Wednesday, January 24, 2007

menggendong sapa yah ?

Location : Damaran
Time/date : 05.00-10.00 wib / 23 Januari 2007
Story of my dream :

Jiwaku berjalan menyusuri jalan di depat DPRD klaten bersama ce berjubah hitam merah. Karena tidak enak dilihat oleh orang yang duduk-duduk dipinggir jalan maka dibenakku menanyakkan kenapa kamu pakai jubah merah hitam begini? Sekejap setelah aku tengok lagi sudah berubah jadi seragam batik biru putih.

Menyusuri sepanjang jalan kenangan itu aku menggandengnya dengan mesra, ujug-ujug jalannya jadi tebing, terpaksa deh kami harus mendaki dengan berpegangan plastik-plastik yang terpendam. Ah....akhirnya sampai puncak juga, tapi ce itu satu jengkal lagi belum selesai. Membutuhkan pertolongan tangan yang kuat.
Entah dari mana munnculnya tangan kuat tadi, langsung meraihnya dan ..hup ! berhasilah kami. Sekejap sampailah aku di braga sambil masih bersama ce tadi, dia sangat mandiri bahkan waktu digodain co dia bisa membela diri, tangannya bisa menjadi palu godam kalau marah..heheh aku lihat co..co tadi mirip teman-temanku kalten yang di bandung.

Kemudian ce lagi minta digendong lagi hihihi, kok jadi perasaanku menjadi salah satu co tadi yang sedang nggendong istrinya. ZR iya betul memang waktu pacaran memang pakai gendong-gendongan segala ya dia ? Aku terus saja berjalan sambil menikmati rasa yang hadir, munculah kami dari taman ganesha terasa punggungku masih ditempeli makhluk yang sedang damai,
ketika itu aku merasakan hadirnya si GW, akupun berjalan terus sambil menggendongnya. Swasana berubah jadi meuju jalan ke hotel Q di jogja, akupun sambil mengingat teman-temanku ketika di papua dulu. Baru mau menanyakan tentang agung boyolali, rasanya punggungku tidak adem lagi, mulai merasakan panasnya dan akhirnya bangunlah aku. Mungkin si GW masih menyimpan rasa itu.
Terakhir aku lihat adik iparku menyenderkan sepeda di halaman rumahku, mungkin ponakanku kangen padahal kemarin barusan ke rumahnya.

Jiwaku berjalan di sebuah tempat rasanya sih di basin rumah kakekku tapi aku lihat banyak daun-daun pisang kering memenuhi jalan, maka aku bakarlah dengan korek gas tanganku. Aku lihat dinar SB lagi gitaran sama teman-temannya, hmm apakah ini karena gara-gara ketemu si anwar kemarin ?
Swasana masih di basin di sebuah rumah dipenuhi sangkar burung kosong berbagai bentuk ukuran. Aku lihat burung derkuku di dahan pohon kelapa, kemudian ibu-ibu berkebaya mengambilnya, aku kasihan sebab burung itu nampak lapar dan tidak seperti yang lainnya yang ini bulunya cantik dan matanya biru.
lalu aku masukkan sangkar yang tipis hampir setinggi badannya. Lalu aku beri sisa-sisa butiran jagung, satu persatu di patok dan dimakannya. sepertinya burung itu lapar. Eh bisa ngomong dia heheh...swaranya mirip manusia biasa mengungkpakan terimaksihnya padaku. Siapa yang mendubbing ya ?
Satu lagi burung piit, sepertinya hampir mati entah kenapa dia ngga mau makan malah berlumuran dengan kuning telurnya. Ngomongnya juga tidak jelas seperti swara kakek-kakek begitu.

Jiwaku berada diantara salik dan baju takwa, si pembimbing itu sedang sibuk menyiapkan film nasional entah apa judulnya aku belum paham. Kok mendadak jadi seperti artis begini ?
Swasana sibuk sekali, hilir mudik di antara naik turun tangga, ada yang memegang kertas besar manila.



Location : Damaran
Time/date : 03.00-05.00 wib / 24 Januari 2007
Story of my dream :

Jiwaku melihat bayu tetanggaku menempelkan telinganya di korden yang tebal, setelah ditengok ke atas ternyata figur mirip khomeini. Ada-ada saja diam-diam tetanggaku pada nguping. Entah siapa yang menghayal.

Aku berada di sebuah rumah baru putih dengan kamar-kamar yang telah di isi orang, ada bantal putihnya juga heran kenapa ada pak harsono tetanggaku padahal beliau sudah meninggal di situ ? Gara-gara nyimpen foto beliau di flashdisk apa ya ?

Kemudian seekor kucing warna orange gedhe sekali minta makan, aku merasa risih saja melihat kucing sebesar itu. Kemudian aku kasih tulang, swara tulang yang digigit itu juga membuat miris hatiku.
Mending bangun tidur sajalah.

jam 09.50 wib
Ketemu si wibi di depan toko gramedia, ada dizan juga. Wibi membawa sebuah permen yang di MLM kan, mereka pada bertanya tentang kebenarannya.
Langsung saja aku jelaskan secara spontan. Aku mencicipi satu permen, aku teliti dulu apakah mengandung alkohol atau tidak. Tapi yang muncul kata "Klaten".
Sekilas ponakanku aca sedang disuapi oleh bapaknya...kuat benar masukkan nasinya ke mulut. Bangunlah aku sorenya aca datang dengan bapaknya ke rumah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home