Sunday, July 10, 2005

shooting

Hari ini jadwalku adalah bikin film tentang mbah-ku, nulis mimpinya nanti saja, sayang aku ngga bisa ake up nya ( masa harus di make up sih ? heheh…. Orang waktu dimandikan ibu saja, beliau kadang menyeringai kecil seperti menahan kesakitan. Ternyata di gosoknya terlalu keras, mungkin kulitnya yang sudah terlalu tua itu. Tapi tetap saja ibu memperlakukannya seperti anak kecil, terkadang aku khawatir kalau memang benar-benar sakit. Nenek memang periang sejak dulu, pantas saja semua cucunya senang. Asal jangan minta di tebak atau diramal saja, pasti langsung mengalihkan pada hal-hal lain. Hal lain itu tentu saja menyangkut diri kita yang sudah kita lupakan. Sebagian sepupuku sudah sedikit paham tentang nenekku ini, tapi sebagian lagi hanya mengangap guyonan. Setelah teruji kejadian demi kejadian yang menimpa diri kami yang tidak luput dari rekaman indera keenamnya. Malah seperti selalu bersama kami, dengan setia mendengar semua keluh kesah hati kami.
Aku terkadang takjub dengan keimanan beliau, walau sudah renta dan hanya bisa mengerakan kepalanya saja, beliau masih tetap mengerjakan kewajiban 5 waktu. Banyak sabda-sabda Tuhan yang mengalir dari mulut beliau, di saat aku gundah atau tertimpa masalah. Suatu hari belaiu bercerita bagaimana beliau mengusir ghaib yang mengganggu belia, "Phuf..!!! Phuf di tiupnya ke kiri sekali ke kanan sekali. Beliau kalau di tanya oleh ghaib, "Siapa yang menemanimu ?" Beliau jawab," Allah!" Artinya tidak kekuasaan yang melebihi kekuasaan Allah. Terkadang cucu-cucunya memang sering berurusan dengan yang ghaib karena beberapa di antaranya sering di datengi oleh yang ghaib-ghaib itu. Banyak cerita lucunya, dulu ketika Dewi seupuku masih SMA da aku masih kuliah, kalau aku mudik sering bermain dengan "table magic" Lalu kami ketagihan tanya ini tanya itu tentang dunia mereka, biasalah iseng. Tenyata memang penunggu-penunggu di rumah nenekku itu expatriat semua heheh, kebanyakan dari midle east. Lalu kami bikin kamus tentang bahasa mereka, entah itu bahasa mereka atau bahasa planet. Tapi itu dulu sekarang kita senang membicarakan dunia jiwa. Mindset-nya sudah beda, sekarang dunia hatiku sudah audio visual, apalagi dengan adanya film Matrix, semakin fahamlah aku tentang apa itu dunia machine ?
Dahulu aku anggap "Dunia Bisik-bisik". Setelah itu aku beri nama "Komunikasi Tingkat Tinggi." Sekarang aku anggap itu memahami orang lain.
Walau begitu bukan aku ngga waspada lagi dengan dunia bisik-bisik heheh. Semakin banyak pengetahuan yang kita baca semakin kita harus kerja keras untuk mengolahnya dan memilahnya hingga menghasilkan output seperti yang kita inginkan.
Bagaimana jika seperti nenekku, kalau yang masuk anya Allah semata, yang keluar juga Allah saja. Jadi kita ngga ada dong Mbah ?, yang ada cuma Allah…heheh.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home