Thursday, December 22, 2005

flash back bentar ah

Location : Damaran
Date/ Day/ : 22/12/05
Story of the beating of my heart :

Int : sebuah kamar entah kamar siapa.
Ada teman-teman SMA, atau mungkin satu kost ketika di Bandung. Anehnya kali ini terang benderang seperti pakai 100 watt lampunya. Ada Agung CI dll, Kemudian aku main ke kost teman menyusuri sebuah trotoar agak gelap dekat Masjid Salman, swasana jadi gelap tapi aku masih bisa berjalan hanya tidak bisa lihat kiri kanan hanya tetumbuhan saja sepertinya. Samailah di sebuah kamar kost seorang teman ada wahyu bayek, di situ kumpul dengan anak-anak alumni SMA. Selintas ada teman kursusku. Aku hanya pakai celana panjang, kemudian aku tututi celana itu dengan sarung sehingga seperti telanjang. Bayek agak gimana gitu setelah aku bilangin masih kecil, konotasinya pasti negatif alias porno. Langsung saja dia merasa anunya kecil hihihi, padahal yang kumaksud jiwanya. Swasana juga terang benderang seperti pakai lampu 100 watt. Milih gaul dengan anak kecil atau orang gedhe ya ? Aku berjalan di seputar Slman sayup sayup swara pak ustad yang sering muncul di transtv pagi bersama anak SMA, pandanganku kabur sesekali menabrak tembok kantin Salman.

Cut to:
Widi teman SR sedang membuka sebuah kotak kayu, sebenarnya itu kotak aku dan aku sudah gembok, "Kenapa dia punya kunci juga ya ?" OK lah aku masih bisa mengendalikan amarah, ternyata pada mau pindahan kamar.

Cut to:
Extreme close up shots : wajah seorang yang mirip sekali dengan oneng bajuri tapi rada gemukkan, dia bilang dulu juga dari ITB, hmmm...aku kok ngga pernah lihat SR khan kecil, ah mungkkin jurusan lain. Sesuatu yang menyudahi supaya tidak mengikuti wajahnya..setelah dia memperlihatkan giginya hiiii...

Note :
Malamnya aku mencoba melihat sinetron itu, biasanya sih engga pernah lihat. Ternyata ada bagian yang membahas tentang arti mimpi.

Dear blogger,
Seperti hari-hari yang lalu detik-detikku dilewati melayani bisikan-bisikan yang kadang-kadang tidak pernah nyambung dengan pikirku. Walhasil aku hanya membisikkan pertanyaan, biasanya terus senyap alias ngga bisa jawab.
Yang membuatku curious adalah jika sudah menyebut nama orang, tempat, waktu. Aku pikir swara asal ngomong atau mengandung informasi penting. Biasanya aku lanjutkan sendiri kata-katanya supaya hatiku tidak bertanya lagi.

Malam ini aku ingin marah dalam hati, aku ingin tahu siapa yang sebenarnya yang mendengar. Maka keluarlah sumpah serapahku. Apa yang terjadi ponakanku yang baru 3 tahun itu datang langsung memukulku seperti orang dewasa memukul.
Anehkan yang biasanya manja dan selalu bertanya jadi beringas seperti orang dewasa. Semua barangku di obrak-abrik. Sontak saja ibunya langsung kebingungan menghadapi anaknya berubah drastis seperti itu. Tapi buatku itu sudah biasa,
sebab memang sabda Tuhan bisa turun lewat anak kecil. Sebenarnya sebelum memukuliku ponakanku itu sudah memperingatkan seperti halnya orang dewasa, sambil memasang muka masam," Tidak boleh bicara yang jelek-jelek di sini."
Lalu dia masuk ke kamarnya lagi, dasar merasa mendapat mainan aku ulangi lagi memarahi dalam hati, yang tentu saja bukan memarahi keponakanku api untuk bisikan-bisikan itu, habis pakai nama segala sih. Giliran di tanya nama belakangnya ngga pernah jawab. Artinya cuma buat-buat saja khan.
2 kali ponakanku memperingatkan seperti itu dan akhirnya memberi ganjaran berupa pukulan bertubi-tubi. Nah ini kesempatan buat aku mengkorek siapa sebenarnya yang " datang" kepadanya. Tentu saja semua tangannya harus kukunci dulu dalam pelukanku.
Lalu dia memberi sedikit petunjuk, : " Di Bis ". Kemudian aku mereview kembali kejadian yang aku alami seharian tadi. Memang nama-nama yang sama membuatku semakin pusing jika sedang serius, atau semakin tidak mau tahu jika sedang tidak ingin serius.
Boleh mengkhayal tapi kalau keterusan capai juga khan yang melayani. Mendingan menyetel TV atau radio ya nga ? Biasanya di rumahku aku bisa dengar swara lebih dari 2 sumber swara yaitu TV, radio, MP3 player, Komputer. Biar unsur-unsur dari diriku memilih sendiri
mana yang di sukai untuk di masukkan hati dan mana yang harus di abaikan. Jika tidak begitu memang ada bisikkan yang tidak di harapkan. Biasanya aku terharu kalau ada yang memuji, sebab selama ini cuma di sindir melulu walau cuma di hati hihihi.

Memang aku pernah mengakui ketika nama itu di sebut, itu khan karena aku ingin menyudahi pembicaraan di hati yang memang minta di legakan ini. Berapa banyak orang yang bernama sama dengan nama itu, sekian juta kali yeee, di papua entah ada berapa nama seperti itu, aku nga tahu.
Memang nama itu sering dipakai di lagu-lagu romatis tapi bukan berarti aku terus mempersembahkan untuk dia jika aku menyanyikannya...kok jadi ngelantur sih. Kilas balik sebentar tentang bisik-bisik sesampainya di bandung khan sudah ada perjanjian
di antara kita bahwa harus pakai nama samaran dan tidak boleh menyebutkan nama dan tempat. Iya khan, takut di satroni yah ? Percaya atau tidak memang saat itu ada yang tahu lalu aku buru-buru pergi supaya tidak ketemu.
Eh di jalan berpapasan dengan seorang berjubah dia bilang supaya tidak berkhalwat.

Kembali ke ponakanku tadi, anehnya kalau aku mimpi tidak mau membangunkan. Aku tahu karena setengah sadar, bisanya balik lagi keluar kamar. Tidak seperti dulu lagi menggedor- nggedor pintu, tapi dengan pelan-pelan menanyakkan lagi ngapain pak dhe.
Kalau tidak aku jawab, tidak akan masuk. Hmm..sebuah kemajuan ya ? Tapi pernah tuh di bangunkan olehnya dengan menjilati seluruh tubuhku. Mungkin karena tidur pakai sarung doang kali ye. Tentu saja aku ngga marah, biarkan saja, biar aku bisa mengkorek keterangan lagi darinya.
Memang keponakanku ini sudah cukup besar jadi tidak ada yang berani mencium kecuali aku. Simbahnya pun kadang dipukul atau hanya menunduk dalam jika tidak mau dicium. Tapi kalau dengan aku menolaknya lain yaitu dengan menjulurkan lidahnya

wassalam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home