Thursday, July 21, 2005

siang ini hatiku rada mendingan

Location : Damaran
Date/ time : Kamis 21/07/05 / 08.00-14.00 wib with IC radio on

Malamnya ngga bisa tidur kata hatiku lagi di bahas orang di sana.Jadi kalau memejamkan mata di depan mata sudah " nggegirisi", atau wajah-wajah rusak lalu aku memutar film kesukaanku sampai fajar tiba.

Story of my dream :
Ext : lapangan luas
Ceritanya di sebuah stand, ada yang bagi-bagi kaos, kaos sama seseorang langsung di coret di lukis seperti lukisan anak-anak supaya tidak di minta lagi. Kaosnya warna bendera kiri merah lengan kanan warna biru. Slip to : masuk ke wanita yang mengajari anaknya menggambar di atas kaos ukuran kecil. Kembali lagi normal jadi dewasa semua. Ternyata benar kaosku diminta lagi, aku suruh cari sendiri di tumpukan baju yang sengaja di serakkan. Agak BT juga kaos kenang-kenangan satu-satunya di minta lagi. Sambil mejalan-jalan aku lihat teman-teman SR kalau ngga salah Ucok, ngajak pulang bareng, "Tar pulang ke sana khan?", tanyanya sambil lari ke lapangan. Kemudian balik lagi bertiga dengan seorang wanita tinggi semampai menuju ke sebuah ruang pamer, yang di depannya ada kolam jernih. Suara di hati tinggal aku sendiri, aku biasanya menyanyi walau hanya satu kata : " incompleeeeeeete" berulang-ulang.

Comment : mungkin aku kangen sama ponakanku

Back to realty at 11.00 wib

Bangun tidur ternyata tidak musikpun yang mengiringi, biasanya masih suara radio basa jawa di ruang tidur kakek. Tapi kali ini kakek ikut adhem ayem juga, begitu aku bangun, kakek pun langsung menyalakan radionya. Aku menyalakan radioku heheh.

Ambang batas batas pendengaranku ada 2 dimensi ; satu di radioku dan radio kakek dan juga di bawah sadar, pindah-pindah jadi ngga ada yang mencitra. Mencitra jika aku fokuskan pendengaran ke salah satu sumber suara. " Papa-papa ikannya banyak yah " swara seorang anak kecil wanita di belakang rumahku. Kadang aku tersenyum geli, " Emang aku dah punya anak ? " Apa aku di latih jadi bapak? Nikah saja belum heheh. Begitu aku fokuskan pada suara radio di kamarku munculah figur-figur laki-laki berjenggot dan berjubah putih sedang duduk di dekatku. Nampak seperti wajah pak bambang edy heheh, tapi stelah dengan pikiran batinku sendiri dai berubah wajahnya jadi kakek tua sperti orang India dengan hidung panjang. Kadang lihat seorang berpakaian seperti Aladin, entah sedang melakukan aktifitas apa. Kadang suara "gandem" saja, " ya Rasulullah ! pakai teori gelombang radi, ada bunyi kresek-nya heheh. Aku bilang saja " Sidhratul Muntaha !" Bukan menakut-nakuti tapi supaya pada terbiasa dengan kata-kata berbau Arab heheh.

Setelah bermain-main dengan swara-swara hati dan mndengarkan panggilan-panngilan anak kecil mencari ku, aku bangun eh jarum sudah menunjuukkan jam dua, padahal aku tadi menunggu saat-saat Dzuhur. Adzan di sebelah masjid pun ngga dengar. Ah mungkin waktu ada laki-laki berjenggot tadi.

Time: 22.30-23.00
Pandangan mata hatku sebatas pinggul ke bawah, semua memakai kain handuk putih untuk menutupi pinggulnya, seseorang seperti di pukul-pukul pakai daun pisang sampai terjatuh dan ampun, wajah orang mirip Aming.

Wassalam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home