Tuesday, December 27, 2005

selingan

Location : Damaran
Date/ Day/ : 25 dan 26 /12/05
Story of the cat :

Telah lahir bayi mungil dari kucing merah putih yang sering berkeliaran di sekitar rumahku. Aku perhatikan bagaimana dia memindah-mindahkan anaknya dengan menggigit lehernya dari rumah tetanga ke rumahku. Di perjalanan ketemulah dengan keponakanku yasya, nah ini dia cerita serunya berawal. Tentu saja Aca berteriak-teriak kegirangan melihatnya, sementara sang kucing kelihatan pusing mau di taruh di mana anaknya. Akhirnya masuklah dia ke kamar bapakku, nah ini dia cerita seru kedua berlangsung. Karena tidak suka Bapakku mengusirnya keluar, di pintu keluar di cegat oleh Aca, terjadilah percekcokan yang berakhir Aca menangis kencang karena kucingnya lebih takut Bapakku dari pada keponakanku.
Mendengar tangisan itu aku kaget, tidak biasanya dia menangis sekencang itu. Aku anya ada apakah gerangan, ternyata Aca tidak ingin kucingnya pergi. Aku lihat seekor kucing tergopoh-gopoh membawa bayi kucing di mulutnya keluar dari rumah tetanggaku. Rupanya dia di usir yang kedua kalinya. Kucing itu kembali ke rumahku dan Bapakku hanya bisa ngedumel sambil duduk di kursi karena aku membela Aca. Habis sepert anak kecil saja betengkar dengan cucu, mudah-mudahan hanya guyon. Tapi memang sebenarnya Bapakku tidak suka bau pipis kucingnya. Kucing itu mencari pintu kamar yang terbuka dan masuk, dikamar itu dia mencari lemari yang pintunya terbuka dan masuklah dia terus mengeloni anaknya yang masih bayi dengan perasaan yang penuh kasih. Kamar siapakah itu ? Waladalah kamar Bapakku ternyata, akhirnya Bapakku mencak-mencak lagi. Kucingpun di angkat ( jw: dicengkiwing ) dengan serta merta dan di taruh ( red :lempar ) di luar kamar, sementara anaknya tertinggal di dalam menggeliat. Lalu aku bertanya pada Aca : Mau di taruh di kamar Aca atau Pak Dhe ? Langsung saja di menyahut : Di kamar saya saja pak Dhe…..Akhirnya aku buka kamarnya dan aku singkirkan mainan-mainannya, aku buat tempat dari dos mie instant, yang aku kasih pintu masuk. Di dalamnya aku taruh celanaku olahragaku yang tidak terpakai yang bahannya hangat. Ternyata kucingnya ngga mau dia hanya mutar-muter saja keluar masuk sambil mengendus-ngendus walau anaknya ada di situ. Ahaaaa berarti celanaku ngg abu dong.! Mungkin karena kamarnya bersih juga sih , Hahaaaaa berarti lemarinya bapakku bau dong, iyalah orang ngga di kasih "kapur barus". Lalu kucing itu menggondol/ menggigit anaknya lagi dan membawa lagi masuk ke lemari Bapakku. Ibuku lalu datang dan mengangkat lagi kucing beserta anaknya itu. Akhirnya anak kucing itu di tinggal di kamar tamu sambil di teriaki Aca. Sang induk nginthilin/ikut aku minta solusi. Kasihan melihat kucing itu memelas aku masuk kamarku dan aku bukakan lemariku. Kucing itu meloncat lari mengambil anaknya dan mebawa masuk ke lemariku, tapi tidak ada satu menit ia keluar lagi, sepertinya aroma kapur barus tidak di sukainya, lalu kardus-kardus komputerku dia cek satu persatu, ya ternag ngga mau dong, mau kejiret kabel-kabel apa ? Akhirnya aku bukakan lemari bukuku dan dia masuk mengeceknya, api keluar lagi ( takut anaknya jadi kutu buku kali ye heheh ). Lama-lama dia punya ide juga, dia kucing itu bukan aku, kencing di kamarku sehingga bauuuuuu…oalahhhhh. Lalu kardus mie instant aku letakkan di pojok kamar dekat lemari buku dan masuklah dia ke dos itu dengan serta merta. Aku tutup pintu menuju ranjangku supaya baunya tidak terhisap oleh hidungku. Pintu keluar kamar itu aku sengaja buka, barangkali tengah malam dia mau keluar cari makan atau apa begitu. 3 jam berlalu sampai aku tertidur terdengarlah swara benda-benda jatuh dari kamar kucing itu, lalu kau intip apa yang terjadi di dalam. Ternyata Bapak kucing itu datang dan melompati kardus-kardus asesoris komputerku sehingga pada berjatuhan dari atas lemari. Hmm serem juga Bapakknya heheh…kepalanya lebih besar dari ibunya. Tapi begitu ketahuan langsung melesat keluar kamar lagi, aku sembulkan kepalaku dari kamarku untuk melihat arah hilangnya. Eh dia sembulkan juga kepalanya pertanda dia memang hanya menipu, bahwa dia sudah pergi. Mungkin dia ikut kencing di sini juga pikirku..ah mending aku kunci pintu keluarnya, lagi pula sudah tengah malam. Takut ada kucing lain kepala hitam masuk hehehe… Lalu aku check dos kandangnya ahaaaaa ada 3 bayi mungil menggeliat di pelukannya. Lucu sekali warnanya ada yang dominan putih, ada hitam putih dan ada dominan hitam. Lihat betapa "harotnya" nyedot susu ibunya, pantesan gembul heheh. Pagi-pagi aku bangun dan membuka kamar kucing itu aroma pipisnya sudah tidak ada lagi. Anaknya di tinggal induknya mencari sarapan dulu. Besoknya ketika aku pulang dari Jogja dos kucing itu sudah hilang, entah kemana. Wah ini pasti ulah Bapakku, tapi beliau tidak di rumah terpaksa aku tunggu hingga malam tiba. Benar juga katanya dia taruh di dalam cungkup di pemakaman di sebelah rumahku. Sejenak aku merenung kenapa Bapakku benci dengan kucing, setelah aku tanya, dia jawab " tar kalau besar suka nyolong ikan di meja, makan ...pokoknya seriba alasan deh." Malam itu juga aku beli senter dan aku ambil anak-anak kucing sementara induknya tetap di kamarku duduk di tempat dimana anaknya dulu di taruh walaupun sudah di tutupi dengan koper dan sajadah....ya dia nangkring di situ mencari anaknya. Selesailah cerita hijrahnya kucing hitam putih itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home