Friday, October 20, 2006

hawa panaspun hatiku bersalju

Location : Damaran
Time/date : Thursday, 12.00-15.00 wib/ 18 Oktober 2006
Story of my dream :

Aku melihat dari kejauhan seseorang memakai jas hitam menelpon di telepon umum warna kuning, lalu jiwaku pun mendekatinya,
lho kok lari kencang sekali" hoi paidi jangan lari..oi " teriakku sambil mensejajarkan dengan kecepatannya.
Mungkin dia baru dikabari mas roso. (UK).

Selintas Rsunarini DI`92 di depan komputernya sambil mengetik, lalu bergantilah wajah ce yang lain tengkurap sambil mengetik.
seperti lagi pada chatting heheh.

Jiwaku dibawa ke musim salju, padahal aku tiduran sambil berkeringat begitu walaupun pasang kipas. Swasananya seperti di Bandung tepatnya di seoanjang dipati ukur, masa bandung musim salju sih ?
beberapa alumni SR`91 jalan-jalan berpasangan, lalu naik mobil bak aku duduk bersama mereka di belakang, tiba-tiba di tangan saya menggenggam sebunngkus rokok jarum coklat.
"lho yang naruh ditanganku siapa nih ?" lalu seseorang mengambil lagi dari tanganku. Anehnya dalam mimpi ini, setiap orang yang saya dekati menunjukkan kalau dirinya tidak puasa,
dengan mengambil sebongkah salju lalu menglamutinya, atau sengaja mencium pasangannya. Maksudnya apa ? "walaupun puasa saya juga MP3" bisik seseorang.
Kemudian aku berjalan ke di trotoar sepanjang dipati ukur, seolah aku baru saja memilih jurusan masuk studio. Teman sebelahku memperkenalkan sebagai ali imran.

Aku masih setengah terjaga ketika itu kulihat petasan melayang mengeluarkan percikan apinya. Begitu bunyi dorr...swaranya di dubbing jendela kamarku yang menutup.
Lalu gerakan petasan itu siapa yang menggerakkan ? Ah mungkin tetanggaku yang lagi iseng. Memang biasanya tiap malam pada bunyiin petasan cabe rawit sih.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home