Sunday, June 05, 2005

Keponakanku kemana ?

KERINDUAN

Saat yang mebuatku sungguh bahagia campur haru adalah saat-saat keponakanku-Aca, tiba-tiba melompat di dadaku dan sambil terbata-bata berkata,"Ikut Pak dhe..ikut Pak Dhe, ibu nakal huuuu..huuuu...
Kemudian ku cium pipinya yang tembem dengan rasa sayang dari dalam. Teranglah ibunya cemburu," Tuh keponakanmu ngga mau minum obat, gara-gara kamu sih, padahala dulu mau." Dalam hatiku,"Lha iyalah, lha wong di rudoparipekso begitu."
Lalu aku minta obat itu, lalu aku tawarkan ke Aca, ia pun menganggukkan kepalanya. Haa..em. ! Aku yang bujangan begini gitu lho ! Ternyata bisa membuat anak senang. Apalagi ibunya jutek ke aku dan sering merasa terusir dari anaknya jika
ada aku. Suatu ketika dia tertarik pada komputer di kamarku. Dari pintu kamar dia menyembulkan kepalanya. Sekali-kali menoleh ke arah ibunya yang selalu menguntitnya, seolah ada perasaan takut kalau di marahi.
Kasihan aku melihat perasaan takutnya, apakah ada sesuatu yang terjadi sepeninggalku selama ini, padahal dulu dia sering masuk tanpa permisi dan mengobrak abrik isi kamarku juga aku ngga pernah marah.
Mungkin ibunya yang memarahi dia kali, kasihan amat anak ngga tahu apa-apa di marahi. Aku lambaikan tanganku," Ayo kesini, Pak dhe ajarain main game !," Lalu dengan senangnya dia meloncat di atas pangkuanku. Eh ibunya ikut masuk kamar diam-diam.
Ya di usirlah dia sama Aca, " Ibu pergi...pergi..puergii !!" Dia rupanya keberadaaan ibunya tidak membuat dia terganggu. Lalu aku aku ajarin menggerak-gerakkan mouse, sekali dua kali, lalu pindah jari jemarinya yang mungil itu ke kibor. Mulailah kiborku jadi ketipung
di pukul-pukul ama dia. Tapi aku biarkan saja namanya juga anak kecil. Melihat Aca bahagia saja aku sudah bahagia. Setelah 10 menit kemudian akhirnya aku teringat sama ibunya, ngambek kemana ya dia ? Eh Aca ikut lalu meloncat dari pangkuanku lalu mencariu ibunya sambil menangis.
Menyesal juga aku tadi,mengapa harus ingat ibunya padahal sedang asyik main game dia. Rupanya Aca melihat hatiku terus, pantas dia senang sama aku, sampai ketika aku menutu matapun dia masih saja bermain-main di kepalaku. Kadang dia tiba-tiba menangis kencang tanpa sebab jika memandang ibunya
yang diam saja. Maklum lah cemburuan sih. Tidak mau mengakui ketulusan Pak dhe-nya. Peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu ketika dia masih berumur 2 1/2 tahunan.
Sekarang aku pulang kampung, keadaan rumah sudah berubah, tembok-tembok sudah bersih dari coretan Aca, mainan yang berserakan sudah tidak ada lagi, semua tertata rapi, kasur di kamarnya sudah di taikkan. Nampak sepi tidak ada swara canda tawa Aca lagi, atau swara pintu kamar yang di pukul-pukul lagi.
Lagu-lagu Peterpan dan film Spiderman tidak pernah kudengar dan kulihat lagi. Itulah lagu dan film kesukaan Aca. Biasanya kalau nonton film Spiderman ibunya sering jadi sasaran pukulan bukan aku, khan sayang pak dhe. hehe... Ingat masa-masa itu sering membuatku terharu dan menyunggingkan senyuman kecil.
Aku berbaring melihat ke langit-langit sambil bergumam sedang apa Aca di rumah neneknya. Mending nonton DVD aja ah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home