Thursday, August 11, 2005

lomba tamia

Location : Damaran
Day/Date/time : Kamis 11/08/05
Story of the beating of my heart :

Time : 04.00-10.wib
Int : Sebuah tempat wudlu yang luas
Aku kebelet pipis lalu mencari tempat untuk kencing. Tapi lama sekali ngga dapat lokasi yang cocok. Ada beberapa orang yang hadir tapi aku ngga kenal, memberikan sebuah kunci motor. Sebagian bak wudlu airnya tidak mengalir jadi bau pesing sekitarnya.

Cut to:
Seorang jualan makanan kecil dari bahan habatussauda, ada permen cicak juga dari habbat. Aku beli kopinya saja. Penjualnya kok mirip Pak Budi Wibowo/Wahono yah ? atau bias dengan Nursulilo ? Setengah makan aku disengat lebah sakit sekali di kaki kiriku lalu aku lihat ternyata beneran, lalu aku cabut lebah itu dari kakiku. Sakit benar euy ….

Comment :
Tapi aku ngga marah-marah kok heheh. Sudah terbiasa sih. Sadar juga sering seperti di sengat lebah.

Cut to:
Ext : Arena sebuah lomba Tamia.
Ikut lomba Tamia kok mobilnya kecil sekali. Aku sibuk melakukan latihan, nga tahu yang lainnya siapa saja yang hadir. Tiba-tiba pas latihan di catat hasilnya. 11.sekian detik. Padahal tadi sempat balik lagi karena salah route. Harusnya aku bisa lebih cepat dong. Tapi karena mbak jurinya baikan, maka nanti yang asilnya 11-16 detik di pertimbangkan ( dikatrol ) dengan kriteria yang lainnya supaya lolos babak pertama. Setelah aku lihat-lihat kok mbak jurinya mirip mirip mbak shanti tetanggaku, pakai T-shirt hitam. Acara selesai kami lalu berjalan menuju ke tempat yang teduh.


Cut to:
Sebuah kandang di belakang rumah di isi dengan macam-macam hewan, aku lihat entog sepasang bagus warnanya, kemudian juga hewan memamah biak bagus bulunya, terus ada anaknya entog yang kepengen keluar kandang terjepit bambu, mungkin takut dengan hewan-hewan yang lebih besar.

Comment :
Aku dengar swara ibukku ribut lalu aku di bangunkan.

Time : 10.00 - 14.00 wib
Di sebuah acara mirip pengajian, dua ruang berbeda. Setiap sesi harus aku potret. Sebelum maju ke depan menghadap dulu ke seseorang yang di tuakan untuk beri hormat, tapi kok di pegang kedua tangannya oleh tentara dengan memasukkan di bawah ketikanya. Di kawal atau di tangkap ? Kemudian baru menhadap seorang.
Banyak sekali yang di hadapkan, film nya bisa habis dong. Aku di raih oleh tangan seseorang yang jari-jarinya bercincin merah delima. Tapi aku gga di kasih lihat wajahnya, entah kenapa aku ngga tahu. Tiba-tiba saja tanganku bersetangkup dengan tangannya. Dalam hatiku berkata : "Mudah-mudahan bukan laki-laki". Kemudian aku di minta motret keponakannya. Setelah itu aku di minta motret tamu yang lainnya ; tetanga depan rumahku. Dari pada motret pembicaranya begitu-begitu saja. Aku lihat Bagio datang juga dngan matanya yang agak merah. Entah kenapa. Dia duduk bersila menunggu di sapa.

Comment : Kameraku di pinjam sepupku di Cilebut

Cut to:
Sebuah rapat keluarga, banyak yang pinjam VCD hasil karyaku kemudian ada yang aku kasih saja. Sebenarnya harus beli sih. Tapi karena wanita itu merayu-rayu jadi kasihan juga. Apalagi kostumnya lain dari pada yang lain dari bahan silk tiduran gaya pantai. Ari datang juga, Alfrain hadir juga, kami duduk melingkar.
Ujug-ujug Taska ikut datang, langsung aku kenalkan dengan Alfrain yang sama-sama dari Kalimantan. Mereka salaman, Alfrain hanya memegang kakinya karena lagi duduk. Akhirnya mereka berdua ngobrol sendiri tentang kenapa orang Kalimantan jauh-jauh datang ke Jogjakarta tinggal di pelosok.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home