Tuesday, January 17, 2006

mimpi nyata



Location : Damaran
Date/ Day/ : 17/01/06 Selasa
Story of the beating of my heart :

Time 4.00 wib
Ext : pintu gerbang halaman rumahku
Aku di belakang Aca dan ibunya yang sedang menyuapi Aca, lalu swara mereka begitu nyata ( cemengkling ), seperti di syurga. Aca sedang bermain-main menggeser-geser pintu pagar “Besok beli mobil sendiri ya Bu.” Karena begitu nyata : aku jadi trenyuh.

Note :
Mungkin ini hadiahnya karena setelah aku khawatir aku menghadap nenekku, di situlah airmataku tumpah, sampai nenekku bilang, “ kenapa nangis, aku jadi ikutan menangis lho, sudah aku mau istirahat dulu.” Aku sebenarnya hanya mohon doakan mereka supaya slamet. Istilah kami sebenarnya adalah “dikawal”, karena sering tahu kalau cucunya ada apa-apa. Aku yang meyakini anugerah itu, karena beliau sebenarnya sangat siap menunggu di jemput mengahadap-Nya. Pasti masih ada urusan di dunia ini kenapa dia belum juga di jemput.

Time 5.30 wib
Ext : sebuah lapangan
Aku dan teman-teman alumni SMP 2 main sepakbola, walau swasana remang-remang aku bisa memainkan bola, malah bisa memasukkan 2 gol ke gawang Agung CI. Anehnya kenapa mereka pada tidak senyum. Aku melihat swasana sekitar lapangan, seperti ada membisikkan di Aceh, memutar badanku dan melihat beberapa bangunan bulat putih sudah tumbuh dengan arsitektur sama, berdiri di sudut-sudut areal tanah yang sangat luas itu. Emang mau di bikin apa ya ?

Lanjutan Cerita Aca :
Sesampainya di rumah ibu cerita bahwa Kudus banjir ke sekiling rumahnya banyak danau kecil, takut Aca main-main ke air maka di batalkan akhirnya menuju Kendal rumah tantenya. Syukrlah kalau sudah sampai. Kataya juga Ibunya Aca mabok darat, sedangkan Aca tidak.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home