itu sosok makhluk berbulu hitam di seluruh badan
Malu melihatku lalu langsung menghilang...Akupun memutuskan fanaku dan bangun sembahang

20 Januari 2009

06.30 wib
Jiwaku dibawa kembali ke jaman SMP, tidak ada kendaraan yang lewat di jalan, hanya anak-anak sekolahan.
Hampir seluruh jalan tertutupi oleh kerumunan, anehnya aku kok naik motor memboncengkan seorang perempuan
Karena ngga enak akupun turun kemudian lalu jalan menyusuri menuju sebuah warung linchak di perempatan
Kugandenga tangannya terus supaya tidak lepas dan hilang, eh
Swasana jalan lebar-lebar seperti di kota parahyangan, mungkin lagi ada yang merindukan.
Kulihat RLA ketua OSIS ketika SMP dan TJK, semua jiwa-jiwa berseragam SMP, apakah mereka itu ngga merasa kalau pakai ceana pendek ye ?
Apa ngga risih ya ? Kemudian akupun melihat pada diriku sendiri, eh pakai celana pendek juga.
Kemudian aku pakai hatiku untuk meneriakkan kata-kata sambil menuding celana mereka.
Setelah itu swasana mimpi berubah warna dari berwarna berangsur menjadi coklat saja
Untuk memastikan ku pakai mata hatiku untuk menclose up nya, ternyata benar sudah berubah warnanya
dan semua orang menjadi diam seribu basa, akhirnya kembalilah jiwa-jiwa.

Sekejap kemudian gelombang hati membawaku ke lain swasana
Bertemu adikku yang tinggal di Smg dan anak-anaknya
Kemudian aku di bangunkan ibuku supaya mengantarkan terminal untuk ke Smg sebab ponakanku pada sakit semua
Hmm...kok tadi cerita di mimpiku ketika ketemu adikku berbeda ya ?
Seperti tidak ada apa-apa, malah melihat ponakan lari-lari pula.
Kalau ngga salah malah adikku cerita tentang tabungan buat calon pembantunya
Jadi bisa di ambil bila perlu saja. Sampai di bank kok malah jadi tersangka
Kayaknya sih cuma di kerjain saja, setelah masuk ruangan dan menhana amarah kemudian malah dikasih hadiah
Kalau kulihat kostumnya adikku tadi seperti bukan adik saya, atau ini khayalan versi bapak atau adik ipar saya ?
Cuma batik lusuh dan celana apa adanya, padahal dia setiap hari mengajar mahasiswa.
Ah namanya juga mimpi, yang penting sudah tahu intinya.

21 Januari 2009

sekitar 03.00 wib

metroTV kubiarkan hidup hingga sayup-sayup swaranya terdengar dan membawa jiwaku bertemu dengan seorang
alumni EP SG'91. Dia seperti barusan turun dari apal pesiar membawa oleh-oleh setumpuk hasil cetakan masih baru.
Anehnya kok juga membawa foto-foto adikku anto memakai baju flanel seperti fotoku. Foto ukuran klise itu kulihat
belum di potong kulihat satu persatu. Kurasakan swasananya walau masih gelap seperti di belakang sekolah SMA 1.
Tiba-tiba dalam sekejap datang juga adikku Anto dan ponakanku. Kemudian aku dan EP pindah ke belakang kelas lain yang lebih belakang sementara tumpukan cetakan tadi
di tinggal begitu saja, kulihat di dekat tumpukan itu sudah ada AA MS'89 memakai kostum putih bersih kemudian masuk ke kantin mengambil nasi sambil ke melihat ke arah kami.
Aku lihat selain foto dan poster juga ada majalah bahasa Inggris. Dengan bantuan gelombang TV kami ngobrol dalam bahasa Inggris. Mungkin karena aku nga ada ide hanya melihat saja, maka dia memberikanku setumpuk CD-CD, kemudian aku membawanya lari
kecil mencari perpustakaan dengan hanya pakai celana panjang hitam, gelap begini mana ada kelas ang buka hingga pagi. Untung ada RAS'08 sambil lari-lari juga, mengatakan jika dia bisa kerja di kapal, pasti gajinya tinggi.
kemudian aku buka mataku acara TV pelantikan Mr.Obama belum selesai maka aku tidur lagi.

08.00 wib
Jiwaku duduk di atas meja kulihat seseorang membuatkan roti selai buat sarapan.
Dari ukuran rotinya yang besar itu aku dapat simpulkan jiwaku di bawa anak balita.

22 Januari 2009

06.30-07.00 wib
Jiwaku melihat seorang tua pendek mencari bapak saya, namun yang keluar malah jiwa saya dengan kostum serba putih, kulihat dia datang datang dari cahaya, naik mobil elf tapi sayang cuma kelihatan bannya.
Silau karena cahaya itu membuatku untuk menunduk, karena takut tidak sopan sayapun jongkok.
Ada berita apakah yang di bawa simbah itu ( sepertinya memang simbah yang kata-katanya di dengar ibuku). Aku kira juga membawa ibuku di dalam mobil itu.
Akupun bangun dan melihat bapakku di samping kamar tidurku sedang mencuci baju.
Karena masih ngantuk akupun tidur lagi.
Jiwaku berada di sebuah rumah di natah berantah denan posisi tidur tengkurap, sementara di depanku juga ada TV menyala seperti d kamarku.
Melihat denah kamar-kamarnya juga seperti denah kamarku, berarti jiwaku split dengan jiwa seseorang. Kulihat di sampingku ada jiwanya Bagyo tetanggaku yang tinggal di Jkt.
2 orang perempuan yang belum pernah kulihat sebelumnya seperti sedang merencanakan acara, kadang aku juga mendengar pembicaraannya mereka sambil tetap tidur tengkurap.
Kalau ngga salah rumahnya dekat kantornya di bandung. Sebuah VCD di putar tentang seseorang yang sedang memaparkan programnya, mata hatikupun kubuka dan kuraih jari jempolnya.
Rasanya kok beda ya heheh....kemudian aku tidur lagi, kulihat dari sudut mata hatiku perempuan itu dengan hati-hati melepaskan genggaman tanganku supaya jiwaku tidak terbangun.
Aku lihat mas bagyo masih di samping, mereka bertiga bicara sementara tanganku menemukan kunci dimana ada 4 yang besarnya sama diantara belasan kunci kecil-kecil lainnya.
Aku ambil dan iseng mau kusembunyikan hanya sekedar menggoda, kemudian jiwaku pun bangun setelah tahu bahwa itu kunci kolam renang, setiap kolam warna kuncinya beda.
Acara akan segera di mulai aku di beri kartu, tetapi belum ada tulisan cuma sepotong kertas kotak warna putih begitu, dan satu kata yaitu" gembira"
Seolah aku tidak boleh melihat swasana di langit-langit rumah itu, karena gerakan jiwaku yang terlalu menggebu maka putus fanaku dan kembalilah jiwaku pada tubuhku.

23 Januari 2009

09.00 wib
Jiwaku melihat dari kejauhan beberapa ibu-ibu duduk-duduk dan salah satunya mengacungkan jempol tangan
Hm..kok mirip mama laurent. Ada apa gerangan ?

24 Januari 2009
Karena hari hujan aku lewatkan di rumah yang tadinya ingin ikutan nyuting wayangan. Ketika aku rebah dan kututup mataku kulihat sosok gatutkaca langsung saja main dengan pikiran.
Sebentar kemudian menghilang karena mungkin pikiran tadi kali ya. Sengaja aku tidak menghidupkan TV kunikmati keheningan, ketika aku tutup mataku kulihat forg eye view laki-laki berkumis lebat dengan baju sorjan sedang
berkelahi seperti kethoprak, tapi karena aku senang ya aku nikmati saja pemandangan, kadang malah aku ambil bagian heheh...tapi sebagai dalang.
Sebab ngga enak juga sebagai aktornya karena merasakan. Pasti kalau sebagai aktornya ingin berusaha menang, dan itu menguras tenaga yang bukan kepalang. Kadang di akhir cerita menjelang bangun cuma ditunjukan angka kedudukan.

25 Januari 2009
05.00-12.00 wib

Jiwaku bertemu dengan personel band aer di sebuah rumah setelah semalam aku bercerita bahwa aku kenal vokalisnya.
Mereka sedang main-main bergaya seperti sedang main band walaupun tanpa alat musik, salah satunya ada yang rambutnya kriwil.

Jiwa kami naik sepeda menuju sebuah tempat bareng-bareng dengan entah siapa, tapi kondisi fisikku sedang tengkurap sambil menahan kencing.
Sebelum tidur tadi juga sempat ngobrol dengan teman kuliah walau cuma chatting
Karena ngga kuat akupun berhenti dan menyenderkan sepeda lipatku, aku buka mataku setelah melihat RM'91 dan langsung ke kamar mandi...ah legaaa.!
Kemudian akupu melanjutkan tidurku kembali, sekejap kemudian jiwaku sudah berada di dimensi lain lagi. Ceritanya di tawari ke LN dan langsung aku sanggupi.
Refleksi jiwaku yang jujur daripada di sini cuma menganggur. Kontak batin yang murni tanpa tercampur. Sebab cuma sendiri tanpa radio dan televisi.
Entah lagu-lagu apa saja tadi yang sempat berkumandang di hati, akulupa lagi. Kubiarkan alunan lagu-lagu itu keluar dari memori, cuma kok ada satu lagi yang tidak kuketahui.
Kubuka mataku kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam satu lagi.

26 Januari 2006
07.00-11.00 wib

Jiwaku berada di sebuah desa dimana di situ ada seorang wanita yang rambutnya cepak seperti laki-laki,
Entah apa urusannya jiwaku di sini ?

Sekejap kemudian sudah pindah ke kampus di mana seseorang memberikan sebuah tebakan dengan memperlihatkan potret angkasa sebuah kota.
Sebuah kata yang belum pernah kudengar sebelumnya, ternyata harus di sentuh gambar itu baru bisa zoom in dan terlihatlah sebuah lapangan bola.
Kulihat seorang sekuriti berkostum gelap rambutnya kriwil seperti berada dikota roma, kemudian pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan kepadaku sambil di piting kepalaku,
ditanya juga kenapa memakai kostum hitam-hitam sih ? kok sewot amat orang ini, kataku dalam hati artikan saja sendiri. Ada yang menyarankan ke pak rudi. "Ini apalagi, bukannya sudah mati?"
Seolah aku dipaksa menerima informasi, masih dirangkul aku dibawa masuk sebuah ke ruang kelas yang lantainya bersih,
kulihat perempuan duduk berhadapan salah satunya memakainya jaket bluejeans, kok seperti studio seni grafis ?
Sambil di cecar pertanyaan, tentang kapal yang bocor itu kesalahan siapa? Kujawab saja manusia sendiri ...eh masih disalahkan lagi,
katanya salahnya ikan, ya kujawab inallilahi. Akhirya Ketukan pintu keras bapakku membangunkan mimpi.

27 Januari 2009
Gara-gara ngga bisa balas sms jiwa bapakku yang datang, sementara aku sudah siap mendengar suaranya yang tajam seperti pedang,
kalau sedang ngga mau di ganggu biasanya jiwaku keluar dari tubuh dnegan membawa parang, karena kali ini yang bapakku yang datang aku cuma membawa sebuah cutter ditangan kanan, bapakku hanya sampai di depan pintu kamar dan kemudian jiwanya menghilang.
Karena pakaian tidurku kebetulan seragam,"jauh-jauh dari smg cuma sekedar membangunkan." begitu aku bergumam

Pagi habis subuh jiwaku sudah pindah dimensi lagi, kali ini menuruni sebuah bangunan tua membawa sebuah map putih, melipir-mlipir menuruni anak tangga kecil takut jatuh.
Kadang rancu dengan genting rumah yang dipasangi kawat terali, kok seperti si edi suharyanto mengikuti.

28 Januari 2009
Jam 10 pagi jiwaku berada di antah berantah melihat lana terburu-buru mau pulang dengan membawa arem-arem beberapa dimasukkan tas hitam.
Aku berniat untuk diambilkan namun dia ngga mau,"Ambil sendiri bisa khan"katanya tertekan.

29 Januari 2009

Semalam aku nonton film Indonesia yang sudah sering di putar oleh beberapa stasiun TV, seperti biasa kalau aku menonton pikirankupun merefleksi.
Kalau ngga melihat waktu film dibuat, kemiripan wajah, dan tokoh utama di film itu. Akupun memposisikan di tokoh Amran, biar tidak terlalu sedih tentuya.
Apalagi ketika dia sedang merakit mainan helikopter, pikiranku langsung melayang pada tulisan mimpi diariku ketika di Papua. Sampai akhirnya aku tahu gerak pikiran itu apa maksudnya,
ketika mendengar berita di TV meledaknya sebuah heli di Jakarta.

10.00 wib
Swasana kamarku hening namun dalam hatiku ada yang bermain musik 3 orang salah satunya kulihat Pepi?
Sepertinya dia memegang bas. Heran padahal kesehariannya dia megang gitar akustik...heheh
Aku bangun tidur kemudian keluar mampir ke kafe seorang teman disitu baru tahu mimpi barusan..ada yang mempermasalahkan tentang gitar.
Padahal dulu akan di ambil sendiri gitar pinjaman, kok malah diputar balikkan. Maka aku segera mencari
Agung Zuceng supaya tidak terjadi kesalahpahaman, kata bapaknya dia baru keluar entah kemana ngga ketahuan.
Malamnya jam 21.00 wib aku pun rebah dan terpejam dan sekejap kemudian jiwaku melihat Agung duduk di kursi pelan-pelan.
Sontak saja kupakai frekwensinya dan kontak batin kulanjutkan dengan pembelaan karena kesalahpahaman. Berarti si pemilik gitar minta pertolongan.
Andai setiap ucapan di rekam betapa banyak di dunia ini terjadi pengkhianatan.

30 Januari 2009

Sekitar 03.00 wib aku tengkurap tidur di kamarku sambil mendengarkan film TV, lampu mati tidak ada sinar, kemudian jiwaku terbangun di sebuah ruang agak gelap seperti di kamar.
Cuma besar seperti ruang kuliah seminar, dimana hadir teman kuliah FSRD'92 sedang melingkar. Sebuah objek di taruh di tengah dan mereka gambar. Aku memakai kostum hitam dan masih tengkurap memeluk meja gambar kemudian bangun sebentar, eh kuliah sudah bubar.
Sedang jiwaku masih di situ," Ya udah aku bawa pulang saja mejanya," kataku berkelakar.

Jiwaku berjalan-jalan sampai bubat bdg dengan membawa secarik kertas, Topo anak buahnya Zuceng bertanya sepanjang jalan.
Akhirnya aku antar sampai gang karena enggan, kutunjukkan rumah besar itu supaya bertamu sendirian karena kepalaku sudah kepenatan.

Sekejap aku sudah berada di sebuah ruang sedang di tes membaca naskah berita, kulihat nuansa putih mendominasi interiornya.
Aneh radio US kok bahasanya Indonesia, jadi malah kagok nih...akupun membacanya dengan terbata-bata. Kemudian aku buat swasana agak santai sedemikan rupa,
seorang perempuan nyameperin sepertinya agak cemburu juga...heheh tiba-tiba aku sudah berjalan ke arah kampung tetangga dengan RAS'08 dia menanyakan lagi-lagi gajinya berapa.
Aku terdiam sejenak kubiarkan dia menebak, jawaban ku kalikan dua kalilipat, hingga seorang laki-laki dibelakangku mengawasi kami agak cemburu juga...
Akupun bangun dan melihat jarum jam, ternyata sudah jam tujuhan.

31 Januari 2009

Jiwaku mengantarkan seseorang menuju rumah yang sudah usang dindingnya bahkan berlobang sambil membawa sayur mayur.
Rumah itu terletak tiak jauh dari stasiun, cuman kok aku bingung berputar-putar untuk pulang naik motor astrea hitam.
Kenapa motornya ngga dinaikkan kereta saja, sejenak aku merasakan itu di Cilebut. Akupun mereview lagi mimpi kecil tadi, menuju sebuah rumah di atas bukit ( kenyataannya memang di lembaj sereal)
kubawakan 3 macam sayuran di antaranya bawang putih, kulihat bulikku di situ dengan anaknya yang paling bungsu.
Ketika mau pulang si anak kecil gemuk mirip ponanakan itu, seperti ngga mau lepas dariku...dengan berat dia mengantarkanku sampai gardu.
akhirnya aku naik motor hitam itu dan sambil mendeteksi swasana kampung dekat stasiun yang berkesan jaman dulu.

1 Februari 2009

Jiwaku berada di jaman dulu mengulang-ulang gerak pikiran pertanda jiwaku masih menyatu menyatu dengan tubuhku.
Kemudian akhirnya lepas kemabli ke masa SD dan aku berangkat ke sekolah naik miniku, karena kepalaku penat sebab masih terhubung dengan fisiku maka aku minta di boncengkan
oleh seseorang yang mirip dengan keponakanku. Dia di depan mengayuh sepeda warna merah jambu dan kepalaku di jok sedel setengah tertidur begitu.

Kadang aku lirik anak kecil yang sedang mengayuh itu timbul rasa iba, ngga enak sekali rasanya, masa aku dulu tega memperlakukan sedemikian kepada adik saya.
Kemudian akupun mencoba membantu mengayuh sepeda sampai daerah kidulan sana. Kenapa yang kenangan yang sedih-sedih saja yang dimunculkan dalam rasa ?
Kok jadi malas untuk reunian ya. Padahal aku sudah lupa semua, apa gara-gara kemarin ketemu pak penjaga sekolah dan sekarang para guru sedang mencari foto-foto kengan lama.
Mimpi 3D yang begini nyata sampai ke dalam unsur rasa.

Merasakan kesedihanku segera jiwaku dipindahkan ke masa SMA, swasanapun berganti aku sudah tidak memakai seragam lagi.
Ceritanya mengantar adikku ke SD naik sepeda jenki warna biru, sampai di pintu gerbang ke sekolah SD itu....lho kok pak Agsu Taranggono guru fisikaku yang kelihatan di mataku.
Aku cuek saja dan membelokkan sepedaku tiba-tiba berubah menjadi warna hijau tentara.
Aku pun bangun dan masih kurasakan ketika duduk di ruang tamu melihat acara RCTI aku melihat sesosok bayangan wajah temanku dengan rambutnya yang jegrak itu
yang kebetulan kerja di situ keluar dari tubuhku.

2 Februari 2009

08.00-11.00 wib

Jiwaku bertemu dengan jiwa must donk dan saudara2 yang lain juga om aku yang tinggal di Banjarbaru.
Kadang kita bicara tentang laptop, kadang kami jalan menyusuri pepohonan yang dulunya aku tanam dan resmikan.
Hanya pohon beringin yang tidak diijinkan sebab takut nantinya jadi tempat sarang.
Jalan berbukit mendaki dan kami menemukan patung semar di situ dan juga situs-situs baru.

Sekejap aku berada di sebuah kota dimana tidak ada cahaya, kami belok ke kiri dan dan menanjak berhentilah mobil kami di pingir kanan.
Dari situ kami lihat sebuah panggung kesenian, namun kami menunggu yang lain datang duluan. Setelah beberapa menit kemudian kami
menuju samping panggung sebelum keluar membuka pintu nama-nama kami sudah disebutkan. Cuma seorang yang tidak ketahuan.
"Kok lagunya tahun 70-an begini yah, jadi ingin di dalam?"gumamku. Aku segera membuka mata swasana kamar tidurku hening senyap tanpa kedengaran sebuah lagu.

3 February 2009

Jiwaku berada disebuah rumah dimana disitu ada seseorang yang berksotum coklat susu dari bahan silk,
seperti orang itu tidak mau jauh-jauh dariku. Kalau dipetakan dikampungku sih, tepat diatas rumahnya si anu.
Seperti ingin mengingatkan pada diriku tentang masa SD aku, dimana aku sering mengaji disitu. Temanku tinggal di situ rumah buliknya
dan sering belajar bersama. Rancu dengan wajah-wajah yang kutemui tadi siangnya.

Sesorang wanita yang tidak kuasa menahan amarah yang memercikan api di dada.
kemudian aku elus dadanya sedemikian rupa...oh yeah. Akhirnya adem juga.
Jangan-jangan jiwaku dibawa seorang yang menunggu jawaban sms aku disana.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home