Wednesday, July 06, 2005

Ada Hilman dan Nikk

Location : Damaran
Day/ Date: Sabtu - 05/06/05
Time : 05.00- 07.00 wib sambil dengarkan lagu Ada band yang di ulang-ulang
Story of the beating my of they heart :

Int: Rumah Warna putih.
Aku, Nikk, Hilman sedang menghafalkan sebuah lagu untuk pentas nanti malam, hanya 3 bait saja. Tapi karena telinga sambil mendengarkan lagu yang berasal MP3 player jadi ngga hafal-hafal. Panik juga aku, lalu aku memilih merebahkan diri sebab kepala masih berat. Baru hafal 2 bait, eh bait ketiga di ganti orang lain. "Ya sudahlah." Kataku. Swasana hatiku jadi kurang enak karena mereka berlatih terus, mungkin karena aku menyendiri, tapi sebenarnya lagi menghafal lirik lagu itu. Kemudian aku mendekati mereka yang sedang kumpul sambil bawa kasur warna merah hati beraksen putih.

Comment : cerita detailnya lupa lagi, terkontiminasi dengan lingkungan di mana aku tidur, kadang interiornya berubah jadi interior dimana aku tidur. Kasur merah itu juga punya simbahku heheh.

Cut to:
Int: sebuah masjid di damaran
Aku di minta sarannya judul yang lagi ngetrend untuk thesis saat ini.
Kemudian ada tulisan di pojok masjid itu Judul-nya. Tentang "positioning dala pemasran." Di tulis dalam huruf gothic warna putih di kasih list merah. "Nanti aku bantuin bikinnya," kataku. Seorang di depanku, seolah beranya mengapa aku mau bantuin. Aku bilang saja bahwa aku juga S2, sekalian belajar juga. Memang aku nga pernah kuliah tapi ujian langsung, statistik dapat nilai B heheh. ( in fact : tidak pernah S2 ) habis pengen tahu aja sih.

Comment : Mas Nuaim kalau ada tiket return boleh deh, sekaligus akomodasi di Jerman heheh.

Cut to:
Int: teras sempit sebuah rumah
Anak SR yang mau mengadakan acara dengan panggung.

Comment :
Cerita detailnya lupa lagi euy. Tapi pas mimpi aku sambil pura-pura mengetik supaya ngga lupa, sebab kalau keluar dari dimensi itu biasanya sudah lupa lagi.
Sebenarnya sulit lho mengingat mimpi itu. Entah pakai cara apa untuk mengingat lagi, tapi biasanya memang aku ceritakan lagi di dalam hati pada saat berlangsungnya mimpi, seperti orang biasa mengahafal pelajaran sekolah.

Cut to:
Int: Kelas Nuaim ( Jerman ) ada 2 toilet di sebelah kiri/kanan papan tulis.
Swasana kelas tenang, sebab lagu yang aku putar di MP3 player-ku memang lagu slow tentang kasih sayang heheh. Di sebelah kanan aku Sabtono duduk di samping ruang menghadap ke arah wanita yang duduk menghadap ke papan tulis. Jadi laki-lakinya duduk menghadap wanita. Kostum coklat Pramuka. Nampak Hani di depan Sabtono dengan wajah yang masih imut seperti ketika SD dahulu. Sesekali dia melihat kekiri jadi kami bisa menikmati wajahnya. Tapi Hani anak alim jadi tidak di buat-buat. Di sebelahnya ada seorang wanita yang memang mencari perhatian, tengak kanan-kiri memamerkan bibirnya yang seksi seperti Alicia Silverstone, sesekali menatapku, hampir aku tergoda heheh…… Masing-masing anak punya sapu tangan (handuk kecil) yang di letakkan di depan meja. Biasanya untuk mengalasi janggut, maklum jaman SD dulu suka menaruh janggut di atas meja saking tingginya meja. Sabtono sambil menaruh di janggut memperhatikan-ku yang sedang memperhatikan Hani, " Amir sedang mikirin Si anu ya ? katanya. Dalam hatiku aku mau bilang " kok tahu ya ?" Tapi aku tersenyum pura-pura saja heheh, sebab kalau aku jawab tidak nanti si anu-nya tahu bakalan marah deh. Biasanya dia khan bisa muncul tiba-tiba. Bagaimana dengan pak guru Nuaim, ternyata dia sedang ke toilet cuci tangan. Sementara itu aku belum mengeluarkan handukku sebab sama dengan handuk kepunyaan Sabtono heheh. Tapi bagaimanapun juga aku butuh handuk, jadi aku keluarkan, spontan dia komentar," yang beli di rumah Bu Karno yah ?". Aku ke tolilet untuk mencuci janggutku yang tadi pake handuk orang lain. Dan di situ aku lihat Nuaim masih ada sambil membasuh tangan kirinya semenatara tangan kanannya memegang buku. Swasana tenang terpengaruh lagu dari MP3 player. Di dekatnya aku bisikan," Tenang mas tar aku bantuin bikin thesisnya." Ternyata persepsiku masih sama dengan mimpi bagian pertama tadi. Lalu mataku tertuju pada interior toliet, lihat besi-besi kuno seperti sumur pompa. Airnya kok kecil amat dan tidar segar. ( kakekku di rumah kalau buka air juga kecil ) Aku pindah ke toilet sebelah kanan papan tulis. Lalu aku buka besar-besar supaya segar.

Comment : Begitulah kalau aku mimpi pasti masih dalam satu persepsi yang sama, entah para aktor lainnya. Mungkin hanya sekedar mengalir/ nempel saja.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home