Thursday, August 11, 2005

film daredevil

Dear blogger,
Semalam aku nonton film Daredevil di RCTI, anganku dibawa ke tahun 2001 ketika aku di Bandung. Waktu itu aku masuk ke dalam dasar hati dan mendengar swara-swara lembut bahasa Jawa keraton. Aku benar-benar di ajari bahasa jawa lagi, mungkin karena lama tinggal di tataran Sunda jadi bahasa jawa dalam hatiku hilang. Pantas saja orang mengira aku orang Sunda. Tapi di Bandung dulu perasaaan aku suka bilang "complicated" dalam hati.

Suatu hari Guruu sedang berada di Bandung. Aku berada di Bandung tapi di tempat lain dan berusaha menyiapkan hati jika di depan Guru nanti. Yang terjadi adalah kontak batin, kali ini aku menjadi pendengar yang baik dalam hati, swasana hati menjadi seperti di keraton karena bahasa Jawa "kromo inggil" Saking senangnya sampai tidak mau di tinggal, dan ingin di temani, waktu itu kita pakai nama-nama samaran tokoh-tokoh jaman kerajaan. Pas di ceritakan menjadi Raja siapa begitu ternyata ada drama pencukilan mata segala heheh…Entah mirip kisah raja Jawa siapa begitu. Dahulu aku merasa ngeri sekali, sebab baru kali itu ngobrol dari dasar hati. Aku anggap saja ujian buatku biar hati lega, biasa kalau sesuatu di anggap sebagai ujian : selesailah sudah persoalan hati, walau pedih juga sih. Paling tidak aku sudah mengalami apa yang di alami raja pada jaman dulu heheh. Setelah di kemas dalam bentuk film versi Hollywood kok bagus yah ? Persamaan dengan film tersebut adalah "weruh sakdurunge winarah". Untuk mengambil nilai positif atau hikmah tergantung kita masing-masing sih. Tapi biasanya kalau lihat film, aku mengangap semua tokoh film itu ada dalam diriku, jadi ngga sempat lagi melihat kejelekan orang lain.

Wassalam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home