Sunday, November 19, 2006

hello hil.

Location : Damaran
Time/date : 09.00-11.30 wib, Friday 17 Nopember 2006
Story of my dream :

Pagi hari Chuson memberikan tugas-tugas untuk mempromosikan usahanya, yang bagus dari mimpi ini adalah visualisasinya bernuansa ukiran emas, tapi kepenatan itu tidak berlangsung lama sebab ibuku membangunkanku untuk sembahyang.

Siang hari aku kencangkan bunyi swara IC radio supaya sinyalnya ngga begitu kerasa, jiwaku pun berkelana di antah berantah masuk perkampungan, kadang naik suzuki jimmy putih kadang berjalan,
tepat habis adzan jumat baru kerasa bahwa aku naik motor di sebuah jalan dekat stasiun kereta. Aku melihat kereta lewat kencang sekali. "Masih ada 1/2 jam untuk siap-siap sembahyang" kaat orag itu.

Location : Damaran
Time/date : 05.00-06.00 wib, Saturday 18 Nopember 2006
Story of my dream :

Lagu boyband dari radio yang kusetel sejak malam hari menguatkan gelombang mimpiku dan mucullah beberapa sahabat seperti ada hilman,herman,dll.
Jiwaku brada di antah berantah kali kecil yang sudah kering dan dipenuhi rumput. Di pinggir kali itu di parkir beberapa mobil kantor xenia. Dan jiwaku pun meluncur seperti main ski air, hilman memantau seseorang memantau aku selama pulang. seseorang itu lupa lagi aku, seperti di kuala kencana ya..hmm.

Kemudian swasana berubah dari hijau menjadi kering dengan debu airnya sungai mengalir di atasnya ditutupi plastik, dan beberapa onggok surat yang ditunjukkan ke PTFI.
Jangan-jangan suratku juga ternyata bukan, berarti suratku sampai dong. Seseorang itu siapa aku masih belum ngeh, masih saja disampingku.
yang jelas co. Sebuah kendaraan melintas didalamnya ada seorang tahanan. Temanku itu pun memberi tahu bahwa kalau ada nyala lampu merah berarti tawanan khusus.
Aku penasaran dan aku longok sebentar termyata penduduk setempat, keriting rambutnya.

Lalu mas herman s melihat aku naik tembok langit-langit atap sebuah gudang tua melihat di atas nampak ngga berani turun sebab menunggu tawanan tadi turun duluan.
dia ternyata hanya diikat dengan kawat yang di selipkan ke pakau saja, padahal perkiraanku dia itu kurang waras. Setelah turun aku ceritakan pada mas herman s, dia hanya bilang itu karena aku dilihatin sama ce.
Lagu radiopun berputar terus seiring hentakan beat-beat lagu itu jiwaku pun menyanyi. Hilman pun masih menyaksikan aksi tarian dan nyanyianku yang kadang aku rubah syairnya dengan nama seseorang artis.

Kalau lagi menyanyi jiwa-jiwa itu berwarna putih berkostum t-hirt, hadir anto adikku memutar vcd playernya dan mengikuti irama yang aku lagukan. Aku pun ingin melanjutkan perjalanan pulang pamitan sama hilman, naik sepeda begitu keluar dari areal hijau itu,
ternyata masuk daerah semarang di situ ada araka-arakan seorang tentara nampak menjadi panitianya. Perasaanku pun lega kok ujug-ujug sampai semarang padahal tadi di antah berantah. Agak kerepotan sih karena aku melawan arus kendaraan yang ternyata satu arah,
aku pun sibuk menghindari ratusan motor dan sepeda yang menuju arah berlawanan.

Tiba-tiba aku ingat aca ponakanku dan dijawab sama ayam jago peliharaan bapakku yang mengandung makna terntentu. Aku pun bangun segera, sebab sepertinya aca mengerti juga, sebab kalau sudah begitu kangennya ngga bisa dibendung...hehe.
Habis itu swara hati ngga nyambung bersahut-sahutan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home