Thursday, June 23, 2005

mimpi panjang banget

Location : Cilebut
Date/ day : 23/06/05 Kamis
Story of my dream :

Time : 05.30 wib
Tidurku diiringi oleh swara radio entah radio apa aku tidak perhatikan. Sampailah pada acara pengajian pagi, beberapa alumni SR hadir.
Dalam hati : untung pas acara ceramah jadi swaranya di dubbbing oleh swara radio itu. Swasana mimpi khusuk, kostum kami putih natural.
Munculah Nik sebagai orang yang di dubbing, sebuah spanduk panjang di bungkus plastik bernuansa merah putih. Kemudian nanang datang untuk merapikan.
daerah-daerah yang menggelembung, anehnya dia malah masuk di dalam plastik itu. Lucu khan, melihat kelucuan itu akupun tidak tertawa sebab Nikk masih ceramah dengan khusuknya.
Sementara itu dari ujung jalan datang seorang bertubuh agak besar, gondrong memakai kostum yang sama denga hiasan lehernya sedikit dan bercelana pendek berdiri menatap kita.
Rupanya si penceramah mengomentari dia, dengan nada-nada bertanya kenapa begitu. Aku jawab saja : "Ya iyalah dia pengikut thariqat."

cut to:
Nah yang ini yang di dubbung ganti, yaitu : Rio ( midle shoot)
Swasana semakin khusuk, dengan wajah-wajah yang sembam.
Kami berdiri rapat dan saling berhadapan, sesekali aku yang berdiri di sampingnya ku tengok wajahnya, hm..putih mirip bule."
Hehe hanya ingin memastikan saja kok. Sedang yang lainnya aku tidak begitu kenal.

cut to:
Bapak di kampung minta mengirim makanan dari fresher untuk nenek. Ibuku sudah duluan aku di minya jemput.
Eh ternyata makanan sudah di bawakan oleh teman-teman SR'92 di bawa ke ruang desain interior ( kok distorsi begini ? )
Lalu aku bawa sisa yang belum di bawa naik keatas. Begitu aku taruh makanannya, ada kotak infak di di dekat makanan itu.
Lagi-lagi minta duit dengan versi agak lembut.

Time : 10.00 wib
Aku duduk-duduk di sebuah warung pinggir jalan dengan anak SR'92 ( dhani, dll )
kemudian pindah ke warung yang terbuat dari kardus. Untuk pasangan suami istri di partisi selebar badan.
Aku lihat nasinya di pegang di tangan kirinya mirip mangkuk. Setelah di suapkan mereka pergi. Aku melongok ke tempat itu, sempit kali.
Ada-ada saja orang seni nih. Aku datang bersama ibuku mengambil tempat yang luas, dan mulai mebuka buku menu.

cut to:
Seorang pria sedang mendekati dengan bahasanya ngalor ngidul yang intinya minta bantuan Rp.400 ribu untuk bayar sewa kamar.

cut to:
Sebuah acara TV yang di hadiri oleh para pasangan seni rupa entah jurusan apa. Wajah-wajah mereka sudah agak berubah. Kecuali Fariz RM.
Int : sebuah ruang pameran interior. Ada beberapa kompi yang di pajang.
Bersama dengan seseorang pria dan mas Fariz. Aku di tawari laptop yang bentuknya mirip perisai LCD nya sebesar A4.
Tapi sayang cahayanya tidak stabil bisa merusak mata. Lalu aku tanya," Mau di lepas berapa mas?" belum di jawab dia sudah menawarkan yang lain yang lebih kecil,
enak untuk mengetik. " Orang seni mah suka yang lebar LCD nya buat melukis khan," seloroh pria di sampingnya.
"Eh laptopnya belum kamu matikan yah ? cepat matikan, menghabiskan listrik ! " katanya. Aku bergegas ke ruang pamer sebelah untuk mematikannya.
Waktu aku cabut tiba-tiba ada yang menegur," Eh jangan di matikan, khan masih di pake oleh mbak itu," kata seorang wanita berbaju putih sambil menunjuk seorang wanita.
Seorang bapak-bapak tua dari daerah datang berkunjung membawa sebuah souvenir buat Fariz RM, dia pun menerima dengan senang hati.

cut to:
Int : swasana ruang ujian SMA 1 Klaten
Aku mencontek dan ketahuan, lalu kertas ulanganku di minta. Melihat swasana hati seperti itu, aku langsung bereaksi, saya jawab pakai kertas lain saja ya Pak. Kemudian muncul Pak Rantiyono dan Pak Nardi.
Putuslah fanaku, di ganti suara Tika ,"Sudah mengarang lagu saja, bisa dapat uang banyak." kata beliau sambil tertawa.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home