Sunday, December 10, 2006

dibawa kemana-mana

Location : Damaran
Time/date : 08.00-11.00 wib/ 09 Desember 2006
Story of my dream :

Aku turun dari colt butut di anatar oleh saudara. Memakai sandal kuning. Segera menuju sebuah masjid besar, swasana kampus sangat terasa di hatiku.
Jiwaku di bawa ke sebuah bangunan besar dan kami di lantai bawah, berderet berjajar orang-orang berpakaian hitam putih, salah satunya ku kenal sebagai aat, seorang wanita nyamperin dia tapi idanya cuek. Aku dekatin dia dan aku tanya namanya apakah betul dia aat. Dia malah bingung dan jawabannya bernada konfirmasi lagi. Ceritanya dia mau naik kapal segera. Aku tanyakan nama kapalnya malah dia jawab "Seiko" mana ada nama kapal itu ? Hmm..Rasa-rasanya kok seperti di Salman ITB tapi kok lebih luas. Ada yang membawa anak-anaknya, ada 3 orang yang sedang main kartu hmm..seperti swara pidi baiq heheh. Swara TPI sedikit mengganggu konsentrasiku.
Aku mengambil air wudlu dari genangan air hujan, belum selesai wudlunya aku segera ingat kenapa tidak ke tempat wudlu saja, bukannya airnya melimpah.
Pas lewat di dekat anak-anak yang main kartu tadi, TPI sedang nyanyi lagu madu dan racun, sontak saja mereka ikut di dubbing dan main kartunya selesai.

Aku melihat sesosok orang tua bernuansa putih, katanya masih saudara jauh dari mbah kidul sana, aku sedang membawa skop mengerjakan sesuatu. Swasana jadul lagi,
aku pun minta dia keluar dari rumah mendekatiku, heran kenapa tiba-tiba di dalam rumah ? Saatnya harus tegas, lama-lama ortu itu jadi mengecil seperti anak-anak.
Kemudian aku lihat ciduk air kamar mandi kok melayang sendiri, seseorang anak kecil duduk di kursi sedang makan mirip masa Joko kecil. Kok banyak hantu begini ya ?

Location : Damaran
Time/date : 05.00-7.00 wib/ 10 Desember 2006
Story of my dream :

Jiwaku tidur rebahan di sebuah rumah dimana di langit-langitnya banyak dipasang speaker. Ada yang memanggil-manggil lewat spekaer itu kepadaku untuk segera datang ke lokasi.
Tapi aku masih ngantuk sekali, sementara swara radio tetap bersarang di telingaku. Seperti tadi sudah berada di lokasi tapi artisnya ngga mau bayar setelah di potret.

Ada bapakku dan seseorang yang lagi mengerjakan sesuatu, akirnya aku berkhayal juga mendatangi undangannya. Entah dimana aku nampak luas sekali, artis jiran itu akhirnya memberikan sebuah kembaran lewat teman saya. Itu tadi gambaran sekilas selanjutnya dilanjutkan obrolan dengan speaker di atas eternit tadi. Tiba-tiba aku dibawa ke jadul ketika masjid disamping rumahku belum dipugar, hadir dina istri Joko adikku dan artis itu. Kami bermain di beranda masjid, dia memberikan segelas plastik air kepadaku untuk membasuh kakiku yang dekil karena itu batas suci. Karena bahasanya malay jadi rada belibet tiket. Dibilangnya bahwa kalau nak naik tangga harus dibasuh kakiknya haha. Aku pun meraih gelas itu dan ku siramkan pada kakiku.
Dalam hatiku, "Heran kenapa kakiku jadi dekil begini ya ? Padahal dulu kakiku ngga begini". Sesekali aku melirik ke pelantun tadi, hmm "Kok tubuhnya kecil padahal khan kalau di TV, pinggangnya nampak besar haha," gumamku dalam hati.
Akhirnya dia di ajak main-main ke kuburan sebelah masjid, ada-ada saja hehe. Beberapa perempuan rombongan dia berhambur datang dengan kostum ingu muda. salah satunya aku tanyakan kemana tudungnya. Lalu sekejap seperti sulapan saja dia sudah memakai tudung. Pertanyaanku kenapa ke jadul lagi sih, apa yang berkhayal orang jaman itu juga dan belum tahu kalau sudah berubah semua. Mbok bayangin tuh jaman yad, gunakan imajinasi kalian. ya paling ngga seperti starwars la ya. Sepertinya aku lebih bisa menikmatinya.

Terakhir aku lihat snapshots mirip AW sedang dansa dengan artis itu karena telinga hatiku kuarahakan ke radio. nampak luluh artis itu.
Benar-benar dibuat-buat deh, entah siapa aku ngga tahu. Akhirnya cerita aku di undang ke jogja untuk makan-makan dengan artis itu, sekejap aku mengajak uki teman SMP ku ke sana. Kata dia "Walaupun habis makan, dia masih kuat untuk makan lagi."
Kami pun melaju ke jogja dengan motor udhuk. Aku sih senang saja di boncengkan sambil ajrut-ajrutan kalau ada polisi tidur, walah perutnya kok ndut begini. Yang pernah boncengin sih zaki yang sedang di Jakarta. Hari ini dia ngga bisa hadir di pertemuan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home