Thursday, September 29, 2005

Pengaruh music dengan gerakan mimpi

Location : Damaran
Date/Day : 29/09/05 Kamis
Story of the beating of my heart :

Malam hari aku melihat extreme close up shots : wajah berlumuran darah warna kebiru-biruan campur hitam, entah wajah siap itu tapi aku bilang "Itu wajah kamu, bukan wajahku."
Biasanya aku bisa merubah bayangan itu dengan kekuatan pikiranku tapi kali ini " brengkele" Malah wajah itu semakin hancur meleleh, " Emang aku takut ?" gumamku.
Aku beri semangat saja untuk untuk unjk gigi. Kalau di bagus-bagusin nanti di kira aku takut heheh.

Cut to :
Time : Subuh
Soundtrack : Balqis - SNH
Int : Ruang makan rumahku sebelum di renovasi dulu. Hadir semua anggota keluargaku yang kini berpencar, acara makan sahur apa yah ?
Salah seorang menyembunyikan lauknya, tapi aku tahu memang orang itu sengaja memancing emosiku. Kami bergerak ke sana kemari sambil mengambil makanan yang sudah hangat, tapi irama gerakan kami sesuai ketukan lagu soundtracknya heheh.
Termasuk juga ketika aku mengejar orang yang menyembunyikan lauk itu, mana waktu sudah mau imsyak lagi, gerkan pukulanku juga seperti orang menari saja.

Comment :
Mungkin Ari adikku yang mengkahayal, soalnya dia yang suka mancing-mancing.

Cut to :
Ext : sebuah taman seperti pengajian swasana gelap, mungkin karena musik terlalu kencang.

Ada seekor kucing angora hitam putih yang lepas milik ratu naik memanjat pohon, lalu aku naik mengejarnya. Dan hap!!!lalu tertangkap.
Katanya itu tadi sayembara, jika yang dapat memberikan kucingnya kalau laki-laki dijadikan suami kalau perempuan dijadikan saudaranya.
Heheh ada-ada aja. Siapa sih yang suak bisik-bisik.

Comment :
Paginya aku di ajak pengajian tafsir di tetangga, tapi sayang aku nga bisa sebab mau antri beli bensin.

Back to realty : Time : 5.30 wib
Antrian panjang memenuhi POM bensin, aku turut juga antri walau belum buka, aku lihat di papan tulis " BENSIN HABIS",
Kok masih ada yang bawa dirigen, bukannya ngga boleh. Malah ada seorang bapak-bapak tua dengan yamaha bebek tuanya,
datang sambil membawa tanki motor honda laki yang di taruh didepan sedelnya sehingga mirip motor laki-laki, sudah begitu masih bawa botol aqua lagi.
Tapi selidik punya selidik ternyata baru datang bensinnya jam 10.00 wib. Pulang dulu ah, meneruskan mimpi hihihi.

Time : 08.00-10.00 wib
Ext : Depan rumah
Swasana terang benderang.
Seorang berkaos Singlet nampak seperti mengerjakan sesuatu entah mengiris bumbu masak, tiba=tiba V.O. = Guoblog !!!

Cut to :
Bulikku dari Jepara datang dengan seragam Pramuka, lalu seorang bule rambutnya mirip bulikku datang dengan pakaian seragam Pramuka.
Oh ternyata bulikku bule ya, kok selama ini ngga ngeh. And story goes heheh...in fact : bukan bule.

Cut to:
Di sebuah masjid atau kamar ? aku mau sholat lihat mas Ipung rebah. V.O = wak akbar.
Sekelebat ada orang-orang berjubah yang entah mengajak kemana.

Comment :
Kontak batin seperti biasa

Cut to:
Di rumah must donk, aku di cariin oleh beberapa orang dari asrama Kalsel, lalu aku suruh mereka nunggu sebentar.
Rupanya mereka di antar oleh mbak Dian, kalau dilihat interiornya sih bukan rumah must donk.

Comment :
Berarti aku harus ke Jogja nih heheh.

Time : 21.00 wib
Aku berada di sebuah drama penculikan, lama sekali aku menunggu apa yang akan terjadi, lama-lama aku bosan lalu pergi menyelamatkan diri, buat apa sih lihat yang kayak gitu. Begitu keluar dari swasana itu ternyata Ari adikku sudah berada di beranda sebuah rumah dan duduk sambil tersenyum. Aku sendiri jadi menggendong seorang anak kecil. Sampailah pada sebuah stasiun kereta, kereta datang dan para penumpang berebutan, tapi aku jalan santai saja tidak ikut-ikutan berebutan walau mbak-mbak itu menyuruh aku melompat. wal hasil banyak yang terseret. Aku masih sadar kalau aku tidur di rumah jadi ngga begitu panik, malah beberapa menit kemudian kereta itu melesat dari rel dan mengguling hampir menimpa kami berdua, untung tidak menimpa. Tidak seperti kereta sungguhan. Yang ini banhannya ringan seperti kaleng kerupuk saja. Anak kecil itu sepertinya Joko adikku. Untuk meyakinkan aku tengok dia, dan aku pencet nyamuk yang melekat di lehernya hingga darahnya membekas merah.
Kemudian aku terbang sambil menggendong dia dan mencari lokasi ayng tepat untuk di dirikan rumah supaya dekat dengan transportasi kereta....pemandangan dari atas cukup menarik. Tapi aku putuskan untuk kemudian tidak tinggal di dekat rel kereta, bersamaan dengan itu putuslah mimpiku.

Comment :
Kenapa ujug-ujug ke stasiun kereta yah, oh ternyata setelah aku buka email di milis klaten, topiknya lagi mebicarakan tentang tiket kereta dan mudik lebaran.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home