Wednesday, September 21, 2005

di kantin sekolah

Location : Damaran
Date/Day/ : 21/09/05 Rabu
Story of the beating of my heart :

Time : Subuh
Di sebuah angkot warna hijau, walau gelap agak kelihatan sedikit, maaf apa yang kita lakukan di situ sudah ngga ingat lagi, seorang wanita di dalamnya, ada widianto SR'92
Aku ceritanya shooting mereka dengan handycam, lalu kamera itu hilang, ketika sudah sampai di depan gapura Damaran depan warnet laba-laba.
Extreme close up shots : monitor komputer dengan hompepage milis Klaten sekejap.
Aku turun dan di sambut beberapa teman, maaf lupalagi hihi, sebab perhatianku pada wanita berbaju klasik panjang warna terang.
Kami lalu tanya jawab ama dia, heheh and story goes ....

Time : 09.00-11.00 wib
Soundtrack : Misteri Mimpi : GSP supaya mimpinya terang.

Aku ngobrol dengan Sabtono di sebuah kantin di kampus, kita bicara tentang jodoh, biasalah nostalgia, karena larut aku jadi ngomong banyak, sampai nyangkut ke salik juga.
Kampus atau sekolah yah, tapi kostum kita putih abu-abu tu heheh, apakah lawan bicaraku tahu swasana kampus ini yah ? Yang jelas belum pernah aku lihat sebelumnya di alam fenomena, entah siapa yang bikin.
Aku bicara jujur di situ dengan sabtono, lalu saat istirahat sudah selesai, kita mau masuk kelas, tapi sabtono mengajak aku untuk ikut kelasnya, padahal aku khan tidak sekelas dengan dia. Tapi OK lah aku anggap saja
kita sudah kuliah, jadi boleh ikut kuliah, tapi absenku khan di bawa pak wali kelas. Akhirnya kami menyusuri jalan kampus yang berbukit-bukit itu, benar aku belum pernah ke sini sebelumnya. Aku lihat di kejauhan ada
beruk di kerangkeng, lalu aku zoom ternyata benar, hmm.... di kampus apa di bonbin nih ? Kami harus melewati jalan yang ada hewannya itu, Sabtono lompat duluan ke bawah, jalannya harus ke atas dulu, mlipir-mlipir lewat pinggir, menghindari hewan-hewan tadi.
Di bawah sudah ada beberapa srigala, hmm jangan sampai membuat gaduh, nanti srigala2 itu bisa menyerang. Di atas aku atur hatiku biar tenang baru melompat ke bawah. Hupp..akhirnya sampai di bawah, seekor srigala menghampiriku, untung cuma nyenggol tidak mengigit lalu menghilang dibalik tembok.
Kami melanjutkan perjalanan menuju ruang kelas, sepertinya kampusnya luas sekali ya. Aku takut telat, tapi sabtono menghibur, " lihat tuh kertas yang di tempel di tembok itu," katanya. Aku lihat kertas bergambar anak panah penunjuk ruang klas. "Kalau kertas itu masih bersih, berarti belum ada yang lewat,
berarti belum ada anak yang masuk klas, jadi setiap anak akan mencoret-coret kertas itu jika lewat." Kita dong yang pertama kali datang, sebab aku lihat masih bersih kertas itu. " kataku. Tapi begitu sampai klas sudah berjubel dan aku lihat Ibu Guru agak kurang enak, lalu berbisik pada Sabtono.

Cut to:
Int : sebuah rumah, mungkin pak dhe Canan.
Waktu istirahat sekolah, aku ke rumah saudaraku itu, lalu di minta mencabut hasil di kebunnya dengan akar-akarnya, entah tanaman apa aku kurang memperhatikan. Juga tanaman yang sudah kering, mungkin untuk apotik hidup.
Aku bawa ke kelas dengan tas plastik besar, tapi kelas sudah mulai. Aku lihat Pak Eko TB sedang mengajar matematika, lalu aku lihat-lihat ke murid-muridnya, jangan sampai salah masuk,
aku lihat tempatku sudah di tempati, tasku hitam di taruh di kursi paling depan, lalu aku ketuk pintu dan masuk, " Bawa apa itu mas ?" tanya beliau.
"Ini pak, tadi barusan dari rumah saudara," jawabku. Ada Dananjaya di belakangku, "Lho danan kan A2, kenapa dia ada di sini, apa kita masih klas satu ya ? " gumamku, " Berarti Danan atau pak Guru yang salah masuk hehe," celetuk salah satu anak. Ada Thomas juga di situ, tahu dong swaranya khas banget, oh berarti ini kelas ciptaan kita di alam kasunyatan. Pantesan ruang klasnya juga beda dengan sekolah SMA kita dulu heheh.

Comment :
Kalau aku larut di "alam khayal", seluruh perasaanku hadir, seperti di alam fenomena.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home