Monday, August 08, 2005

di sekolah yang tidak ku tunggu

Location : Damaran
Day/Date/time : Selasa 07/08/05 - 08.00 wib without music
Story of the beating of my heart :

Dear blogger,
Aku tiba-tiba berada di sekolah sedang ditanya oleh seorang guru, entah wajah guru siapa. Kita ceritanya di suruh menjawab pertanyaan yang tertulis dalam buku. Swasana seperti di SD dulu, tapi kok muridnya bapak-bapak ? Aku coba terima perlakuan ini. Aku di suruh pakai jilbab, mungkin di kira ada kelainan. Ok aku terima perlakuan ini dengan lapang dada. Aku jawab terbata-bata, bahwa besok saya akan pakai jilbab, nampaknya guru itu heran kenapa mau di suruh pakai jilbab. Apa ngga malu ? Laki-laki pakai jilbab ? Seperti dipermainkan saja aku ini. Tapi aku jawab dengan rendah hati, " Jarak antara rumah sampai sekolah cuma 50 meter Pak, khan menginap di rumah Bayek, bersama teman-teman yang lain." kataku pelan-pelan. Anganku melayang ke jalan-jalan yang aku susuri ketika aku masih SD.Kalau aku ingat-ingat lagi swara guru itu mirip swara Pak AT guru fisika aku dulu. Swasana hatiku hening makanya aku menerima saja di perlakukan seperti itu. Sekejap aku sudah di lain tempat yaitu ruang SMA dengan swasana hati yang lebih gembira, oleh Pak Marganto rupanya niatku di ketahui : "Kamu sebaiknya pakai pakaian kakek-kakek saja Mir, kebetulan cici menyimpannya di sekolah buat latihan drama. Ada seorang guru lagi di situ sedang duduk sedang menulis tiba-tiba mengiyakan usulan tersebut. Aku sendiri terheran-heran apakah aku sudah seperti kakek-kakek ? Yang kakek-kakek khan Bapak, sebagai cawan yang selalu mengucurkan anggur cintanya pada murid.

Comment :
Aku jadi ingat mimpi-mimpi terdahulu ketika melihat Bapakku tidur pakai daster, atau anak SR berpakaian wanita gothic. Tapi maaf ketika kesadaaranku hadir sebagai manusia yang bisa pakai akal hati, dan tidak mengikuti lagi gelombang mimpi khayalan orang, aku biasanya terus menerawang kembali dan mencoba introspeksi tentang pakaian yang membalut tubuhku yang sering membuat goyang hati bagi orang yang melihat dan membaca tulisan di kaos. Membuat orang mengira yang macam-macam atau yang lainnya. Tapi apa pedulinya dengan isi hati orang, pada saat itu begitulah pendirianku, toh ngga berani bicara di depanku tentang persepsinya atas apa yang aku pakai. Aku baru sadar setelah menjadi satu hati ternyata mereka langsung masuk hati tanpa permisi. Sebagai contoh : Ketika aku memakai kaos Jack Daniel, persepsi orang, " Wah orang ini pemabuk atau paling tidak pernah minum." Bagi yang suka dengan keadaan persepsi yang salah itu tetap saja akan bersahabat, dan bagi yang tidak suka pasti akan memelihara persepsi itu dalam hati. Maka ketika kita terombang-ambing oleh paradigma seperti itu, maka aku sarankan pakailah hatimu. Buktinya memang aku pakai kaos itu karena suka desainnya. Cuma itu, capai khan sudah mengira-ira terlalu jauh, ternyata hanya sampai pertimbangan desain. Teringat olehku masa SMA dulu ketika salah seorang teman yang beragama katholik, pakai kaos bertuliskan Arab. Oleh teman seagamanya langsung dijauhi padahal tidak tahu makna tulisan arab itu. Lha wong cuma merk salah satu produk Arab kok heheh. Maaf buat sahabat-sahabat yang selalu setia mendengarkan swara hatiku, kadang saya marah besar jika di perlakukan seperti mimpi di atas. Mungkin sahabat tidak merasakan mimpinya tapi mendengar dampratanku. Biasanya aku yang memberikan tenaga untuk marah sedang kata-katanya entah siapa yang memilih atau mengarahkan. Aku sendiri tidak tega melontarkan kata-katanya. Mungkin aku lagi di ajari marah oleh Tuhan heheh. Lama-lama ya memang hatiku jadi terbiasa dengan kata-kata itu. Memang selama ini aku dididik menjadi "orang tua" bahkan aku sering ngemong sama Bapak+ibuku yang sudah uzur itu. Jangan sampai hatiku di salah gunakan oleh orang yang tidak tahu diri.


Time : 13.00-14.30 wib soundtrack : Better Man by Robie Williams
Kok ngantuk sekali ya, padahal baru bangun tidur, "mak pletik" di dadaku ada lompatan api. Oh ya sudah aku lemparkan badan ke ranjang, ambil posisi tidur tengkurap. Sengaja aku fokus ke swara music dari MP3 player. Bapakku sedang duduk nonton TV di kamar tamu dan ibuku tidur di kamarnya.

Hasilnya :
Aku berada di rumahku yang dulu sebelum di renovasi, juga masjid di samping rumah masih jaman dulu. Irama hatiku mencoba mengikuti frekwensi swara lagu sampai mirip betul, terkdang ada hasrat mau ambil gitar dan mengikutinya, tapi sebatas di pikiran batinku.

Cut to:
Ext : jalan yang sangat lebar mungkin di LN
Aku membawa sepedaku di bengkelnya Tri, aku lihat Aca ponakanku ikut juga. Aku tukar sepeda tua yang butut dengan sepeda tua yang "kempling". Tapi dia bilang jangan di ambil dulu, nanti saja mau test drive dulu, sapa tahu nanti di tengah jalan mogok lagi. Kok tahu yah perjalananku akan jauh. Berarti Tri itu memang baik, walau kadang aku menganggap dia terlalu hati-hati. Lalu sekejap berada di kamarku Damaran memberi mainan Aca pesawat jet terbang warna hitam, infact : dia punya warna abu-abu.

Cut to:
Akhirnya kesadaranku ada di swara lagu tadi, muncul seorang dari pojokan masjid dimana dulu di anggap angker, menyanyikan lagu itu dengan sempurna, mirip banget dengan Robbie, entah siapa itu aku belum tahu namanya. Kemudian muncul lagi seorang yang cukup tampan, seperti orang jepang, ambut cepak tinggi pakai kaos kuning rionaldo, sambil menyanyikan lagu itu dengan sangat persis, seperti menyatu, kukira yang muncul robbie beneran. Pria kaos kuning itu meletakkan HP Nokia di atas banku, lalu lewat saja di depanku. Mungkin aku di kira butuh HP. Kemudian aku kembali ke kamarku, sekilas aku lihat seorang pria bule pakai kaos oblong ijo tentara mengikuti alunan lagunya Robbie. Tenyata ada loud speaker di taruh di dekatnya sambil duduk-duduk entah mengerjakan apa bersama-sama banyak orang. Syair lagu itu benar-benar aku ikuti, jangan-janan aku sudah kontak batin dengan Robbie nih heheh…eh kalimat paling depan di ganti bahasa Jawa : Aku lagi neng damaran ki ! Rasanya ingin ketawa geli saja aku. Aku tahu mereka agak kesal terpaksa harus ikut irama lagu itu, mungkin setelah memberikan HP akan selesai menyanyinya heheh. Aku tadinya juga mengira begitu sih, tapi lha wong "repeat file" ya ngga berhenti-henti kecuali habis baterenya. Tapi aku lihat si bule-nya sungguh menikmati lagunya. Aku ingat HP nya mana tadi ya ? Aku ke depan emperan rumah, aku kira HP yang tadi di taruh di situ, ternyata bukan ; tapi mouse warna perak. Nampak om mimin ada di situ sambil pencet HP. In fact : Dia lagi Jambi. Hasratku mengikuti dengan kibor tersampai, di dalam masjid itu aku menemukan kibor yang sudah kujual dulu."Wah asyik balik lagi."pikirku. Sejenak aku mencari powernya, eh begitu di nyalakan ada swara di frekwensi yang lebih kuat, V.O = " Edy neng Zam-Zam lho …bulshit! "Karena frekwensinya lebih kuat, bangun dong aku. Langsung saja aku balikan kata-katanya, sambil ingat-ingat Edy mana ya ? Edigyolkah ? Soalnya memang banyak edi yang kukenal, tapi akhir-akhir ini memang edigyol yang ingin mengajak ke LN. Ya sudah terima saja kemarahanku. Memang rada pedih dadaku tapi yang penting mereka sudah di kasih pelajaran. Alhamdulillah aku kemudian sholat, umpatanku aku ganti jadi bacaan-bacaan sholat, memang hasilnya penghuni kolong hatiku melihat keindahan ketika di bacakan kalimat Tuhan. Semoga yang mendengar bisa terjaga kelembutannya.

Comment :
Pertanyaanku kena[pa manusia-manusia itu muncul dari tempat yang dulu tahun 80-an angker, lalu kenapa lay out dan interiornya sebelum ada renovasi. Jadi ingat ketika mimpi ngaji dengan salik, tapi kok lokasi di depan rumah yang lama tidak di tempati. Apakah masih menyimpan energi ?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home