Thursday, February 23, 2006

semakin seru

Location : Damaran
Date/ Day/ : Rabu 22/02/06
Story of the beating of my heart :

Int : puter bintaro
Deden, dll sedang duduk-duduk di ruang tamu, aku di ruang gelap sambil mengecilkan window sebab sedang nonton VCD.

Ext :
Depan rumah
Tomi tetanggaku hadir dan bilang dia barusan dari Ausie Cuma melanyahkan bahasa Inggrisnya, lalu aku tanya berapa biayanya ? Dia mulai berpikir hmm…
Setting berubah jadi jaman dulu sebelum rumah di renovasi, beberapa orang tidur di teras sebelah tembok kamarku.

Cut to :
Ext : jalan menuju angkringan

Seorang cewek dengan mobil karimun warna ungu, melaju sedang aku dnegan angkot butut di sampingnya. Akhirnya sampailah tempat angkringan seperti biasa dia menaktrirku, tapi aku selalu menghindari Tahu/tofu, takut formalin. Dia masuk ke warung di depan yang agak tertutup. Mungkinkah dia nana sepupku ?

Cut to :
Swara Aca dan ibunya di kamar tamu membuat tidurku tertahan pada fase-fase REM dan di antara sliwar sliwernya jiwa yang ingin tahu sedang apa gerangan diriku dalam kamar gelap, kadang jiwaku main petak umpet jika di intip Aca. Mungkin mereka mengira mati, jadi aku bangkit bawa selembar kain kafan hingga nampak terang. Kemudian muncul juga gambaran-gambaran seperti 2 buah kuburan dan jiwaku pun bangkit ingin tahu ada apa di atasnya, ternyata bukan kembang mawar tapi rambut yang bertebaran entah rambut siapa itu nampak bergelombang.

Location : Damaran
Date/ Day/ : Kamis 23/02/06 time : 01.00 wib
Story of the beating of my heart :

Swara tongkat kakekku mengetuk pintu membuat tidurku agak terganggu dan sampailah pada fase REM, kembali ke jadul sebelum rumah di renovasi di mana kamar kakekku ada jendela menghadap ke belakang rumah. Swara tongkat berubah jadi swara ketukan jari anak kecil dari luar jendela kaca buram itu, dan kakekku minta tolong siapa itu. Jiwaku bangkit dan menuju ke arah kamar kakekku lalu aku coba identifikasi anak kecil di luar. Aku kira anak kecil itu anak tetangga belakang rumah, lalu aku suruh dia pergi dengan melambaikan tanganku, aku ajari kakekku mengusirnya. Lalu jiwaku balik lagi ke tubuhku. Kok jadi penasaran yah ? Lalu jiwaku ngechek lagi, benar juga anak kecil itu sudah tidur di samping kakekku dengan santainya. Mana rambutnya acak-acakan lagi, lalu aku agak kesal lalu aku minta dia meninggalkan tempat tidur kakekku sambil melihat apakah ada yang hilang. Anak itu turun ranjang tapi tubuhnya berubah gepeng hanya sekitar 10 cm dari tanah hehehe aneh, ku giring dengan tongkat kakekku. Sampailah di depan teras rumah hmmm… masih seperti belum di renovasi. Ada ibukku ang menanyakan siapa anak kecil itu, kok berubah jadi kura-kura ( bulus ) warna hijau hehehe aneh lagi. Kemudian bulus itu menjelma menjadi seorang wanita berseragam kopasus, nah lo siapa lagi ini, sepertinya dia menawarkan diri deh…heheh "Ya udah aku piara saja, mau ngga ?" kataku padanya beranda. Wanita itu nampak tersipu-sipu mau. Eh datang kopasus jantannya, maksudnya yang lakinya " Mbak jangan suka main-main ah."

Akhirnya seluruh anggota keluarga menuju kamar kakekku termasuk ponakanku Aca, aku pun bangun dan dan duduk sejenak. Aku lihat telapak kaki Aca gatal, mengingatkan aku sewaktu di Timika dulu, ternyata dia bilang karena mengnijak sesuatu di dalam masjid tadi, hmmm… jadi dia belum tahu sebabnya, memang belum saatnya dia tahu tentang hal yang sebenarnya. Kakekku juga mati-matian menjelaskan kepada kami," kenapa pada ngga pada udeng sih ?" padahal Cuma tongkat beliau yang ngga bisa di cantolkan, tapi yang dia cari kakinya, entah kakinya, hmm kakek yang aneh ? #L*# memang semenjak tidak baca doa-doa di buku kecil, dia jadi agak linglung. Makan minum dan ke belakang saja tiap hari. Kok jadi ngelantur sih ?

Time : before subuh

Cut to :
Int : sebuah ruang tamu
swara radio kakekku menghiasi terus alam tidurku kali ini dengan visualisasi sahabat salik dengan Guru kami dengan dalam swasana ngobrol santai. Di sebelahku ada salik yang setia mendengarkan, dia cerita tentang bagaimana dia mendapatkan jodoh dulu, tiba-tiba rebah saja di pangkuannya," katanya,

cut to:
pemain ; para tetanggaku
menemukan sebuah lembaran warna kuning mirip roti tawar segedhe kamar, entah siapa yang punta ide masak daging ular, rupanya mas rus depan rumahku yang suka makan. Kali ini pesta besar dan nasi-nasi sebakul di lempar-lemparkan. Aku menyiapkan hidangan-hidangan kepada para hadirin. Namun konsentrasiku terbelah jadi dua telingaku ke orang ceramah di radio, swasana berubah muncul di sebuah bangunan square dengan seorang wanita, hmm siapa yah ? tapi masih ada kripik ular di depanku yang siap di santap, tiba -tiba pas nempel dengan dia jadi berhenti bergerak, ( hatiku diam ) karena telingaku tune in 100% ke radio hehehe.

In fact : swear aku belum pernah makan daging ular.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home