Tuesday, July 19, 2005

mimpi yang di ceritakan dalam mimpi

Location : Damaran
date/ time : Selasa 19/07/05 - 05.00-12.30 wib
Story of my dream :

Kesadaranku di bawa ke PTFI, pemandangan sebuah pabrik di mana ada teman-temanku dulu di situ, Erwan, Hilman, dll. Sebuah rumah dengan sound system yang di taruh sampai di luar pagar. Aku kira di dalam rumah saja. Seperti biasanya swara berasal dari tempat di mana aku tidur. Kali ini aku memutar "Feel"nya Robin William semalam suntuk sampai baterenya habis dan aku bangun. Mimpi aku sibuk membenahi sound dan memang ingin selalu mengecilkan volumenya, mungkin ada yang merasa terganggu. Tapi tetap saja tidak terpuaskan, karena swara tetap kencang. Kecuali aku bangun tidur dan mengatur volume swara yang berasal dari MP3 player-ku.
Nah itu sulit buatku sebab tubuhku lunglai, mungkin terlalu banyak makan heheh.

Cut to:
Aku dan Gempar Ikka ceritanya menjenguk Pak Redwin yang sakit, RS seperti mess
berbentuk oktagon. Kami membawa buah-buahan dari kampung setampah. Ternyata Pak Redwinnya sudah sehat, dia berada di ruang lain sedang bercakap-cakap dengan seseorang. Saya kira salah kamar, aku yakin kamarnya ini ( namanya lupa ). Lalu aku di minta menunggu di situ sementara buah-buahan dai angkat ke kamarnya. Dalam hati ternyata dai baik, mau mengangkat buah-buahan semdiri, padahal ada asistennya.


Cut to:
Setelah batere MP3 player-ku habis dan musik di kamar mati. Ternyata di dalam mimpiku ada musik lagi, kali ini bukan berasal dariku. Seperti boy band dari Amerika. Ceritanya dia mau konser entah di mana, mungkin di US. Ada beberapa konser di beberapa kota dan setiap konser temanya berbeda, hnaya 3 kata, di ambil dari kata-kata judul albumnya. (lupa lagi)

Yang jelas swara nursyam ada di situ, kami naik becak putih bertiga menelusuri gang sempit dan akhirnya berhenti di sebuah pasar. Kami berpisah, aku keluar dari pasar lebih dulu dengan mengendarai becak putih itu., sedangkan Nursyam masih di dalam. Aku lihat Rini Kecil SR, jualan penganan di pinggir pasar , dia duduk di tanah kondisinya nampak seperti mbok-mbok. Aku mendekatinya lalu dia berbisik," Jangan buru-buru nikah ya".

Cut to :
Di sebuah ruko aku menceritakan mimpi tadi dengan nursyam, sambil charge batere. Nursyam Cuma diam sambil mondar-mandir tidak menanggapi, tapi nampak memikirkan sesuatu.

Time : 12.00 wib
Int: Sebuah masjid.
Aku duduk di beranda masjid, dalam hatiku bertanya ada apa gerangan di masjid kok banyak yang hadir dengan pakaian rapi, seperti pengajian. Tiba-tiba di sampingku ada Meilani berkebaya memberi tahu bahwa itu pesta farewell party-nya M yang sekarang sudah di US. Tapi M -nya sendiri tidak datang karena sakit. Mungkin dia sungkan. Aku jadi ingat cerita mimpi dulu, ketika dia berpamitan kepada tetangga-tetangga juga. Kali ini dia menginap di sebuah kamar dekat dengan Pak Redwin tadi. Namanya juga mimpi jadi rancu begini ya. Biasanya "layer" hatinya sebagian menumpang "layer" yang lain Tentu dengan transparansi yang sama. Atau boleh dibilang saling berebutan mana yang harus di on air-kan. Sekejap aku sudah di dalam masjid sementara yang lainnya sudah pulang, sekarang giliran aku untuk memberi kata-kata kenang-kenangan pada M di selembar kain hijau. Ternyata kata-katanya kalimat Syahadat dalam huruf Arab. Seorang datang melihatku dengan tatapan tidak ramah, karena aku masih ada di situ. In fact : dulu aku menulis kata-kata di selembar kain putih bersama-sama teman yang lain dengan tulisan" Just go by flow of thing and then you can find the one with the mysterious of universe" Be your self-jeff

Comment : Mungkin koreksi buatku.

Cut to:
Aku balik ke rumah sepertinya aku sudah meninggalkan satu hari, kondisi kamar dnegan panganan yang tumaph di kasur seperti di tinggal sebulan, penganan sudah lengket.

Cut to:
Dengan kekuatan batinku aku berusaha masuk lagi ke swsana masjid tadi. Tapi ternyata masuknya ke dimensi alumni SR. Ceritanya ada pertemuan rapat di dalam rumah sebagian lainnya duduk di luar berpasang-pasangan. Aku datang dengan Fufus tapi aku tidak melihat wajahnya, hanya bisikan saja. Dia menawarkan untuk mendoakan wanita yang di dalam itu supaya tetap padaku. Aneh wajah fufus bukan ang aku lihat dalam keseharian, tapi wajah seorang pria yang mirip khalim kawan SMA ku yang sekarang tinggal di Medan, memakai baju koko warna krem. Dia mulai mengambil tempat untuk bersila, di cobanya di atas rumput tapi terus berputar-putar rupanya kemiringan rumput 45 dajat, jadi tidak mungkin duduk di situ. Anehnya malah dia masuk setengan badannya di dalam tanah ( permainan adobe photoshop ). Lalu dia berdiri di balik pintu saja sambil berdoa. Sementara aku berdiri di sampingnya dan diam. Rupanya di dalam ada yang terasa, seorang laki-laki keluar dari ruang itu dan bertanya pada Fufus. Fufus menganggukkan kepala, dan laki-laki itu dengan muka masam masuk lagi ke dalam rumah seolah-olah dia berkata " Dialah biang keladinya ? " Sontak aku merasa tertuduh dengan kesadaranku aku beranjak keluar, sambil berteriak," Buktikanlah ! Buktikanlah ! Buktikanlah !.
Aku lihat masih banyak orang yang duduk-duduk di beranda swasana jelas pengajian.

Comment :
Dengan kejadian itu aku langsung tidak suka dengan wanita itu dan Fufus. Aku sadar begitu mudahnya hatiku sekarang di tembus, dan di jatuhkan. Apakah setiap berdoa itu di anggap mengguna-gunai ? Itulah permainan hati. Alhamdulilla aku masih percaya bahwa jodoh sejati tidak usah di cari juga datang sendiri alias itu urusan Allah. Dulu aku bilang dalam hati, "kamu adalah ujianku". Di kalangan orang tertentu dinamakan "penggal-penggalan" saling mematahkan hati jadi hasilnya adalah sebuah kebencian. Artinya aku harus mendidik walau dengan memaki murid di hatiku ketika bicaranya memojokanku. Sepanjang ini memang aku banyak di tolong oleh musik, untuk mengusir provokator di hatiku. Maksudnya di tolong Tuhan melalui musik ( masih ada yang ingin mendebat saja heheh..)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home