Wednesday, August 10, 2005

Swara tangisan itu

Location : Damaran
Day/Date/time : Rabu 10/08/05
Story of the beating of my heart :

Time : 02.30 wib without music
Swara tangisan Aca ponakanku meronta membuat aku ngga betah tidur.

Comment :
Apakah karena tadi dia habis di tanyain neneknay sudah kangen.
Aku yang paling terganggu dengan swara tangisan anak, karena langsung di hati.
Biasanya seluruh keluarga jadi ingin tahu kenapa bisa begitu kencang nangisnya.
Bapakku jadi naik darah, jadi panik, kenapa ngga bisa kalem.

Time : 04.28 wib without music
Int : rumah sebelum di renovasi
Aku lihat Aca di gendong neneknya di masuk kamar dia, khawatir kepala Aca kebentur karena mengendongnya tidak hati-hati. Aku datang langsung memarahi ibu. Maaf kepalanya ibuku aku dorong hingga aca langsung di taruh dibawah. Aku masih memarahi ibu Aca cuma melihat kami dengan wajah tak berdosa. Lalu dia lari-lari menolak jika mai di gendong.

Comment :
Ngga tahu yang mengkhayal siapa, tapi memang berhasil ngerjainnya. Aku marah betulan karena Aca sebenarnya ngga mau di gendong neneknya. Malah ibuku dulu sebelum ke tanah suci sering di suruh pulang oleh Aca kalau mau mendekat, dan ibuku pasti bingung lha wong di rumahnya sendiri kok di suruh pulang. Ngga tahu pulang ke mana.

Aku jadi mereview keadaanku waktu kecil setelah kelahiran adikku otomatis aku di serahkan nenekku. Otomatis jatah susu berkurang, jadi tubuhku paling kecil di antara adik-adikku semua. Malah waktu SD pun waktu di foto ngga mau dekat-dekat sama ibu, yang jelas bukan karena benci.

Time : 15.40 wib without music
Ext : halaman taman kanak-kanak yang di penuhi sarana permainan. Intensitas Cahaya 100 watt
Asih dewasa berjalan di titian salah satu permainan di TK, setelah aku zoom tubuhnya berubah jadi anak TK. Entah kenapa bisa begitu.

Snapshots :
Erna mBayat wajah tersenyum lebar. Jadi ingat jaman kemah di kepurun

0 Comments:

Post a Comment

<< Home