Wednesday, May 04, 2005

Arifin + bedah buku

Location : damaran
Tme/date : pagi/4/05/05
Story of dream :

Aku masuk kamar, di mana ada lukisan yang memenuhi dinding, aku sibuk menatanya kembali, rupanya aku menempati kamar bekas kamar Arifin teman SMP aku, dari semua lukisan yang aku koleksi itu, lukisan aku yang gambarnya tipis-tipis seperti masih sketsa sesuai dengan personal colorku. Setelah aku singkap ternyata kasurnya kotor, ngga pernah di jemur rupanya. Aku di kasih tahu Arifin bahwa kuncinya masih di bawa para penghuni-penghuni sebelumnya, tapi aku bilang sudah aku pasang kunci baru, selintas di ada swara Hilda teman G-boy.

Analisa:
Jadi mimpi itu juga merupakan sebuah lukisan hidup di alam jiwa, siapa yang menyaputkan kuasnya itu yang sedang hadir di alam bawah sadar kita sebagai tanggapan dari angan-angan kita. Apa bedanya dengan alam jiwa ?

Back to realty :

Semalem aku mencari informasi kapan ada bedah buku "Ronggowarsito", ternyata aku ngga mendapatkannya, paginya aku melihat TransTV ada Rieke yang mau memberikan presentasi pada acara tersebut. Aku menyimpulkan bahwa bukan hari ini acara tersebut berlangsung kemudian aku keluar dan chatting dengan Lana, dia bertanya ada apa di Klaten sekarang, aku jawab bahwa di Klaten lagi ada Festival Kethoprak. Jadi aku benar-benar lupa kalau acara bedah buku itu adalah hari ini, seolah memang ada yang memanggil hatiku, hari itu aku nampak ingin keluar rumah terus, dan keinginan itu begitu kuat aku keluarkan dan aku kendarai aku hanya melaju kemana hendak di bawa pergi, ternyata arahnya ke arah Solo. Di tengah jalan aku ketemu tetangga depan rumah, dan mengajak aku untuk join (di prospek), mau aku tinggalin begitu saja ngga enak, aku dengarkan saja kemudian aku pulang karena langit sudah mendung, sepertinya akan hujan.

Betul juga kantukku sudah hebat aku segera rebah dan tidur di iringi turunnya hujan di tengah musim kemarau.

Malamnya ketemu teman yang menceritakan tentang kegiatan bedah buku tadi, walah terus aku ceritain saja mimpi tadi pagi. Memang Tuhan sudah menghendaki demikian. Belum saatnya aku ikut-ikutan membedah buku itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home