Thursday, June 09, 2005

swasana job site + thoriq

Location : Klebengan - Jogja
Date/ time : Rabu - 08/06/05 – between 06.00 – 09.30 wib
Story of the beating my of they heart :

Swasana agak gelap, Nikk tiba-tiba memanggil kami yang lagi nyantai di barrack. (In fact: semalam aku barusan miscall DIP).
Di daerah antah berantah yang luas dan ada batu-batuan aku berjalan dengan seseorang, nampak Hilman di situ. Seperti di Grasberg deh. Tiba-tiba aku tertarik dengan sebuah batu,”Wah ini bisa di pakai untuk lithography nih,” pikirku. Eh, begitu berpikir sudah menjadi alat cetak yang usang dari batu yang di buang entah oleh siapa. Aku ambil lalu aku perbaiki bentuknya dengan pikiran juga. “ Jadi kalau lo cuti, nyetak ya ?” kata seseorang. “Irit amat”. In fact : Hilman kalau cuti keliling Jawa dan aku ngga pernah nyetak. Kok mirip si MD itu kalau pulang bandung nyetak hehe. “ Tempatmu tuh di Jakarta,” kata Pepi. sorry I just go by flow.

Cut to:
Di mobil bersama Nursyam aku meluncur ke arah jl.pemuda pertigaan Ki Nartosabdo Damaran. Rupanya Sabtono ( temanku sejak SD ) setia mendengarkan. Aku anggap saja sebagai murid di hatiku.

Back to :
Swasana gunung tandus, aku bersama Mas Ipung salik dan beberapa rekan naik Jeep CJ 7 yang di cat orange tua menelusuri pegunungan itu, karena tempatnya penuh terpaksa aku bergelayutan dengan seseorang. Di tengah jalan visualisasi berubah aku seperti naik pedti di mana burung poksai kecil yang menariknya. Lama sekali, aku menjalankannya, kasihan juga burungnya kecapaian. Kebayang khan lama-lama burungnya masuk kolong mobil dan ketinggaan di bawah. Sekarang sudah seperti dokar beneran, aku memeragakan bagaimana cara mengendarai dari belakang seperti yang sering kulihat di kampung nenekku dulu. Yaitu duduk di jok belakang, iya berarti ngga ada penupangnya.

Back to Papua:
Di sebuah terowongan yang luas di mana ada kendaraan gedhe yang mengangkut konsentrat, aku dan Hilman naik motor di situ. Swasana hati tidak seperti dulu ketika di alam real sebab sekarang lebih luas. Kita berpisah di persimpangan jalan.

Cut to :
Di sebuah ruangan sebuah kantor, swasana gegap gempita. Banyak wjah-wajah sipit dan bening di situ. Lari kesana kemari berkelompok. Para wanita berpakaian serba putih, agak terbuka, atau lebih tepatnya transparan jubahnya sampai kelihatan dalamannya hehe…tuh pada pakai celana sepak bola, kelihatan warnanya merah bergaris putih hihi. Dasar anak SR rupanya pada lagi ada acara. Ada sebagian yang pakai seragam SMP. Lari kesana kemari kalau mau di potret. Aku jeprat jepret saja ke sana kemari bersama seseorang di sampingku. Ngga tahu siapa dia, lha wong lagi invisible mode. “Tuh banyak yang cantik-cantik,”katanya. Baru kali ini aku mimpi banyak yang bening. Sayang mereka lari-lari jadi ngga fokus penglihatan batinku. “Potret dong,”kata seseorang. Asyik, sekarang pada mau berpose, kesempatan untuk mengidentifikasi, kayak cyborg saja yah hehe. Setelah aku amati dan lihat senyumanya memang tidak ada yang aku kenal, angakatan atas kali ye. Mak jegagig !! Thoriq ’91 muncul seketika dengan seragam SMP nya dengan bangga dia sedakep dan siap di foto, seperti biasa dia ambil tempat ang lebih tinggi. Tapi kok ngga lihat ke mari ya ? “ Tuh di dalam kamar ada yang OK,” kata temanku. Setelah aku intip benar juga hehe, hanya 4 orang sempit lagi ruangannya, ereka berseragam putih bak suster tapi ngga di kancingkan bajunya. Aku lalu masuk dengan agak memaksa, dasar cuek. Temanku dengan HP Nokia-nya minta di potretkan seseorang. Dengan semangat aku jeprat-jepret berkali-kali. Lalu aku tunjukin, eh pada ketawa di belakang aku. Ah biarlah, giliran dengan kameraku. Sepertinya mereka terganggu juga di foto. Setelah itu aku tunjukin pada temanku. “Nah yang kok bagus? Kataknya. “ Pakai Nikoooooooon.” Kataku.
Kemudian aku dan temanku pindah tempat mencari sasaran, swasana masih gegap gempita. Akhirnya aku menuju sebuah saung di mana ada yang sipit juga di situ, tapi cowok. “Mau di foto mas?”kataku. Nampak tersenyum saja dia, mak bedunduk ada cowok gedhe berpakaian wanita “ ngesuk-suk ( ndesek-desak ) ingin di foto. Setelah jeprat jepret aku menuju sebuah tempat dimana ada angkatan 92 pada baris, rupanya pada di OS. Nampak wajahnya bersih-bersih, Cuma pakaiannya saja yang aneh-aneh. Mami Ria kok wajahnya ada hitam-hitamnya sedikit. Mengapa gerangan ?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home