Tuesday, July 18, 2000

Selamat Waisyak

Location : Timika
Date/ time : 18/07/2000

story of dream :

Dapat kiriman buah-buahan oleh seorang Budha, beserta ucapannya . "Selamat waisyak ya".. "Lhok selamat waisyak khan saya Islam" kataku

Terus buah-buahan itu saya bagikan anak-anak yang mengasih tahu tadi.

1 Comments:

Blogger Dream Come True said...

From: "Satria Iman Pribadi"
Assal;amu'alaikum w.w.

Rumusan ini seperti yang dikatakan pak Sunarman adalah merupakan hipotesa.
Untuk itu, untuk sampai dalam taraf teori dan bisa dipakai, maka rasanya
perlu diuji terlebih dahulu.

Ma'afkan saya yang kurang ilmu ini untuk memberanikan diri mencoba ikut
mengujinya.

Pertama. : kalau Islam dimasukkan sebagai agama, maka nampaknya kesimpulan
bahwa tidak ada otoritas agama sa'at ini untuk menghukum pelanggar agama,
tidak bisa dipakai. Dalam Islam, sejauh pemahaman saya, pelanggaran agama
bisa dihukum, dan dilakukan sejak zaman Nabi sampai sekarang (di beberapa
negara). Yang sudah pasti dihukum adalah pelanggaran aturan agama yang
mengatur interaksi antar manusia. Memang tampaknya interaksi dengan dirinya
sendiri, metafisik, dan interaksi (ibadah khusus) dengan Tuhan, hukumannya
di akhirat. Tetapi interaksi antar sesama manusia dan dengan alam (perusak
alam, tidak bayar zakat) harus dihukum sekarang juga (didunia). Untuk itu,
Islam mengenal istilah ulil amri, penegak hukum, lembaga peradilan (saksi,
hakim, penuntut), lembaga pertahanan dan siasat perang, dll. Walaupun
bentuk formalnya tidak diterangkan secara rinci (untuk lapangan ijtihad),
akan tetapi lembaga atau badan yang mengurus hal itu diperlukan ada menurut
Islam. Begitulah pemahaman saya tentang Islam.

Kedua. : kalau definisi agama ini mutlak dibatasi seperti yang disimpulkan,
maka berdasarkan argumen diatas, menurut saya Islam tidak termasuk agama,
atau bukan hanya sebagai Agama. Jadi agama adalah himpunan bagian dari
Islam atau hanya salah satu dari fungsi Islam.

Kesimpulannya, definisi yang diberikan tidak cukup untuk memuat Islam.
Islam lebih dari itu, atau melewati batasan definisi agama yang coba
disimpulkan oleh pak Sunarman.

Kalau diterapkan pada kenyataan Kristen Hindu, Budha, Tao, tampaknya
definisi agama ini bisa diterapkan pada mereka, karena sanksi yang mereka
berikan pada pelanggar aturan praktis tidak ada. Sedangkan dalam islam ada
sanksi tersebut. Jadi Islam berbeda dari Kristen, Budha, Hindu, Tao, dll.

Sekian pendapat saya sementara.

Wassalamu'alaikum w.w.
Satria Iman Pribadi

----------

>
> Assalâmu 'alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh.
>
> Setelah membaca tanggapan dari rekan-rekan, saya rumuskan batasan
> sementara yang lebih merupakan suatu hipotesis untuk kita uji bersama.
> Batasan ini kelak dapat diubah jika ternyata kurang tepat, apalagi
> batasan dan uraian di sini tidak mengacu kepada sesuatu konsep
> tertulis dan hanya berdasarkan pengamatan terhadap realita.
> ___________
>
> Agama adalah sistem menyeluruh yang dimaksudkan untuk mencapai
> kebahagiaan dan kesempurnaan hidup dengan menetapkan tata-cara yang
> perlu ditempuh manusia dalam:
> a. berinteraksi dengan dirinya sendiri
> b. berinteraksi dengan manusia lain
> c. berinteraksi dengan lingkungan fisik
> d. berinteraksi dengan lingkungan metafisik
> e. berinteraksi dengan Tuhan
> __________
>
> Batasan ini selalu kita jadikan acuan dalam menilai semua aspek agama.
> Menerima batasan itu membawa konsekuensi: apabila nanti kita menemukan
> sesuatu pengamalan agama yang terbukti tidak mengarah kepada
> kebahagiaan dan kesempurnaan hidup, atau bahkan lebih mengarah ke
> timbulnya kekacauan baik dalam diri seseorang maupun dalam masyarakat,
> maka kita dapat menduga adanya kesalahan dalam memahami dan/atau
> menerapkannya. Selanjutnya, merupakan tugas kita untuk meluruskan
> sesuatu yang disangka atau didakwakan sebagai agama tetapi tidak
> mengarah ke kebaikan.
>
> Karena agama hanya menetapkan tata cara, maka agama tidak bersifat
> memaksa. Pelanggaran-pelanggaran umumnya hanya diancam dengan hukuman
> 'akhirat'; tidak ada otoritas agama masa kini yang berhak menghukum
> para pelanggar aturan agama. Kalaupun ada sanksi, sanksi itu diberikan
> oleh otoritas di luar agama. Pelanggaran agama umumnya terjadi karena
> seseorang belum benar-benar beriman atau belum memahami makna suatu
> aturan.
>
> Kesempurnaan hidup ini perlu diupayakan secara terus-menerus tanpa
> henti untuk mengimbangi gaya-gaya yang terus-menerus pula menarik
> kehidupan ini ke arah kerusakan. Di sini perlu disadari adanya dua
> gaya saling berlawanan yang selalu eksis, satu pihak menarik ke arah
> negatif, sedang di pihak lain, agama menarik ke arah positif.
>
> INTERAKSI DENGAN DIRI SENDIRI:
> Manusia merupakan miniatur alam semesta. Semua wujud fisik dan
> gaya-gaya (non-fisik) yang ada di alam semesta, terwakili di dalam
> diri seseorang. Gaya-gaya yang saling berlawanan seperti yang disebut
> di atas mempengaruhi pikiran, tindakan dan kualitas kebahagiaan
> seseorang. Apabila seseorang mampu mengendalikan gaya-gaya tersebut,
> maka jagad miniatur dalam dirinya akan merasakan kebahagiaan yang
> sejati. Selain agama, masalah ini juga dipelajari dalam ilmu filsafat
> dan psikologi.
>
> INTERAKSI DENGAN MANUSIA LAIN:
> Bidang ini sudah dipelajari dalam ilmu-ilmu sosial, tetapi agama
> memberi penekanan khusus dalam cara berinteraksi dengan menggunakan
> motif-motif religius untuk menghasilkan keserasian dalam berinteraksi
> dengan sesama manusia.
>
> INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN FISIK:
> Bidang inipun sudah banyak diungkapkan oleh ilmu fisika, biologi,
> geologi, ekologi dll, namun agama dengan caranya sendiri juga turut
> campur dalam memberi petunjuk-petunjuk agar kita tidak memperlakukan
> lingkungan alam sekitar dengan semena-mena dan menimbulkan kerusakan.
>
> INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN METAFISIK:
> Icon-icon metafisik seperti dosa, pahala, surga, neraka, hari
> pengadilan, kiamat, malaikat, bidadari, jin, syaitan, dajjal, (dan
> dewa-dewa pada beberapa agama lain) merupakan simbolisasi dalam
> menerangkan berbagai gaya dan realita metafisik yang bekerja di dalam
> alam semesta ini. Gaya-gaya itu masing-masing bekerja dengan cara-cara
> yang khas dalam mempengaruhi manusia, dan agama mengajarkan bagaimana
> kita berinteraksi dengan gaya-gaya itu untuk mencapai kebahagiaan dan
> kesempurnaan hidup.
>
> INTERAKSI DENGAN TUHAN:
> Di satu pihak, Tuhan merupakan sumber, pencipta dan pengendali seluruh
> gaya-gaya yang berkerja di alam semesta. Dia dikonotasikan sebagai
> suatu gaya yang Mahaperkasa dan Mahakuasa. Pengikut agama digiring
> untuk 'takut' (taqwa) kepadanya sehingga tidak berani menyalahi
> larangan dan perintahnya.
> Di pihak lain, Tuhan juga dijadikan idola; sifat-sifatnya yang serba
> sempurna itu ditiru. Meskipun orang yang melakukannya tidak akan dapat
> menyamainya, sekurang-kurangnya ia menjadikan dirinya mempunyai sifat
> yang mirip dengan Tuhan. Misalnya, kalau Tuhan mempunyai sifat
> Mahapengasih, orang yang menirunya paling-paling hanya bisa mencapai
> sifat Sangat Pengasih. "Menyempurnakan diri" atau "mendekatkan diri
> kepada Tuhan" berarti mengubah diri agar mempunyai sifat-sifat
> kesempurnaan yang mendekati sifat-sifat Tuhan. Sifat-sifat Tuhan yang
> serba Maha itu menunjukkan keluasan yang tanpa batas. Jika sesuatu
> sifat masih berbatas dan masih terukur, maka sifat demikian itu belum
> merupakan sifat Tuhan.
>
> Sekian dulu sebagai pengantar. Insya Allah kita akan berdiskusi lebih
> detail mengenai hal-hal di atas dalam topik-topik yang lebih spesifik
> namun tetap mengacu kepada definisi yang dituliskan di sini.
> Silakan, siapa saja boleh menulis perkara-perkara yang berkaitan
> dengan penerapan agama yang kita temukan sehari-hari, dikaitkan dengan
> definis tersebut.
>
> Wassalâmu 'alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh.
> RS
>

Sun Apr 17, 10:55:00 PM  

Post a Comment

<< Home