Saturday, July 16, 2005

aku di matamu

Location : Damaran
date/ time : 16/07/05 - 07.00-12.00 wib
Story of the beating my of they heart :

Ext: Stasiun
Light intencity : 5 watt
Aku masuk ke sebuah bangunan tua, pagi swasana masih gelap karena hanya di terangi lampu neon. Kemudian segerombolan orang-orang masuk dengan seorang pemandu, walau masih gelap aku masih bisa melihat siapa-siapa yang ada di situ, salah seorang wanita berambut pirang dirasta. Mereka lalu duduk di lantai bekas tempat dudukku. Aku khawatir sebab barang-barangku yang masih berserakan; mataku fokus pada flashdisk maroonku. Segera aku selamatkan. Ternayata ada seorang kawan SMA ku. Sejenak aku memutar akal hati untuk mengidentifikasi lokasi. Hmm…karena hari masih gelap maka aku hanya bisa melihat bangunan tua, dekat stasiun setelah Senen. Kemudian aku asyik dengan kawan SMA ku, cahaya pun bertambah terang bila dengan dia.

Cut to :
Matahari sudah muncul dari ufuk timur, cahayanya menerangi langit kota, aku berjalan sambil mewawancarai karyawan-karyawan yang berjalan ke ke kantor denan berjalan kaki. Semua laki-laki, satu yang di wawancarai yang lainnya memperhatikan apa yang di omongkan. Sudah lupa apa yang di omongkan dia. Seorang wanita kurus muncul tiba-tiba dengan muka ceria, namun ketika dia tahu bahwa ada crue TV, wanita berkawat gigi itu menghindar malu-malu kucing. Rupanya dia adalah kawan-kawan sekantor para karyawan ini. Dia lari keluar dari view finder kamera ku dan muncul lagi di sebelah kiri sambil meloncat kegirangan. Seolah bicara " eh aku duluan yah !". pada kawan-kawannya. Kemudian kita melewati sebuah SPBU yang megah dan kosong. Katanya SBPU ini di lelang. Aku belum pernah melihat SBPU yang semegah ini sebelumnya, bentuk melingkar luas ada patung-patung pemiliknya, seperti di LN. Sambil cerita SPBU kita naik kesebuah monumen, tapi aku bukan sebagai kameramen lagi, aku tiduran saja istirahat, sambil mencari benda-benda mirip patung kecil, sebesar gntungan kunci. Ada seorang wanita agak gemuk yang mengikutiku. Aku kasih dia satu, lalu aku mengeker-eker lagi di balik pasir, aku temukan bentuk "maaf" ujung alat vital pria. Lalu aku berikan pada seorang wanita, yang kebetulan lagi on air, dengan cara melemparkannya, hap ! lalu di tangkapnya, eh ternyata dia sudah pakai di kalungkan di lehernya. Aku kemudian balik naik motor bebek warna hitamku, di depan sebuah sekolah SMA ada seorang anak yang minta di boncengkan. Kami kemudian melaju…and story goes…ta ti ta ti…

Comment :
Mimpi kau sungguh misteri, kadang-kadang cerita nyata kadang hanya khayalan belaka. Sependek pengetahuanku, aku hanya bergaul dengan orang baik-baik saja. Ah baru ingat siapa yang punya souvenir semacam itu….yah asbak itu. Nah ketahuan lo San.

Cut to:
Aku beli tiket kereta api ke Klaten, sesekali wajah Anto adikku juga menemaniku. Tapi salah jadwalnya. Maisih boncengan dengan anak SMA tadi. Aku padahal sudah di Klaten, jadi harus ke bandung setelah itu beru ke Jakarta supayabisa memakai tiket itu pulang ke Klaten lagi.

Comment: Pokoknya campur aduk deh, relatifitas waktu tidak berlaku di alam bawah sadar alias tidak batas ruang dan waktu lagi. Seolah aku di matamu larut dalam cerita hatimu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home