Sunday, September 18, 2005

frekwensi gelombang hati

Location : Damaran
Date/ Day/ : 18/09/05 Minggu - Soundtrack : Astaghfirullah by AA gym
Story of the beating of my heart :

Int : di kamar kost di Jl. Sangkuriang.

Aku duduk sambil baca buku kecil catatan harian teman, yang di buat sedemikian rupa sehingga mirip bukuyang di jual di pasaran.
Catatan dari email-email setiap harinya. Temanku duduk di sebelahku, rupanya dia kalau di sanjung malah sewot, aku pinjam buku kecil itu sambil aku baca di jalan.
Anganku di bawa pada sekian tahun silam ketika menjelang bulan puasa begini, aku sudah merencanakan untuk pulang, pakai kereta apa bus ya ?

Comment :
Kalau ingat masa lalu suka merasa sedih karena ingat bagaimana dulu aku merasa kesepian jauh dari sanak saudara, jika pulang awal puasa, kuliah masih padat sampai sering kelupaan pesan tiket.
Terpaksa deh ikut antrian panjang, dan sendirian tidak ada yang mengantar, sebab ngga punya pacar. All by myself-lah...kadang untuk menghindari berdesak-desakan di kereta, aku pulang pas malam takbiran.
Setelah sampai rumah pasti ada anggota keluarga yang tidak pulang karena dinasnya jauh di LN, maka kalau foto bareng ada yang merasa ada yang kurang. Teman-teman lama sudah pada menghilang entah kemana, so tahun-tahun berikutnya aku coba lebaran di Bandung.

Time : 08.00-12.00 wib without music.

2 orang perempuan imut berkebaya, aksen hitam seperti yang dipakai S waktu di nikahan adikku. Sepertinya mereka sepupuku ketika masih kecil, mereka pamitan mau pulang , "eh foto dulu," kataku.V.O = mereka adik kamu.( suara nita )

comment :
mungkin must donk yang kontak batin. Kebetulan rumahku kedatangan tamu dari keluarga adikku, sementara music sudah habis, batere perlu dicharge lagi.
Biasalah ibu-ibu suka ngerumpi ngalor ngidul ngetan bali ngulon, yang di rumpiin hadir juga menyamar sebagai tukang potret...heheh

Cut to :
Int : sebuah rumah di Canan
Sepupuku dan sanak saudaraku yang sedang menyetel VCD hasil shootinganku, aku sendiri belum sempat bikin, mungkin sudah ke tempat editan film, sehingga banyak sekali yang di beri visual efek distorsi.
Mirip seperti karya feature, yang kurang bagus di shooting ulang, dan ditempelkan sedemikian rupa sehingga tempelannya tidak kelihatan.

Comment :
Bangun tidur aku baca sms : adikku minta keluarganya yang barusan datang di shooting.
Besoknya Pak Dhe Canan datang ke rumah, kasih kabar perihal 1000-an kakak ipar.

Cut to :
Aku mau beli sesuatu di warung tapi harus antri, walau aku kenal dengan pemilik warungnya. Ya udah aku ngga jadi saja, uangku di kembalikan jadi 30 ribu padahal tadi perasaan cuma 3 ribu heheh.
Kemudian aku beri makan di warung seberang jalan saja, lha wong itu juga warung milik dia.

Cut to :
Int : Rumah seseorang
Sebuah mainan warna hitam meleleh karena terbakar padahal sudah aku bilangin jangan di dekatkan lilin itu. Nampak must donk lewat dengan tidak tegur sapa, alias jutek.
Ok aku masih bisa senyum di dalam hati.

Cut to :
Joko menunjukkan sebuah monitor bekas yang sudah lawas, meletakkannya di bawah bangku." Eh kalau ngga dipakai aku pakai nonton TV saja ya, tinggal di kasih tuner tuh." kataku.
Adikku Anto datang sepertinya juga ingin memilikinya, monitornya jadi seperti di tambah motor alias diesel, lalu di bunyikanlah monitor berdisel itu.

Comment :
Rupanya swara diesel itu berasal dari swara motor tetangga yang dinyalakan,
sehingga langsung masuk ke hatiku, makanya musik pengiring tidur sangat penting untuk menaikkan frekwensi gelombang hati.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home